Pengertian Prestasi Belajar PAI

BAB II KAJIAN TEORI

A. Prestasi Belajar PAI

1. Pengertian Prestasi Belajar PAI

Para ahli mempunyai rumusan yang berbeda mengenai pengertian prestasi belajar misalnya WS. Winkel memberikan pengertian prestasi belajar adalah hasil yang diraih oleh seseorang selama dan sesudah ia mengalami proses belajar. Nana Sujana, mengemukakan bahwa prestasi belajar adalah kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah suatu hasil yang diperoleh dari proses belajar yang dilakukan oleh seseorang dalam beberapa waktu penugasan pengetahuan dan keterampilan yang dibuktikan melalui tes belajar dan dinyatakan dalam bentuk nilai. Prestasi belajar dapat diketahui setelah dilaksanakan evaluasi belajar. Pada umumnya prestasi belajar di sekolah dinyatakan dalam bentuk angka dan angka tersebut biasanya dicantumkan dalam deretan nilai raport yang diberikan guru. Jadi seseorang dapat memperoleh prestasi apabila telah melakukan proses belajar beberapa waktu dalam penguasaan pengetahuan dan keterampilan. Kegiatan manusia yang tidak lepas dari zaman ke zaman adalah melaksanakan kegiatan belajar. Kegiatan ini merupakan hal yang esensial dan dibutuhkan oleh manusia itu sendiri, sadar atau tidak sadar ini harus dilakukan sehingga belajar merupakan kegiatan dari tidak tau menjadi tahu atau dari belum dewasa menjadi dewasa. Belajar adalah sebuah proses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri. 8 Menurut S. Nasution ”belajar adalah perubahan-perubahan dalam sistem urat saraf, dan sebagai perubahan sikap atas pengalaman dan latihan, serta penambahan pengetahuan, dimana guru berusaha memberikan ilmu sebanyak mungkin kepada murid untuk mengumpulkannya”. Hilgard mengatakan: ”learning is the proses by which an activity originates or is changed through training procedures whether in the laboratory or in the natural environment as distinguished from channges by factors not attributable to training”. Belajar adalah proses yang melahirkan atau mengubah suatu kegiatan melalui jalan latihan apakah dalam laboratorium atau dalam lingkungan alamiah yang dibedakan dari perubahan-perubahan oleh faktor-faktor yang tidak termasuk latihan, misalnya perubahan karena mabuk atau minum ganja bukan termasuk hasil belajar. 1 Sebagian orang beranggapan bahwa belajar adalah semata-mata mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang terjadi dalam bentuk informasimateri pelajaran. Orang yang beranggapan demikian biasanya akan segera merasa bangga ketika anak-anaknya telah mampu menyebutkan kembali secara lisan verbal sebagian besar informasinya yang terdapat dalam buku teks atau yang diajarkan oleh guru. Sementara Menurut Muhibbin Syah, Belajar adalah ”kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan”. Belajar adalah ”suatu perubahan yang terjadi dalam diri organisme manusia atau hewan disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku organisme tersebut”. 2 Menurut Moh. Uzer Usman belajar diartikan sebagai ”proses perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antar individu dan individu dengan lingkungannya”. 3 1 S. Nasution, Didaktik Asas-Asas Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, 1995 Cet. Ke I h. 34 2 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, Jakarta: PT. Logos Wacana Ilmu, 1999 Cet.IV h. 3 Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT. Rosyda karya, 2000 h. 5 Menurut Hilgard dan Bower Mengemukakan bahwa Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seorang terhadap situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu, di mana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atas dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan atau keadaan-kadaan sesaat seseorang. Sedangkan Skinner berpandangan bahwa belajar adalah, suatu perilaku pada saat orang belajar, maka responnya menjadi lebih baik. Sebaliknya, bila ia tidak belajar maka responnya menurun. 4 Lebih lanjut Suharsimi memberikan pandangannya, ”belajar adalah suatu proses yang terjadi karena adanya usaha untuk melaksanakan perubahan terhadap diri manusia yang melakukan, dengan maksud memperoleh perubahan dalam dirinya baik berupa pengetahuan ataupun sikap”. 5 Reber dalam Kamus susunannya, ”membatasi belajar dengan dua macam definisi, pertama belajar adalah proses memperoleh pengetahuan. Kedua belajar adalah suatu perubahan kemampuan beraksi yang relatif langgeng sebagai hasil latihan yang diperkuat”. 6 Berdasarkan definisi-definisi yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan beberapa hal penting hal yang berkaitan dengan pengertian belajar sebagai berikut: a. Belajar adalah proses perubahan tingkah laku sebagai akibat pengalaman atau latihan b. Perubahan tingkah laku akibat belajar itu dapat berupa memperoleh perilaku yang baru atau memperbaikimeningkatkan perilaku yang sudah ada. c. Perubahan tingkah laku yang ditimbulkan oleh belajar dapat berupa perilaku yang baik positif atau perilaku yang buruk negatif. d. Perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar itu terjadi melalui usaha dengan mendengar, membaca, mengikuti, menghayati, meniru, melatih dan mencoba sendiri atau berarti dengan pengalaman atau latihan. 4 Dimyati Mudjiono, Belajar Dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 1999, h. 43 5 Suharsimi Arikunto, Manajemen Pengajaran Secara Manusia, Jakarta: Rineka Cipta, 1990 h. 2 6 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Bandung, PT. Rosyda Karya, 1997 h. 91 e. Perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar harus relatif menetap bukan perubahan yang bersifat sementara atau tiba-tiba terjadi kemudian cepat hilang kembali, seperti perubahan perilaku akibat alkoholminuman keras. f. Tingkah laku yang mengalami perubahan akibat belajar itu menyangkut semua aspek kepribadiantingkahlaku individu, baik perubahan dalam pengetahuan, kemampuan, keterampilan, kebiasaan, sikap, dan aspek perilaku lainnya. g. Belajar itu dalam prakteknya dapat dilakukan di sekolah atau di luar sekolah. Belajar di sekolah senantiasa diarahkan oleh guru kepada perubahan perilaku yang baikpositif, sedangkan belajar di luar sekolah yang dilakukan sendiri oleh individu dapat menghasilkan perubahan perilaku yang positif atau negative. 7 Penulis lebih lanjut merumuskan bahwa adanya perubahan baik pada pengetahuan, keterampian maupun sikap yang mana perubahan itu dihasilkan sebagi hasil dari latihan atau pengalaman. Jadi dapat disimpulkan bahwa belajar adalah merupakan tingkah laku yang lebih baik atau sebaliknya dan perubahan yang terjadi setelah melalui proses belajar itu terjadi berkat latihan dan pengalaman sehingga perubahan tersebut relatif signifikan. Perubahan yang terjadi meliputi berbagai aspek kepribadian baik psikis, fisik seperti perubahan pada cara berfikir, keterampilan, kecakapan, kebiasaan maupun sikap. Kata prestasi berasal dari kata Belanda yaitu “Prestatie” yang kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi prestasi yang berarti hasil dari usaha. 8 Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang dicapai individu dari aktualisasi potensi yang dimilikinya dalam jangka waktu tertentu. Dalam pendidikan prestasi belajar dilambangkan dengan nilai yang berbentuk angka. Dengan demikian prestasi belajar yang sudah diperoleh erat hubungannya dengan cita-cita yang ditanamkan oleh guru kepada anak didik. Hal ini mengandung pengertian bahwa potensi belajar merupakan manifestasi dari kemampuan yang bersangkutan, dan merupakan hasil interaksi berbagai faktor 7 Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1995 h. 54-56 8 Zaenal Arifin, Evaluasi Hasil Intruksional, Prinsip, Teknik, Prosedur, Bandung: Remaja Rosda Karya, 1996, h. 2. yang mempengaruhinya, baik dari dalam diri internal maupun dari luar eksternal.

2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar