Pelaksanaan Pengumpulan Data Teknik Pengolahan Data Analisis Deskriptif

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

IV.1 Pelaksanaan Pengumpulan Data

Peneliti menempuh beberapa tahapan penelitian dalam pengumpulan data. Tahapan tersebut adalah sebagai berikut : IV.1.1 Tahap Awal Penelitian diawali dengan meminta surat izin penelitian dari bagian pendidikan FISIP USU, yang ditujukan kepada Kepala Badan Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan. IV.1.2 Pengumpulan Data Bab ini merupakan uraian dari hasil penelitian yang dilakukan mengenai ”Pengaruh Komunikasi Vertikal antara Pimpinan dan Perawat yang menjadi Kepala Ruangan Terhadap Peningkatan Layanan RSUD Dr. Pirngadi Medan”. Mulai pada tanggal 20 April 2009, peneliti menyebarkan kuesioner yang telah dipersiapkan untuk dibagikan kepada responden dalam hal ini perawat yang menjadi kepala ruangan di setiap ruangan dan penyebaran serta pengambilan kuesioner berakhir pada tanggal 16 Mei 2009. Kemudian pengumpulan data mengenai sejarah rumah sakit diperoleh melalui bagian tata usaha.

IV.2 Teknik Pengolahan Data

Setelah peneliti mengumpulkan 30 responden, kemudian dilakukan pengolahan data dengan tahapan-tahapan sebagai berikut: 74 Universitas Sumatera Utara 1. Penomoran kuesioner: kuesioner yang telah dikumpulkan diberi nomor urut sebagai pengenal 01-30. 2. Editing: peneliti mengedit jawaban responden untuk memperjelas jawaban yang meragukan dan menghindari terjadinya kesilapan pengisian data dalam kode yang disediakan. 3. Coding: Proses pemindahan jawaban responden ke dalam kotak-kotak kode yang telah disediakan pada lembar kuesioner dalam bentuk angka skor. 4. Inventarisasi: data mentah yang diperoleh dimasukkan ke dalam lembar FC sehingga membentuk kesatuan. 5. Tabulasi data: pada tahap ini, data FC dimasukkan ke dalam tabel. Tabel tersebut terdiri dari tabulasi deskriptif frekuensi dan tabulasi deskriptif tabel silang crosstab. 6. Analisis Korelasi: tahap dimana peneliti menggunakan Piranti Lunak SPSS versi 10.0.

IV.3 Analisis Deskriptif

Yaitu penelitian yang memberikan gambaran mengenai situasi-situasi atau kejadian-kejadian. Suatu analisa yang dilakukan dengan membagi-bagikan variabel penelitian ke dalam kategori-kategori yang dilakukan atas dasar frekuensi.

A. Analisis Statistik Deskriptif Frekuensi

Berdasarkan output data, pada SPSS viewer dapat dijelaskan sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara IV.3.1 Karakteristik Responden Karakteristik responden perlu disajikan untuk mengetahui latar belakang responden. Karakter yang dipakai adalah jenis kelamin, usia, pendidikan, penghasilan bulan, dan lama bekerja di RSUD Dr. Pirngadi Medan. Tabel 4.1 Sumber : P.01FC.03 Berdasarkan tabel frekuensi terhadap data jenis kelamin responden dapat dijelaskan untuk jumlah responden pria sebanyak 4 orang atau sebesar 13,3 dengan nilai keabsahannya valid percent 13,3 dan kumulatif cumulative percent 13,3 sedangkan jumlah responden wanita sebanyak 26 orang atau sebesar 86,7 dengan nilai keabsahannya valid percent 86,7 dan kumulatif cumulative percent100. Dengan demikian, jenis kelamin responden yang lebih banyak adalah wanita dibanding pria. Hal ini dikarenakan pihak manajemen RSUD Dr. Pirngadi Medan lebih banyak memilih perawat berjenis kelamin wanita pada saat setiap pemilihan kepala ruangan. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.2 Sumber : P.02FC.04 Berdasarkan tabel frekuensi terhadap data usia responden perawat RSU Dr. Pringadi Medan dapat dijelaskan untuk responden yang berusia 25-35 tahun sebanyak 1 orang atau sebesar 3,3 dengan nilai keabsahannya valid percent 3,3 dan kumulatif cumulative percent 3,3, usia 36-45 tahun sebayak 9 orang atau sebesar 30,0 dengan nilai keabsahannya valid percent 30,0 dan kumulatif cumulative percent 33,3, usia 46-55 tahun sebayak 20 orang atau sebesar 66,7 dengan nilai keabsahannya valid percent 66,7 dan kumulatif cumulative percent 100,0. Dengan demikian dapat dilihat bahwa pemilihan kepala ruangan yang sedang bekerja di RSU Dr. Pringadi Medan lebih banyak dilihat dari lama bekerja atau lebih memiliki pengalaman selama bekerja. 77 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.3 Sumber : P.03FC.05 Berdasarkan tabel frekuensi terhadap data pendidikan terakhir responden dapat dijelaskan untuk jumlah responden yang sudah tamat SMA Sederajat sebayak 5 orang atau sebesar 16,7 dengan nilai keabsahannya valid percent 16,7 dan kumulatif cumulative percent 16,7, tamat Diploma sebanyak 9 orang atau sebesar 30,0 dengan nilai keabsahannya valid percent 30,0 dan kumulatif cumulative percent 46,7 , dan tamat Sarjana sebanyak 16 orang atau sebesar 53,3 dengan nilai keabsahannya valid percent 53,3 dan kumulatif cumulative percent 100. Dari data tersebut diketahui bahwa responden terbesar adalah yang berpendidikan terakhir Sarjana. Hal ini dilatarbelakangi karena pihak manajemen RSUD Dr. Pirngadi Medan pada saat sekarang ini lebih banyak merekrut karyawan yang pendidikan terakhir minimal Sarjana. Sementara untuk karyawan yang pendidikan SMU dan Diploma, adalah karyawan senior lama dimana pada saat itu, sistem perekrutan karyawan masih bertaraf Diploma. 78 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.4 Sumber : P.04FC.06 Berdasarkan tabel frekuensi terhadap data penghasilan dapat dijelaskan sebanyak 13 orang atau sebesar 43,3 mengatakan penghasilan mereka sekitar 1,5-2,5 jt dengan nilai keabsahan valid percent 43,3 dan kumulatif cumulative percent 43,3 dan sebanyak 17 orang atau sebesar 56,7 mengatakan berpenghasilan sekitar 2,6-3,5 jt bulan dengan nilai keabsahan valid percent 56,7 dan kumulatif cumulative percent 100,0. Rata-rata perawat yang tugas sebagai kepala ruangan memperoleh penghasilan di atas Rp.2.000.000 bulannya. Hal ini disebabkan karena latar belakang pendidikan mereka, lama bekerja, serta mereka mempunyai tanggung jawab yang besar. Tabel 4.5 Sumber : P.05FC.07 Berdasarkan tabel frekuensi tersebut terhadap data masa kerja responden dapat dijelaskan untuk yang bekerja 11-20 tahun adalah sebanyak 13 orang atau sebesar 43,3 dengan nilai keabsahannya valid percent 43,3 dan kumulatif Universitas Sumatera Utara cumulative percent 43,3, 21-30 tahun sebanyak 15 orang atau sebesar 50 dengan nilai keabsahannya valid percent 50 dan cumulative cumulative percent 93,3, 31-40 tahun sebanyak 1 orang atau sebesar 3,3 dan nilai keabsahannya valid percent 3,3 dan kumulatif cumulative percent 96,7, 41-50 tahun yaitu sebanyak 1 orang atau sebesar 3,3 dengan nilai keabsahannya valid percent 3,3 dan kumulatif cumulative percent 100,0. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa responden yang terbanyak setengah dari jumlah responden adalah responden dengan lama bekerja 21-30 tahun. Perbandingan jumlah dan persentase tersebut agak jauh bila dibandingkan dengan responden dengan lama bekerja 11-20 tahun, dan jauh berbeda bila dibandingkan dengan responden dengan lama bekerja 31-40 tahun dan 41-50 tahun. Data ini juga sekaligus menunjukkan bahwa rata-rata perawat yang bertanggung jawab sebagai kepala ruangan yang bekerja di RSUD Dr Pirngadi Medan adalah karyawan lama. Hal ini dikarenakan perawat tersebut merupakan perawat yang sudah terbiasa atau terlatih dan berpengalaman bekerja di RSUD Dr. Pirngadi Medan. Universitas Sumatera Utara IV.3.2 Komunikasi Vertikal Dalam Kegiatan Sosialisasi IV.3.2.1 Komunikasi Vertikal ke Bawah Downward Communication Tabel 4.6 Sumber : P.06FC.08 Berdasarkan tabel frekuensi terhadap data tingkat kejelasan instruksi tugas dapat dijelaskan, sebanyak 9 orang atau sebesar 30 mengatakan sangat jelas tentang instruksi tugas dengan nilai keabsahannya valid percent 30,0 dan kumulatif cumulative percent 30,0, sebanyak 21 orang atau sebesar 70 mengatakan jelas dengan nilai keabsahannya valid percent 70 dan kumulatif cumulative percent 100. Lebih dari setengah jumlah responden menjawab jelas tentang instruksi tugas yang diberikan oleh pimpinan. Tingkat kejelasan responden tentang pemberian instruksi tugas oleh pimpinan mereka dilatarbelakangi oleh pembekalan tentang pemahaman tugas yang telah diberikan sebelumnya. Selain karena faktor tersebut, kegiatan sosialisasi yang dilakukan setiap hari rabu pagi semakin menguatkan kejelasan akan instruksi tugas yang ditujukan kepada responden. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.7 Sumber : P.07FC.09 Berdasarkan tabel frekuensi terhadap data tentang kecukupan metode lisan dalam instruksi tugas dapat dijelaskan sebanyak 4 orang atau sebesar 13,3 dengan nilai keabsahannya valid percent 13,3 dan kumulatif cumulative percent 13,3 mengatakan sangat cukup, 19 orang atau sebesar 63,3 mengatakan cukup dengan nilai keabsahannya valid percent 63,3 dan kumulatif cumulative percent 76,7, 5 orang atau sebesar 16,7 mengatakan kurang cukup dengan nilai keabsahannya valid percent 16,7 dan kumulatif cumulative percent 93,3 dan sisanya 2 orang atau sebesar 6,7 mengatakan tidak cukup dengan nilai keabsahannya valid percent 6,7 dan kumulatif cumulative percent 100,0. Sebagian besar kepala ruangan mengatakan metode lisan yang digunakan oleh pimpinan mereka pada saat menyampaikan instruksi tugas dalm kegiatan sosialisasi tersebut tercukupi. Untuk menyampaikan instruksi tugas, metode lisan lebih efektif bila dibandingkan dengan metode tulisan maupun metode gambar. Hal ini disebabkan karena metode lisan ini bersifat emosional dan respon feedback yang ditimbulkan dapat dilihat dengan cepat dan segra. Sehingga dapatb dijelaskan bahwa metode lisan merupakan metode yang cukup untuk menyampaikan instruksi tugas. 82 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.8 Sumber : P.08FC.10 Berdasarkan tabel frekuensi terhadap data penjelasan mengenai tugas dapat dijelaskan sebanyak 4 orang atau sebesar 13,3 menjawab sangat mengerti akan penjelasan mengenai instruksi tugas dengan nilai keabsahannya valid percent 13,3 dan kumulatif cumulative percent 13,3, sebanyak 26 orang atau sebesar 86,7 mengatakan mengerti dengan penjelasan tersebut dengan nilai keabsahannya valid percent 86,7 dan kumulatif cumulative percent 100. Secara umum, lebih dari setengah jumlah responden mengatkan bahwa mereka mengerti akan penjelasan pimpinan mereka dalam menyampaikan instruksi tugas. Hal tersebut disebabkan karena kegiatan sosialisasi yang dilakukan setiap hari rabu pagi rutin setiap minggunya sehingga intensitas pertemuan itu meningkatkan kepemahaman mereka setiap instrusi tugas yang ditujukan kepada mereka. 83 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.9 Sumber : P.09FC.11 Berdasarkan tabel frekuensi terhadap tingkat kejelasan tujuan melakukan tugas dapat dijelaskan sebanyak 3 orang atau sebesar 10 mengatakan sangat jelas tentang alasan dan tujuan melakukan tugas dengan nilai keabsahannya valid percent 10,0 dan kumulatif cumulative percent 10,0, sebanyak 24 orang atau sebesar 80 mengatakan jelas dengan nilai keabsahannya valid percent 80,0 dan kumulatif cumulative percent 90,0, dan sisanya 3 orang atau sebesar 10 mengatakan kurang jelas dengan nilai keabsahannya valid percent 10,0 dan kumulatif cumulative percent 100,0. Lebih dari setengah jumlah responden menjawab jelas tentang alasan dan tujuan melakukan tugas yang diberikan oleh pimpinan. Tingkat kejelasan responden tentang pemberian alasan dan tujuan melakukan tugas oleh pimpinan mereka dilatarbelakangi oleh pembekalan tentang pemahaman tugas yang telah diberikan sebelumnya. Selain karena faktor tersebut kegiatan sosialisasi yang dilakukan setiap rabu pagi semakin menguatkan kejelasan akan alasan dan tujuan melakukan tugas yang ditujukan kepada responden. 84 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.10 Sumber : P.10FC.12 Berdasarkan tabel frekuensi terhadap data tentang kecukupan metode lisan dalam penjelasan tentang alasan dan tujuan melakukan tugas dapat dijelaskan sebanyak 1 orang atau sebesar 3,3 mengatakan sangat cukup dengan nilai keabsahannya valid percent 3,3 dan kumulatif cumulative percent 3,3, 21 orang atau sebesar 70 mengatakan cukup dengan nilai keabsahannya valid percent 70,0 dan kumulatif cumulative percent73,3, 5 orang atau sebesar 16,7 mengatakan kurang cukup dengan nilai keabsahannya valid percent 16,7 dan kumulatif cumulative percent 90,0, dan sisanya 3 orang atau sebesar 10 mengatakan tidak cukup dengan nilai keabsahannya valid percent 10,0 dan kumulatif cumulative percent 100,0. Sabagian besar kepala ruangan mengatakan metode lisan yang digunakan oleh pimpinan mereka pada saat menyampaikan penjelasan tentang alaan dan tujuan melakukan tugas dalam kegiatan sosialisasi tersebut sudah cukup. Untuk menyampaikan penjelasan tentang alasan dan tujuan melakukan tugas, metode lisan lebih efektif bila dibandingkan dengan metode tulisan maupun metode gambar. Hal ini disebabkan karena metode lisan bersifat emosional dan respon feedback yang ditimbulkan dapat ilihat dengan cepat dan segera. Sehingga dapat Universitas Sumatera Utara dijelaskan bahwa metode lisan merupakan metode yang cukup untuk menyampaikan penjelasan rasional. Tabel 4.11 Sumber : P.11FC.13 Berdasarkan tabel frekuensi di atas terhadap penjelasan mengenai alasan melakukan tugas dapat dijelaskan sebanyak 3 orang atau sebesar 10 menjawab sangat mengerti terhadap penjelasan mengenai alasan dan tujuan melakukan tugas dengan nilai keabsahannya valid percent 10,0 dan kumulatif cumulative percent 10,0, dan sisanya sebanyak 27 orang atau sebesar 90 mengatakan mengerti dengan nilai keabsahannya valid percent 90,0 dan kumulatif cumulative percent 100,0. Secara umum, lebih dari setengah jumlah reponden mengatakan bahwa mereka mengerti akan penjelasan pimpinan mereka dalam menyampaikan rasional. Hal tersbut disebabkan karena kegiatan sosialisasi dilakukan rutin setiap hari rabu pagi sehingga intensitas yang demikian meningkatkan kepemahaman mereka akan setiap penjelasan mengenai alasan dan tujuan melakukan tugas yang ditujukan kepada mereka. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.12 Sumber : P.12FC.14 Berdasarkan data tebel frekuensi di atas terhadap tingkat kejelasan untuk memotivasi dapat dijelaskan, sebanyak 6 orang atau sebesar 20 mengatakan sangat jelas tentang pesan untuk memotivasi dan memperkuat loyalitas dengan nilai keabsahannya valid percent 20,0 dan kumulatif cumulative percent 20,0, sebanyak 23 orang atau sebesar 76,7 mengatakan jelas dengan nilai keabsahannya valid percent 76,7 dan kumulatif cumulative percent 96,7, dan sisanya 1 orang atau sebesar 3,3 mengatakan tidak jelas dengan nilai keabsahannya valid percent 3,3 dan kumulatif cumulative percent 100,0. Lebih dari setengah jumlah responden menjawab jelas tentang pesan untuk memotivasi dan memperkuat loyalitas yang diberikan oleh pimpinan. Tingkat kejelasan responden tentang pesan ideologi dari pimpinan mereka dilatarbelakangi oleh pembekalan yang telah diberikan sebelumnya mengenai pentingnya meningkatkan loyalitas terhadap rumah sakit. Selain karena faktor tersebut, kegiatan sosialisasi yang dilakukan setiap hari rabu pagi menguatkan kejelasan akan pesan ideologi yang ditujukan kepada responden. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.13 Sumber : P.13FC.15 Berdasarkan tabel frekuensi tersebut terhadap data tentang kecukupan metode lisan dalam penjelasan tentang pesan untuk memotivasi dan memperkuat loyalitas dapat dijelaskan sebanyak 5 orang atau sebesar 16,7 mengatakan sangat cukup dengan nilai keabsahannya valid percent 16,7 dan kumulatif cumulative percent 16,7, dan 19 orang atau sebesar 63,3 mengatakan cukup dengan nilai keabsahannya valid percent 63,3 dan kumulatif cumulative percent 80,0, serta ada sebanyak 6 orang atau sebesar 20 mengatakan kurang cukup dengan nilai keabsahannya valid percent 20,0 dan kumulatif cumulative percent 100,0. Sebagian kepala ruangan mengatakan bahwa metode lisan yang digunakan oleh pimpinan mereka pada saat menyampaikan penjelasan tentang ideology dalam kegiatan sosialisasi tersebut tercukupi. Untuk menyampaikan penjelasan tentang pesan untuk memotivasi dan memperkuat loyalitas, metode lisan lebih efektif bila dibandingkan dengan metode tulisan maupun metode gambar. Hal ini disebabkan karena metode lisan bersifat emosional dan respon feedback yang ditimbulkan dapat dilihat dengan cepat dan segera. Sehingga dapat dijelaskan bahwa metode lisan merupakan metode yang cukup untuk menyampaikan penjelasan tentang pesan untuk memotivasi dan memperkuat loyalitas seluruh perawat RSUD Dr. Pirngadi Medan. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.14 Sumber : P.14FC.16 Berdasarkan tabel frekuensi terhadap pesan untuk memotivasi dapatlah dijelaskan ada sebanyak 4 orang atau sebesar 13,3 menjawab sangat mengerti terhadap penjelasan mengenai pesan untuk memotivasi dan memperkuat loyalitas dengan nilai keabsahannya valid percent 13,3 dan kumulatif cumulative percent 13,3, sebanyak 24 orang atau sebesar 80,0 mengatakan mengerti dengan nilai keabsahannya valid percent 80,0 dan kumulatif cumulative percent 93,3, serta sebanyak 2 orang atau sebesar 6,7 mengatakan kurang mengerti dengan nilai keabsahannya valid percent 6,7 dan kumulatif cumulative percent 100,0. Secara umum, lebih dari setengah dari jumlah responden mengatakan bahwa mereka mengerti akan penjelasan pimpinan mereka dalam menyampaikan pesan ideology. Hal tersebut disebabkan karena kegiatan sosialisasi rutin dilakukan setiap hari rabu sehingga intensitas tersebut mampu meningkatkan kepemahaman mereka mengenai pesan untuk memotivasi dan memperkuat loyalitas yang ditujukan kepada mereka. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.15 Sumber : P.15FC.17 Berdasarkan tabel frekuensi terhadap data tingkat kejalasan memberikan informasi peraturan dapat dijelaskan sebanyak 6 orang atau sebesar 20 mengatakan sangat jelas tentang informasi yang menyangkut peraturan dengan nilai keabsahannya valid percent 20,0 dan kumulatif cumulative percent 20,0, 20 orang atau sebesar 66,7 mengatakan jelas dengan nilai keabsahannya valid percent 66,7 dan kumulatif cumulative percent 86,7, dan sisanya 4 orang atau sebesar 13,3 mengatakan kurang jelas dengan nilai keabsahannya valid percent 13,3 dan kumulatif cumulative percent 100,0. Lebih dari setengah jumlah responden mengatakan jelas tentang informasi peraturan yang berlaku di rumah sakit tersebut. Tingkat kejelasan responden tentang informasi peraturan dari pimpinan mereka dilatarbelakangi oleh pembekalan yang telah diberikan sebelumnya mengenai pentingnya mengetahui segala informasi tentang peraturan rumah sakit. Selain karena faktor tersebut, kegiatan sosialisasi yang dilakukan setiap hari rabu semakin menguatkan kejelasan akan informasi peraturan yang sedang berlaku di RSUD Dr. Pirngadi Medan. 90 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.16 Sumber : P.16FC.18 Berdasarkan tabel frekuensi tentang metode lisan menjelaskan informasi peraturan dapat dijelaskan sebanyak 2 orang atau sebesar 6,7 mengatakan sangat cukup dengan nilai keabsahannya valid percent 6,7 dan kumulatif cumulative percent 6,7, 19 orang atau sebesar 63,3 mengatakan cukup dengan nilai keabsahannya valid percent 63,3 dan kumulatif cumulative percent 70,0 , 7 orang atau sebesar 23,3 menjawab kurang cukup dengan nilai keabsahannya valid percent 23,3 dan kumulatif cumulative percent 93,3, serta sisanya 2 orang atau sebesar 6,7 mengatakan tidak cukup dengan nilai keabsahannya valid percent 6,7 dan kumulatif 100,0. Sebagian besar kepala ruangan mengatakan metode lisan yang digunakan oleh pimpinan mereka pada saat menyampaikan penjelasan informasi tentang peraturan dalam kegiatan sosialisasi tersebut tercukupi. Untuk menyampaikan penjelasan informasi tentang peraturan, metode lisan lebih efektif bila dibandingkan dengan metode tulisan maupun metode gambar. Hal ini disebabkan karena metode lisan bersifat emosional dan respon feeback yang ditimbulkan dapat dilihat dengan cepat dan segera. Sehingga dapat dijelaskan bahwa metode lisan merupakan metode yang sangat diutamakan untuk menyampaikan penjelasan informasi tentang peraturan bagi seluruh perawat di RSUD Dr. Pirngadi Medan. 91 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.17 Sumber : P.17FC.19 Berdasarkan tabel frekuensi terhadap data penjelasan informasi mengenai peraturan dapat dijelaskan sebayak 3 orang atau sebesar 10,0 menjawab sangat mengerti terhadap penjelasan pesan informasi tentang peraturan dengan nilai keabsahannya valid percent 10,0 dan kumulatif cumulative percent 10,0, sedangkan sisanya 27 orang atau sebesar 90,0 mengatakan mengerti dengan nilai keabsahannya valid percent 90,0 dan kumulatif cumulative percent 100,0. Secara umum, lebih dari setengah jumlah responden mengatakan bahwa mereka mengerti akan penjelasan pimpinan mereka dalam menyampaikan pesan informasi mengenai peraturan. Hal tersebut disebabkan karena kegiatan sosialisasi dilakukan setiap hari kerja sehingga intensitas yang demikian rutin meningkatkan kepemahaman mereka akan setiap penjelasan mengenai pesan informasi tentang peraturan yang sedang berlaku yang ditujukan kepada mereka. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.18 Sumber : P.18FC.20 Berdasarkan tabel frekuensi terhadap data tingkat kejelasan memberikan balikan dapat dijelaskan sebanyak 1 orang atau sebesar 3,3 mengatakan sangat jelas dengan nilai keabsahan valid percent sebesar 3,3 dan kumulatif cumulative percent 3,3, sebanyak 22 orang atau sebesar 73,3 mengatakan jelas dengan nilai keabsahan valid percent 73,3 dan kumulatif cumulative percent 76,7, sebanyak 5 orang atau sebesar 16,7 mengatakan kurang jelas dengan nilai keabsahan valid percent 16,7 dan kumulatif cumulative percent 93,3 dan sisanya sebanyak 2 orang atau sebesar 6,7 mengatakan tidak jelas dengan nilai keabsahan valid percent 6,7 dan kumulatif cumulative percent 100,0. Tingkat kejelasan responden tentang penghargaan reward ataupun hukuman punishment dari pimpinan mereka dikarenakan oleh adanya pemberitahuan sebelumnya tentang balikan yang akan mereka terima sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan bagi RSUD Dr. Pirngadi. Bagi siapa yang berprestasi pada hal tertentu saja akan memperoleh penghargaan. Begitu juga sebaliknya, perawat yang telah melanggar peraturan yang telah disepakati bersama dalam RSUD Dr. Pirngadi pasti akan menerima hukuman yang sesuai. Selain karena faktor tersebut, kegiatan sosialisasi yang dilakukan setiap hari rabu pagi semakin menguatkan kejelasan akan pemberian penghargaan reward 93 Universitas Sumatera Utara ataupun hukuman punishment yang telah ditetapkan di RSUD Dr. Pirngadi Medan. Tabel 4.19 Sumber : P.19FC.21 Berdasakan tabel frekuensi tersebut terhadap data tentang kecukupan metode lisan dalam penjelasan pemberian penghargaan maupun hukuman dapat dijelaskan sebanyak 1 orang atau sebesar 3,3 mengatakan sangat cukup dengan nilai keabsahannya valid percent 3,3 dan kumulatif cumulative percent 3,3, sebanyak 20 orang atau sebesar 66,7 mengatakan cukup dengan nilai keabsahannya valid percent 66,7 dan kumulatif cumulative percent 70,0, sebanyak 7 orang atau sebesar 23,3 mengatakan kurang cukup dengan nilai keabsahannya valid percent 23,3 dan kumulatif cumulative percent 93,3, sedangkan selebihnya 2 orang atau sebesar 6,7 mengatakan tidak cukup dengan nilai keabsahannya valid percent 6,7 dan kumulatif cumulative percent 100,0. Lebih dari setengah jumlah kepala ruangan mengatakan metode lisan yang digunakan oleh pimpinan mereka pada saat pemberian penghargaan reward ataupun hukuman punishment dalam kegiatan sosialisasi tersebut tercukupi. Untuk menyampaikan pemberian penghargaan maupun hukuman, metode lisan lebih efektif bila dibandingkan dengan metode tulisan maupun metode gambar. 94 Universitas Sumatera Utara Hal ini disebabkan karena metode lisan bersifat emosional dan respon feedback yang ditimbulkan dapat dilihat dengan cepat dan segera. Sehingga dapat dijelaskan bahwa metode lisan merupakan metode yang sangat diutamakan untuk menyampaikan penjelasan pemberian penghargaan maupun hukuman bagi seluruh perawat di rumah sakit tersebut. Tabel 4.20 Sumber : P.20FC.22 Berdasarkan tabel frekuensi di atas terhadap data kepuasan akan balikan baik itu penghargaan maupun hukuman dapat dijelaskan sebanyak 5 orang atau sebesar 16,7 dengan nilai keabsahannya valid percent 16,7 dan kumulatif cumulative percent 16,7, sebanyak 24 orang atau sebesar 80,0 mengatakan puas dengan nilai keabsahannya valid percent 80,0 dan kumulatif cumulative percent 96,7, sedangkan sisanya sebanyak 1 orang atau sebesar 3,3 menyatakan kurang puas dengan nilai keabsahannya valid percent 3,3 dan kumulatif cumulative percent 100,0. Secara umum, lebih dari setengah jumlah responden mengatakan bahwa mereka puas akan penjelasan pimpinan mereka dalam memberikan penghargaan reward ataupun hukuman punishment. Hal tersebut mungkin disebabkan karena kegiatan sosialisasi dilakukan setiap minggu yaitu pada hari rabu sehingga intensitas yang demikian rutin meningkatkan kepuasan mereka akan setiap Universitas Sumatera Utara penjelasan mengenai pemberian penghargaan maupun hukuman yang telah ditetapkan rumah sakit yang ditujukan kepada mereka.

IV.3.2.2 Komunikasi Vertikal Ke Atas Upward Communication

Berdasarkan tabel frekuensi di bawah ini terhadap data kejelasan informasi pekerjaan dapat dijelaskan, sebanyak 4 orang atau sebesar 13,3 mengatakan sangat jelas tentang pemberian informasi pekerjaan dengan nilai keabsahannya valid percent 13,3 dan kumulatif cumulative percent 13,3, terdapat 25 orang atau sebesar 83,3 mengatakan jelas dengan nilai keabsahannya valid percent 83,3 dan kumulatif cumulative percent 96,7, dan selebihnya sebanyak 1 orang atau sebesar 3,3 mengatakan kurang jelas tentang penyampaian informasi pekerjaan dengan nilai keabsahannya valid percent 3,3 dan kumulatif cumulative percent 100,0. Tabel 4.21 Sumber : P.21FC.23 Tingkat kejelasan responden tentang penyampaian informasi pekerjaan oleh responden kepada pimpinan mereka dapat dikatakan sudah jelas. Hal tersebut dikarenakan adanya sikap terbuka para kepala ruangan akan semua informasi Universitas Sumatera Utara pekerjaan, tanpa ada yang disembunyikan mereka secara jelas menyampaikan seluruh informasi pekerjaan yang berkaitan dengan kepentingan rumah sakit. Tabel 4.22 Sumber : P.22FC.24 Berdasarkan tabel frekuensi terhadap data metode lisan menyampaikan informasi pekerjaan dapat dijelaskan sebanyak 2 orang atau sebesar 6,7 mengatakan sangat mencukupi dengan nilai keabsahannya valid percent 6,7 dan kumulatif cumulative percent 6,7, sebanyak 24 orang atau sebesar 80,0 mengatakan mencukupi dengan nilai keabsahannya valid percent 80,0 dan kumulatif cumulative percent 86,7, sedangkan selebihnya sebanyak 4 orang atau sebesar 13,3 mengatakan kurang mencukupi dengan nilai keabsahannya valid percent 13,3 dan kumulatif cumulative percent sebesar 100,0. Lebih dari setengah jumlah responden atau kepala ruangan mengatakan metode lisan yang mereka gunakan untuk penyampaian segala informasi yang berkaitan dengan pekerjaan, metode lisan lebih efektif bila dibandingkan dengan metode tulisan maupun metode gambar. Hal ini disebabkan karena metode lisan bersifat emosional dan respon feedback yang ditimbulkan dapat dilihat dengan cepat dan segera. Sehingga dapat dijelaskan bahwa metode lisan merupakan metode yang pailing efektif untuk menyampaikan informasi pekerjaan yang berhubungan dengan kepentingan RSUD Dr. Pirngadi Medan. 97 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.23 Sumber : P.23FC.25 Berdasarkan tabel frekuensi terhadap data di atas, sebanyak 1 orang atau sebesar 3,3 mengatakan sangat puas terhadap penayampaian informasi pekerjaan dari para kepala ruangan dengan nilai keabsahan valid percent sebesar 3,3 dan kumulatif cumulative percent 3,3, sebanyak 28 orang atau sebesar 93,3 mengatakan puas dengan nilai keabsahan valid percent 93,3 dan kumulatif cumulative percent 96,7, sedangkan sisanya 1 orang atau sebesar 3,3 mengatakan kurang puas dengan nilai keabsahan valid percent 3,3 dan kumulatif cumulative percent 100,0. Secara umum, lebih dari setengah jumlah responden mengatakan bahwa mereka merasa pimpinan sudah puas terhadap segala penyampaian informasi mengenai pekerjaan mereka. Tabel 4.24 Sumber : P.24FC.26 Berdasarkan tabel frekuensi terhadap data diatas, sebanyak 3 orang atau sebesar 10 mengatakan sangat jelas tentang penyampaian informasi masalah 98 Universitas Sumatera Utara dengan nilai keabsahan valid percent 10,0 dan kumulatif cumulative percent 10,0, sebanyak 26 orang atau sebesar 86,7 mengatakan jelas dengan nilai keabsahan valid percent 86,7 dan kumulatif cumulative percent 96,7, dan selebihnya sebanyak 1 orang atau sebesar 3,3 mengatakan kurang jelas dengan nilai keabsahan valid percent 3,3 dan kumulatif cumulative percent 100,0. Lebih dari setengah jumlah responden menjawab jelas tentang penyampaian informasi masalah. Tingkat kejelasan responden tentang penyampaian informasipekerjaan oleh responden kepada pimpinan mereka dapat dikatakan sudah jelas. Hal tersebut dikarenakan adanya sikap terbuka kepala ruangan akan semua informasi masalah, tanpa ada yang disembunyikan mereka secara jelas menyampaikan seluruh informasi masalah yang berkaitan dengan kepentingan rumah sakit. Dalam kegiatan sosialisasi, seluruh kepala ruangan dengan jelas menceritakan segala masalah pekerjaan yang tidak bisa diselesaikan oleh mereka sendiri. Tabel 4.25 Sumber : P.25FC.27 Berdasarkan tabel frekuensi tersebut terhadap data tentang kecukupan metode lisan dalam penyampaian informasi masalah dapat dijelaskan sebanyak 20 orang atau sebesar 66,7 mengatakan sangat mencukupi dengan nilai keabsahan valid percent 66,7 dan kumulatif cumulative percent 66,7, sebanyak 10 99 Universitas Sumatera Utara orang atau sebesar 33,3 mengatakan mencukupi dengan nilai keabsahan valid percent 33,3 dan kumulatif cumulative percent sebesar 100,0. Sebagian besar kepala ruangan mengatakan metode lisan yang mereka gunakan untuk menyampaikan segala informasi yang berkaitan dengan masalah pekerjaan kepada pimpinan mereka dalam kegiatan sosialisasi tersebut sudah mencukupi. Untuk menyampaikan informasi masalah, metode lisan lebih efektif bila dibandingkan dengan metode tulisan maupun metode gambar. Hal ini disebabkan karena metode lisan bersifat emosional dan respon feedback yang ditimbulkan dapat dilhat dengan cepat dan segera. Sehingga dapat dijelaskan bahwa metode lisan merupakan metode yang paling efektif untuk menyampaikan informasi masalah pekerjaan yang tidak dapat diselesaikan sendiri yang berhubungan dengan kepentingan RSUD Dr. Pirngadi Medan. Tabel 4.26 Sumber : P.26FC.28 Berdasarkan tabel frekuensi terhadap data kepuasan akan informasi masalah pekerjaan dapat dijelaskan, sebanyak 1 orang atau sebesar 3,3 menjawab bahwa kepala ruangan merasa puas terhadap penyampaian informasi masalah dari para perawat dengan nilai keabsahan valid percent 3,3 dan kumulatif cumulative percent sebesar 3,3, sebanyak 24 orang atau sebesar 100 Universitas Sumatera Utara 80,0 mengatakan sangat puas dengan nilai keabsahan valid percent 80,0 dan kumulatif cumulative percent 83,3, sebanyak 3 orang atau sebesar 10,0 mengatakan kurang puas dengan nilai keabsahan valid percent 10,0 dan kumulatif cumulative percent 93,3, sedangkan sisanya sebanyak 2 orang atau sebesar 6,7 mengatakan tidak puas dengan nilai keabsahan valid percent 6,7 dan kumulatif cumulative percent 100,0. Secara umum, lebih dari setengah jumlah responden mengatakan bahwa mereka merasa kepala ruangan sudah puas terhadap segala penyampaian informasi mengenai masalah pekerjaan mereka. Berdasarkan hasil observasi peneliti selama melakukan pengumpilan data, dalam kegiatan sosialisasi seluruh kepala ruangan diberikan kebebasan untuk menyampaikan segala permasalahan yang menyangkut pekerjaan mereka. Agar selanjutnya masalah tersebut dibahas bersama untuk kemudian dicari upaya pemecahannya. Jadi, masalah pekerjaan yang tidak dapat diselesaikan sendiri dapat diberikan solusi yang tepat sehingga tidak akan berlarut-larut. Tabel 4.27 Sumber : P.27FC.29 Berdasarkan tabel frekuensi terhadap data kejelasan saran ide tersebut dapat dijelaskan, sebanyak 1 orang atau sebesar 3,3 menjawab sangat jelas tentang penyampaian saran dan ide dengan nilai keabsahan valid percent 3,3 dan kumulatif cumulative percent 3,3, sebanyak 27 orang atau sebesar 90,0 101 Universitas Sumatera Utara menjawab jelas dengan nilai keabsahan valid percent 90,0 dan kumulatif cumulative percent 93,3, dan selebihnya sebanyak 2 orang atau sebesar 6,7 menjawab kurang jelas dengan nilai keabsahan valid percent 6,7 dan kumulatif cumulative percent 100,0. Lebih dari setengah jumlah responden menjawab jelas tentang penyampaian saran dan ide. Tingkat kejelasan responden tentang penyampaian saran ataupun ide oleh responden kepada pimpinan mereka dapat dikatakan sudah jelas. Hal tersebut dikarenakan adanya sikap terbuka kepala ruangan akan semua saran ataupun ide dari pikiran mereka sendiri tanpa ada yang disembunyikan mereka secara jelas menyampaikan seluruh saran ide yang berkaitan dengan kepentingan rumah sakit. Dalam kegiatan sosialisasi, seluruh kepala ruangan dengan jelas menyampaikan buah pikiran mereka yang tentu saja demi kemajuan RSUD Dr. Pirngadi Medan. Tabel 4.28 Sumber : P.28FC.30 Berdasarkan tabel frekuensi terhadap metode lisan penyampaikan saran ide tersebut dapat dijelaskan sebanyak 20 orang 66,7 mengatakan mencukupi dengan nilai keabsahan valid percent 66,7 dan kumulatif cumulative percent 66,7, sebanyak 10 orang atau sebesar 33,3 mengatakan kurang mencukupi dengan nilai keabsahan valid percent 33,3 dan kumulatif cumulative percent 100,0. Sebagian besar kepala ruangan mengatakan metode lisan yang mereka 102 Universitas Sumatera Utara gunakan untuk menyampaiakan segala saran maupun ide kepada pimpinan mereka dalam kegiatan sosialisasi tersebut sudah mencukupi. Untuk menyampaikan saran ide, metode lisan lebih efektif bila dibandingkan dengan metode tulisan maupun metode gambar. Hal ini disebabkan karena metode lisan bersifat emosional dan respon feedback yang ditimbulkan dapat dilihat dengan cepat dan segera. Sehingga dapat dijelaskan bahwa metode lisan merupakan metode yang paling efektif untk menyampaikan saran-saran atau ide-ide yang berhubungan dengan kemajuan rumah sakit. Tabel 4.29 Sumber : P.29FC.31 Berdasarkan tabel frekuensi terhadap kepuasan akan saran ide dapat dijelaskan , sebanyak 25 orang atau sebesar 83,3 mengatakan bahwa pimpinan merasa puas terhadap penyampaian saran ide dari para kepala ruangan dengan nilai keabsahan valid percent sebesar 83,3 dan kumulatif cumulative percent 83,3, sebanyak 5 orang atau sebesar 16,7 mengatakan kurang puas dengan nilai keabsahan valid percent 16,7 dan kumulatif cumulative percent 100,0. Secara umum, lebih dari setengah jumlah responden mengatakan bahwa mereka merasa pimpinan sudah puas terhadap segala penyampaian saran-saran dan ide-ide yang berkaitan dengan rumah sakit. Berdasarkan hasil observasi 103 Universitas Sumatera Utara peneliti selama melakukan pengumpulan data, dalam kegiatan sosialisasi seluruh kepala ruangan diberikan kebebaan untuk menyampaikan segala saran ide yang menyangkut pekerjaan dan kemajuan rumah sakit. Setiap saran ataupun ide yang disampaikan segera ditampung dan kemudian dibicarakan bersama kembali. Tabel 4.30 Sumber : P.30FC.32 Berdasarkan tabel frekuensi terhadap data kejelasan keluhan tentang pekerjaan dapat dijelaskan, sebanyak 1 orang atau sebesar 3,3 menjawab sangat jelas tentang penyampaian keluhan dengan nilai keabsahan valid percent 3,3 dan kumulatif cumulative percent 3,3, sebanyak 29 orang atau sebesar 96,7 menjawab jelas dengan nilai keabsahan valid percent 96,7 dan kumulatif cumulative percent 100,0. Tingkat kejelasan responden tentang penyampaian oleh responden kepada pimpinan mereka dapat dikatakan sudah jelas. Hal tersebut dikarenakan adanya sikap terbuka kepala ruangan akan bagaimana pikiran dan perasaan mereka mengenai pekerjaannya, teman sekerjanya dan organisasi tanpa ada yang disembunyikan mereka secara jelas menyampaikan keluhan mereka. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.31 Sumber : P.31FC.33 Berdasarkan tabel frekuensi tehadap data metode lisan menyampaikan keluhan pekerjaan dapat dijelaskan sebanyak 23 orang atau sebesar 76,7 mengatakan mencukupi dengan nilai keabsahan valid percent 76,7 dan kumulatif cumulative percent 76,7 sebanyak 7 orang atau sebesar 23,3 mengatakan kurang mencukupi dengan nilai keabsahan valid percent 23,3 dan kumulatif cumulative percent 100,0. Lebih dari setengah jumlah responden dalam hal ini kepala ruangan mengatakan metode lisan yamg mereka gunakan untuk menyampaikan segala keluhan kepada pimpinan mereka dalam kegiatan sosialisasi tersebut sudah mencukupi. Untuk menyampaikan keluhan metode lisan lebih efektif bila dibandingkan dengan metode tulisan maupun metode gambar. Hal ini disebabkan karena metode lisan bersifat emosional da respon feedback yang ditimbulkan dapat dilihat dengan cepat dan segera. Sehingga dapat dijelakan bahwa metode lisan merupakan metode yang paling efektif untuk menyampaikan bagaimana pikiran dan peraaan mereka mengenai pekerjaannya, teman sekerjanya dan organisasi. 105 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.32 Sumber : P.32FC.34 Berdasarkan tabel frekuensi terhadap data kepuasan dengan penyampaian keluhan pekerjaan dapat dijelaskan, sebanyak 27 orang atau sebesar 90,0 menjawab bahwa kepala ruangan merasa pimpinan puas terhadap penyampaian keluhan dari para kepala ruangan dengan nilai keabsahan valid percent 90,0 dan kumulatif cumulative percent 90,0, sebanyak 3 orang atau sebesar 10,0 mengatakan kurang puas dengan nilai keabsahan valid percent 10,0 dan kumulatif cumulative percent 100,0. Secara umum, lebih dari setengah jumlah responden mengatakan bahwa mereka merasa pimpinan sudah puas terhadap segala penyampaian keluhan perihal bagaimana pikiran dan perasaan mereka mengenai pekerjaannya, teman sekerjanya, dan organisasi. Berdasarkan hasil observasi peneliti selama melakukan pengumpulan data, dalam kegiatan sosialisasi seluruh kepala ruangan diberikan kebebasan menyampaikan segala macam keluhan. Universitas Sumatera Utara

IV.3.3 Pelayanan

Tabel 4.3 Sumber : P.33FC.35 Berdasarkan tabel frekuensi terhadap data garis kerja, dapat dilihat sebanyak 2 orang atau sebesar 6,7 dapat dijelaskan sebanyak mengatakan sangat berfungsi dengan nilai keabsahan valid percent sebesar 6,7 dan kumulatif cumulative percent 6,7, 22 orang atau sebesar 73,3 mengatakan berfungsi dengan nilai keabsahan valid percent sebesar 73,3 dan kumulatif cumulative percent 80,0, dan sisanya 6 orang atau sebesar 20 mengatakan kurang berfungsi tentang garis kerja yang di tetapkan oleh rumah sakit dengan nilai keabsahan valid percent 20 dan kumulatif cumulative percent 100,0. Secara umum, lebih dari setengah jumlah responden mengatakan bahwa aturan-aturan atau garis kerja yang ditetapkan sudah berfungsi. Hal tersebut dapat terlihat dari kepatuhan seluruh perawat yang bekerja di rumah sakit. 107 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.34 Sumber : P.34FC.36 Berdasarkan tabel frekuensi terhadap data penerapan aturan disiplin dapat dijelaskan terdapat sebanyak 1 orang atau sebesar 3,3 mengatakan sangat terlaksana dengan nilai keabsahan valid percent sebesar 3,3 dan kumulatif cumulative percent 3,3, sebanyak 20 orang atau sebesar 66,7 mengatakan bahwa penerapan aturan disiplin terlaksana dengan nilai keabsahan valid percent 66,7 dan kumulatif cumulative percent 70,0 dan sisanya 9 orang atau sebesar 30,0 mengatakan kurang terlaksana dengan nilai keabsahan valid percent 30,0 dan kumulatif cumulative percent 100,0. Lebih dari setengah jumlah responden mengatakan penerapan aturan disiplin di Rumah Sakit Umum Daerah Dr Pirngadi sudah terlaksana. Hal ini dapat dilihat dari sikap para perawat dalam bekerja. Mereka sudah jarang terlambat datang untuk bekerja, lebih disiplin dalam berpakaian dan mengatur waktu. Tabel 4.35 Sumber : P.35FC.37 Berdasarkan tabel frekuensi terhadap data kemampuan dalam peningkatan pelayanan dapat dijelaskan terdapat sebanyak 23 orang atau sebesar 76,7 108 Universitas Sumatera Utara mengatakan mampu dengan nilai keabsahan valid percent sebesar 76,7 dan kumulatif cumulative percent 76,7 dan sebanyak 7 orang atau sebesar 23,3 mengatakan kurang mampu dengan nilai keabsahan valid percent sebesar 23,3 dan kumulatif cumulative percent 100,0. Lebih dari setengah jumlah responden dalam hal ini kepala ruangan mengatakan bahwa mereka sudah mampu dalam meningkatkan pelayanan di rumah sakit. Hal ini dapat dilihat dari adanya peningkatan prestasi dari para perawat, seperti rutin memeriksa pasien, disiplin memberikan makanan dan obat serta keramahan dalam memberi anjuran terhadap pasien. Tabel 4.36 Sumber : P.36FC.38 Berdasarkan tabel frekuensi terhadap data kesanggupan terhadap wewenang dapat dijelaskan terdapat sebanyak 3 orang atau sebesar 10,0 mengatakan sangat sanggup dengan nilai keabsahan valid percent sebesar 10,0 dan kumulatif cumulative percent 10,0, sebanyak 24 orang atau sebesar 80,0 mengatakan sanggup dengan nilai keabsahan valid percent sebesar 80,0 dan kumulatif cumulative percent 90,0, sebanyak 2 orang atau sebesar 6,7 mengatakan kurang sanggup dengan nilai keabsahan valid percent sebesar 6,7 dan kumulatif cumulative percent 96,7 dan sisanya sebanyak 1 orang atau 109 Universitas Sumatera Utara sebesar 3,3 mengatakan tidak sanggup dengan nilai keabsahan valid percent sebesar 3,3 dan kumulatif cumulative percent 100,0. Lebih dari setengah jumlah responden yang mengatakan sanggup terhadap wewenang yang dibebankan kepada mereka. Hal ini disebabkan karena mereka menyadari bahwa sebenarnya mempunyai tanggung jawab yang besar pada saat mereka memutuskan untuk memilih profesi sebagai perawat. Tabel 4.37 Sumber : P.37FC.39 Berdasarkan tabel frekuensi terhadap data ketepatan waktu dalam pelaksanaan tugas dapat dijelaskan sebanyak 9 orang atau sebesar 30,0 mengatakan sering tepat waktu dengan nilai keabsahan valid percent sebesar 30,0 dan kumulatif cumulative percent 30,0, sebanyak 19 orang atau sebesar 63,3 mengatakan pernah tepat waktu dengan nilai keabsahan valid percent sebesar 63,3 dan kumulatif cumulative percent 93,3 dan sisanya sebanyak 2 orang atau sebesar 6,7 mengatakan kadang-kadang tepat waktu dengan nilai keabsahan valid percent sebesar 6,7 dan kumulatif cumulative percent 100,0. Sebagian besar responden mengatakan pernah tepat waktu dalam melaksanakan tugas. Hal ini disebabkan karena mereka menyadari bahwa mereka Universitas Sumatera Utara juga pernah terlambat dalam bekerja yang mungkin disebabkan kemacetan pada saat di jalan. Tabel 4.38 Sumber : P.38FC.40 Berdasarkan tabel frekuensi terhadap data transparansi kejelasan tugas dapat dijelaskan sebanyak 3 orang atau sebesar 10,0 mengatakan sangat jelas dengan nilai keabsahan valid percent 10,0 dan kumulatif cumulative percent 10,0, sebanyak 25 orang atau sebesar 83,3 mengatakan jelas dengan nilai keabsahan valid percent sebesar 83,3 dan kumulatif cumulative percent 93,3 dan sebanyak 2 orang atau sebesar 6,7 mengatakan kurang jelas dengan nilai keabsahan valid percent sebesar 6,7 dan kumulatif cumulative percent 100,0. Lebih dari setengah jumlah responden mengatakan jelas akan transparansi kejelasan tugas. Hal ini disebabkan karena mereka sudah mengetahui apa-apa saja yang menjadi tugas mereka dengan jelas. \ 111 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.39 Sumber : P.39FC.41 Berdasarkan tabel frekuensi terhadap data kesan tanggapan tentang etika pelayanan dapat dijelaskan sebanyak 1 orang atau sebesar 3,3 mengatakan sangat memuaskan dengan nilai keabsahan valid percent sebesar 3,3 dan kumulatif cumulative percent 3,3, sebanyak 26 orang atau sebesar 86,7 mengatakan memuaskan dengan nilai keabsahan valid percent 86,7 dan kumulatif cumulative percent 90,0, dan sebanyak 3 orang atau sebesar 10,0 mengatakan kurang memuaskan dengan nilai keabsahan valid percent sebesar 10,0 dan kumulatif cumulative percent 100,0. Lebih dari setengah jumlah responden mengatakan bahwa mereka mendapatkan kesan tanggapan memuaskan dari pasien. Hal ini dapat dilihat dari pujian yang dilontarkan oleh pasien kepada para perawat yang menjadi kepala ruangan yang mengatakan bahwa para perawat yang bekerja ramah-tamah dan baik dalam menjalankan tugas mereka. 112 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.40 Sumber : P.40FC.42 Berdasarkan tabel frekuensi terhadap data sikap dalam melayani dapat dijelaskan sebanyak 6 orang atau sebesar 20,0 mengatakan sangat baik dengan nilai keabsahan valid percent 20,0 dan kumulatif cumulative percent 20,0, sebanyak 24 orang atau sebesar 80,0 mengatakan baik dengan nilai keabsahan valid percent sebesar 80,0 dan kumulatif cumulative percent 100,0. Lebih dari setengah jumlah responden berpendapat bahwa sikap mereka baik dalam melakukan pelayanan kepada pasien. Hal tersebut dapat dilihat dari adanya tanggapan yang baik pula dari pasien terhadap pelayanan mereka. Mereka sabar dalam melayani pasien. Selama melakukan penelitian ini, penulis juga pernah melihat secara langsung kesabaran para perawat dalam melayani pasien yang mengesalkan. 113 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.41 Sumber : P.41FC.43 Berdasarkan tabel frekuensi terhadap data pemahaman etika pelayanan dapat dijelaskan sebanyak 8 orang atau sebesar 26,7 mengatakan sangat memahami etika pelayanan dengan nilai keabsahan valid percent 26,7 dan kumulatif cumulative percent 26,7, sebanyak 21 orang atau sebesar 70,0 mengatakan memahami etika pelayanan dengan nilai keabsahan valild percent sebesar 70,0 dan kumulatif cumulative percent 96,7, sebanyak 1 orang atau sebesar 3,3 mengatakan kurang memahami dengan nilai keabsahan valid percent sebesar 3,3 dan kumulatif cumulative percent 100,0. Sebagian besar dari responden mengatakan bahwa mereka memahami etika pelayanan yang ditetapkan oleh pihak rumah sakit. Hal ini dapat terlihat dari sikap para perawat dalam melayani pasien. Mereka mengetahui apa-apa saja yang layak dan apa-apa saja yang tidak layak untuk dikerjakan oleh para perawat. Etika atau aturan yang dapat membuat para perawat lebih disiplin lagi sewaktu bekerja. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.42 Sumber : P.42FC.44 Berdasarkan tabel frekuensi terhadap data sikap dalam menanggapi keluhan dapat dijelaskan sebanyak 8 orang atau sebesar 26,7 mengatakan sangat baik dengan nilai keabsahan valid percent sebesar 26,7 dan kumulatif cumulative percent 26,7, sebanyak 22 orang atau sebesar 73,3 mengatakan baik dalam menanggapi keluhan dengan nilai keabsahan valid percent sebesar 73,3 dan kumulatif cumulative percent 100,0. Kebanyakan dari responden mengatakan bahwa sikap mereka baik dalam menanggapi keluhan pasien. Hal tersebut dapat dilihat dari keramahtamahan para perawat dalam menerima segala keluhan yang disampaikan oleh pasien. Tabel 4.43 Sumber : P.43FC.45 Berdasarkan tabel frekuensi terhadap data kepedulian terhadap keluhan dapat dijelaskan sebanyak 11 orang atau sebesar 36,7 mengatakan sangat peduli dengan nilai keabsahan valid percent 36,7 dan kumulatif cumulative percent 36,7, sebanyak 19 orang atau sebesar 63,3 mengatakan peduli terhadap 115 Universitas Sumatera Utara keluhan dengan nilai keabsahan valid percent sebesar 63,3 dan kumulatif cumulative percent 100,0. Rata-rata responden mengatakan mereka peduli terhadap keluhan pasien. Hal tersebut disebabkan karena mereka selalu mengusahakan untuk melakukan yang terbaik untuk pasien. Apapun keluhan yang disampaikan oleh pasien, mereka akan berusaha untuk memperbaiki agar pelayanan yang didapatkan dapat lebih baik lagi. Tabel 4.44 Sumber : P.44FC.46 Berdasarkan tabel frekuensi terhadap data kemampuan berkomunikasi dapat dijelaskan sebanyak 8 orang atau sebesar 26,7 mengatakan sangat mampu dengan nilai keabsahan valid percent sebesar 26,7 dan kumulatif cumulative percent 26,7, sebanyak 21 orang atau sebesar 70,0 mengatakan mampu dengan nilai keabsahan valid percent sebesar 70,0 dan kumulatif cumulative percent 96,7, dan sisanya sebanyak 1 orang atau sebesar 3,3 mengatakan kurang mampu dalam berkomunikasi dengan nilai keabsahan valid percent 3,3 dan kumulatif cumulative percent 100,0. Kebanyakan responden mengatakan mampu dalam berkomunikasi, karena mereka sadar komunikasi itu sendiri merupakan suatu alat atau cara dalam memperbaiki kualitas pelayanan. Maka dari itu mereka selalu berkomunikasi Universitas Sumatera Utara dengan baik kepada pasien agar umpan balik feedback yang mereka terima dari pasien pun dapat lebih baik. Tabel 4.45 Sumber : P.45FC.47 Berdasarkan tabel frekuensi terhadap data kesesuaian cara berkomunikasi dalam upaya peningkatan layanan dapat dijelaskan sebanyak 6 orang atau sebesar 20,0 mengatakan sangat sesuai dengan nilai keabsahan valid percent sebesar 20,0 dan kumulatif cumulative 20,0, sebanyak 23 orang atau sebesar 76,7 dengan nilai keabsahan valid percent 76,7 dan kumulatif cumulative percent 96,7 dan sisanya sebanyak 1 orang atau sebesar 3,3 mengatakan kurang sesuai dengan nilai keabsahan valid percent 3,3 dan kumulatif cumulative percent 100,0. Lebih dari setengah jumlah responden mengatakan bahwa cara berkomunikasi mereka sudah sesuai dengan upaya peningkatan layanan. Hal tersebut dapat dilihat dari upaya meningkatkan keramahtamahan menjadi lebih baik lagi melalui komunikasi yang baik dan mudah dimengerti oleh pasien. Karena sebenarnya melakukan komunikasi dengan baik tidaklah mudah, diperlukan kesabaran yang besar komunikasi dengan baik tidaklah mudah, diperlukan kesabaran dan pemahaman yang sama antara kedua pihak. Universitas Sumatera Utara

B. Analisis Statistik Deskriptif Tabel Silang crosstab

Analisis statistik deskriptif tabel silang pada bagian ini, akan memuat tentang penilaian dan data dalam satu tabel. Analisis statistik deskriptif tabel silang merupakan salah satu teknik yang dipergunakan untuk menganalisis dan mengetahui variabel yang satu memiliki hubungan dengan yang lainnya, sehingga dapat diketahui apakah variabel tersebut bernilai positif atau negatif. Namun, analisa ini bukanlah dapat dijadikan sebagai penentu utama untuk melihat hubungan variabel yang diteliti, tetapi ditujukan untuk melihat bagaimana penilaian data yang satu dan hubungannya dengan data yang lain. Tabel 4.46 Sumber : P.06FC.08 – P.35FC.37 Berdasarkan output data, pada SPSS viewer dapat dijelaskan tentang hubungan antara tingkat kejelasan instruksi tugas oleh pimpinan dengan kemampuan perawat dalam peningkatan layanan. Dari 30 responden, 7 orang Universitas Sumatera Utara mengatakan kurang mampu dan 23 orang mengatakan mampu dalam meningkatkan pelayanan. Sebaran data tentang tingkat kejelasan instruksi tugas oleh pimpinan adalah sebanyak 21 orang mengatakan jelas dan 9 orang mengatakan instruksi tugas dari pimpinan sangat jelas. Dari data tersebut, dapat diketahui hubungan antara tingkat kejelasan instruksi tugas oleh pimpinan dengan kemampuan perawat dalam peningkatkan pelayanan. Dari 30 responden, sebanyak 23 orang mengatakan mereka mampu dalam meningkatkan pelayanan. Karena rata-rata responden mengatakan mampu, maka inilah yang akan dibahas, seperti di bawah ini : Sangat jelas : 6 , 26 100 30 8 = x Jelas : 50 100 30 15 = x Berdasarkan data tersebut, dapat dilihat persentase responden yang mengatakan mampu dalam peningkatan pelayanan. Sebanyak 50 mengatakan mampu dalam peningkatan pelayanan karena instruksi tugas yang diberikan oleh pimpinan jelas. Jadi, terdapat hubungan antara tingkat kejelasan instruksi tugas oleh pimpinan dengan kemampuan dalam peningkatan pelayanan. 119 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.47 Sumber : P.08FC.10 – P.37FC.39 Berdasarkan output data, pada SPSS viewer dapat dijelaskan hubungan antara penjelasan mengenai tugas dengan ketepatan waktu dalam pelaksanaan tugas. Dari 30 responden, 9 orang mengatakan sering tepat waktu, 19 orang mengatakan pernah tepat waktu, dan 2 orang mengatakan kadang-kadang tepat waktu dalam melaksanakan tugas. Sebaran data tentang penjelasan mengenai tugas oleh pimpinan adalah sebanyak 4 orang mengatakan sangat mengerti dan 26 orang mengatakan mengerti akan penjelasan mengenai tugas dari pimpinan. Dari data tersebut, dapat diketahui hubungan antara penjelasan mengenai tugas dengan ketepatan waktu dalam pelaksanaan tugas. Dari 30 responden, sebanyak 19 orang mengatakan pernah tepat waktu dalam pelaksanaan tugas. Karena rata-rata responden mengatakan pernah, maka inilah yang akan dibahas seperti di bawah ini : Universitas Sumatera Utara Sangat mengerti : 3 , 3 100 30 1 = x Mengerti : 60 100 30 18 = x Berdasarkan data tersebut, dapat dilihat persentase responden yang mengatakan pernah tepat waktu dalam pelaksanaan tugas. Sebanyak 60 mengatakan pernah tepat waktu dalam pelaksanaan tugas karena mengerti akan penjelasan mengenai tugas. Jadi, terdapat hubungan antara penjelasan mengenai tugas dengan ketepatan waktu dalam pelaksanaan tugas. Tabel 4.48 Sumber : P.11FC.13 – P.45FC.47 Berdasarkan output data, pada SPSS viewer dapat dijelaskan hubungan antara penjelasan mengenai alasan melakukan tugas dengan kesesuaian cara berkomunikasi dalam upaya peningkatan layanan. Dari 30 responden, 6 orang mengatakan sesuai, 1 orang mengatakan kurang sesuai, dan 23 orang mengatakan cara berkomunikasi sesuai dalam upaya peningkatan layanan. Universitas Sumatera Utara Sebaran data tentang penjelasan mengenai alasan melakukan tugas oleh pimpinan adalah sebanyak 3 orang mengatakan sangat mengerti dan 27 orang mengatakan mengerti akan penjelasan dari pimpinan mengenai alasan melakukan tugas. Dari data tersebut, dapat diketahui hubungan antara penjelasan mengenai alasan melakukan tugas dengan kesesuaian cara berkomunikasi dalam upaya peningkatan layanan. Dari 30 responden, sebanyak 23 orang mengatakan cara berkomunikasi mereka sudah sesuai dalam upaya peningkatan layanan. Karena rata-rata responden mengatakan sesuai, maka inilah yang akan dibahas, seperti di bawah ini : Sangat mengerti : 3 , 3 100 30 1 = x Mengerti : 3 , 73 100 30 22 = x Berdasarkan data tersebut, dapat dilihat persentase responden yang mengatakan kesesuaian cara berkomunikasi dalam upaya peningkatan layanan. Sebanyak 73,3 mengatakan cara berkomunikasi sudah sesuai dalam upaya peningkatan layanan karena mereka sudah mengerti akan penjelasan mengenai alasan melakukan tugas oleh pimpinan. Jadi, terdapat hubungan antara penjelasan mengenai alasan melakukan tugas dengan kesesuaian cara berkomunikasi dalam upaya peningkatan layanan. 122 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.49 Sumber : P.15FC.17 – P.40FC.42 Berdasarkan output data, pada SPSS viewer dapat dijelaskan hubungan antara tingkat kejelasan memberikan informasi peraturan dengan sikap perawat dalam melayani pasien. Dari 30 responden, 24 orang mengatakan baik dan 6 orang mengatakan sangat baik dalam melayani pasien. Sebaran data tentang tingkat kejelasan memberikan informasi peraturan adalah 4 orang mengatakan kurang jelas, 20 orang mengatakan jelas, dan 6 orang mengatakan pimpinan sangat jelas memberikan informasi peraturan. Dari data tersebut,dapat diketahui hubungan antara tingkat kejelasan memberikan informasi peraturan dengan sikap perawat dalam melayani pasien. Dari 30 responden, sebanyak 24 orang mengatakan sikap mereka baik dalam melayani pasien. Karena rata-rata responden mengatakan baik, maka inilah yang akan dibahas, seperti di bawah ini : Universitas Sumatera Utara Sangat jelas : 3 , 13 100 30 4 = x Jelas : 3 , 53 100 30 16 = x Kurang jelas : 3 , 13 100 30 4 = x Berdasarkan data tersebut, dapat dilihat persentase responden yang mengatakan sikap perawat baik dalam melayani pasien. Sebanyak 53,3 mengatakan sikap perawat baik dalam melayani pasien karena pimpinan jelas memberikan informasi peraturan. Jadi, terdapat hubungan antara tingkat kejelasan memberikan informasi peraturan dengan sikap perawat dalam melayani pasien. Tabel 4.50 Sumber : P.31FC.33 – P.42FC.44 Berdasarkan output data, pada SPSS viewer dapat dijelaskan tentang hubungan antara metode lisan menyampaikan keluhan pekerjaan dengan sikap dalam menanggapi keluhan. Dari 30 responden, 22 orang mengatakan baik dan 8 orang mengatakan sikap perawat sangat baik dalam menanggapi keluhan. Universitas Sumatera Utara Sebaran data tentang metode lisan menyampaikan keluhan pekerjaan kepada pimpinan adalah sebanyak 23 orang mengatakan mencukupi dan 7 orang mengatakan metode lisan menyampaikan keluhan pekerjaan kurang mencukupi. Dari data tersebut, dapat diketahui hubungan antara metode lisan menyampaikan keluhan pekerjaan dengan sikap dalam menanggapi keluhan. Dari 30 responden, sebanyak 22 orang mengatakan baik dalam menanggapi keluhan. Karena rata-rata respondn mengatakan baik, maka inilah yang akan di bahas, seperti di bawah ini : Mencukupi : 3 , 53 100 30 16 = x Kurang mencukupi : 20 100 30 6 = x Berdasarkan data di atas, dapat dilihat persentase responden yang mengatakan baik dalam menanggapi keluhan pasien. Sebanyak 53,3 mengatakan baik dalam menanggapi keluhan pasien karena metode lisan dalam menyampaikan keluhan pekerjaan kepada pimpinan sudah mencukupi. Jadi, terdapat hubungan antara metode lisan menyampaikan keluhan pekerjaan dengan sikap dalam menanggapi keluhan.

IV.4 Analisis Korelasi