Visi dan Misi Pendidikan Sarana dan prasarana SMA Islam Harapan Ibu Pondok Pinang

kehidupannya student active learning, contektual learning,inquiry_based learning, integrated learning b. Menciptakan lingkungan belajar yang kondusif condusive learning community sehingga anak dapat belajar dengan efektif di dalam suasana yang memberikan rasa aman, penghargaan, tanpa ancaman dan memberikan semangat. c. Memberikan pendidikan budi pekerti karakter akhlakul karimah secara eksplisit, sistematis dan berkesinambungan dengan melibatkan aspek fisik, emosi, sosial, kreativitas, spiritual dan intelektual siswa secara optimal. d. Metode pengajaran yang memperhatikan keunikan masing-masing anak,yaitu menerapkan kurikulum yang melibatkan juga seluruh dimensi aspek kecerdasan individu siswa.

3. Visi dan Misi Pendidikan

Visi pendidikan SMA Islam Harapan Ibu Pondok Pinang Jakarta Selatan adalah mewujudkan Sekolah yang unggul dalam berprestasi berdasarkan iman dan taqwa serta menjadi pilihan dan dambaan masyarakat. Adapun misi pendidikan di SMA Islam Harapan Ibu Pondok Pinang Jakarta Selatan sebagai berikut: a. Melaksanakan pembelajaran secara efektif b. Mendidik siswa untuk memiliki kemam-puan dalam bidang IPTEK dan IMTAQ c. Meningkatkan profesionalisme kinerja guru dan karyawan d. Melaksanakan ajaran agama sehingga lulusannya berbudi pekerti yang luhur berakhlaqul karimah e. Menciptakan suasana kekeluargaan kondusif dilingkungan sekolah Dalam mengemban misi pendidikan, kampus Pendidikan Islam Harapan Ibu bertekad untuk menjadi wadah dalam rangka peningkatan mental rohani sekaligus dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia di bidang ilmu pengetahuan dan Ilmu agama. Pendidikan Islam Harapan Ibu bertekad menjadi benteng pembela agama, bangsa, dan negara yang berarti juga sebagai kampus perjuangan.

4. Keadaan guru dan siswa SMA Islam Harapan Ibu Pondok Pinang

a. Keadaan Guru

Data keadaan guru dan karyawan yang penulis dapati sampai saat ini adalah sebagai berikut: ”jumlah guru keseluruhan 26 orang, dan staf tata usaha 2 orang serta 1 orang pegawai kebersihan”.

b. Keadaan Siswa

Adapun keadaan siswa dari tahun ketahun mengalami peningkatan. Jumlah pada tahun 20082009 murid SMA Islam Harapan Ibu Pondok Pinang Jakarta Selatan berjumlah 216 orang.

5. Sarana dan prasarana SMA Islam Harapan Ibu Pondok Pinang

Untuk sarana dan prasarana serta fasilitas yang penulis dapati, dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3 Sarana dan Prasarana No Jenis Ruang Jumlah Keterangan 1 Kelas 8 Sedang 2 Kepala Sekolah 1 Sedang 3 Guru 1 Sedang 4 Ruang Perpustakaan 1 Sedang 5 Ruang Tata Usaha 1 Sedang 6 Ruang Laboratorium M- IPA 1 sedang 7 MasjidMushalla 1 - 8 Ruang Lab. Komputer 1 Sedang 9 WC guru dan siswa 2 Sedang 10 Pertemuan secretariat 1 Sedang 11 Security 4 Sedang 12 Ruang Humas 1 Sedang 13 Ruang Musik 1 Sedang 14 Mobil Operasional 2 Sedang 15 Area Parkir 1 Sedang 16 Ruang Fotocopy 1 Sedang 17 Taman bermain anak- anak 1 Sedang 18 Lapangan Upacara 1 Sedang 21 Ruang UKS 1 Sedang 22 Lapangan Basket 1 Sedang

B. Penerapan Metode Ceramah dan Metode Hafalan dalam Pembelajaran

PAI quasi eksperimen Sesuai dengan judul yang diteliti, peneliti telah terjun langsung ke lapangan kelas dalam proses belajar-mengajar di kelas X.1 dan X.2, dengan bidang studi Pendidikan Agama Islam. Penelitian eksperimen ini berlangsung selama satu bulan lamanya dengan tiga kali pertemuan, dan aspek yang diambil adalah aspek Akhlak pada materi bab: tata krama pribadi. Di sini, peneliti bertindak sebagai pelaku eksperimen yang terjun langsung ke kelas untuk melaksanakan proses pembelajaran yang telah direncanakan. Sebelumnya, seluruh siswa kelas X.1 telah diberikan soal pre-test. Pada kelas X.1, saya memberikan materi dengan menggunakan pendekatan ekspositori. Yaitu, siswa belajar dengan metode ceramah dan Tanya jawab. Metode ceramah, yaitu cara menyampaikan materi tata krama pribadi dengan penuturan lisan, anak didik hanya melihat, mendengarkan, memahami, dan saya menyuruhnya agar apa yang disampaikan oleh guru hendaknya disimpulkan dan dicatat oleh siswa. Setelah materi tata krama pribadi sudah disampaikan kepada anak didik secara keseluruhan, maka saya menawarkan tanya jawab kepada anak didik, sehingga timbul adanya diskusi di dalam kelas hingga anak didik benar-benar memahami materi tata krama pribadi. Pada pertemuan kedua di kelas X.1, melanjutkan pembahasan yang masih berkaitan dengan materi tatakrama pribadi, seperti yang saya lakukan pada pertemuan pertama. Setelah menyampaikan materi tatakrama pribadi dengan keseluruhan, saya menawarkan tanya jawab kepada anak didik, sehingga timbul adanya diskusi di dalam kelas hingga anak didik benar-benar memahami materi tatakrama pribadi. Pada pertemuan terakhir, saya memberikan soal harian pada materi tata krama pribadi. Yang selanjutnya saya menemukan hasil data siswa kelas X.1 dengan menggunakan metode ceramah.