14
BAB II KAJIAN TEORITIS
A. Hakekat dan Pengertian Belajar
Sebelum kita memahami belajar dari pendapat berbagai tokoh, kita harus mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan belajar.
Di dalam Kamus Besar Psikologi yang dikutip oleh Prof. Dr. H. Aminudin Rasyad, belajar dikaitkan antara belajar dan mengetahui. Belajar to learn
adalah memperoleh ilmu penegetahuan atau penguasaan ilmu melalui pengalaman, mengingat, mengalami dan mendapatkan informasi. Sedangkan
mengetahui to know adalah menyerap segala sesuatu secara langsung melalui alat indera atau jiwa
1
. Menurut Higlar dan Bower dalam bukunya Theories of Learning yang
dikutip dari buku Evaluasi Pengajaran karya M. Ngalim Purwanto menyatakan bahwa belajar berhubungan dengan tingkah laku seseorang terhadap situasi
tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar
kecenderungan sespon pembawaan, kematangan atau keadaan-keadaan sesaat seseorang. Sejalan dengan paparan di atas, Muhibin Syah mengemukakan
bahwa belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan
lingkungan yang melibatkan proses kognitif
2
.
1
H. Aminuddin Rasyad, Teori Belajar dan Pembelajaran. 2003, Jakarta : UHAMKA Press. hal 24
2
Darwyan Syah, Strategi Belajar Mengajar, 2009, Jakarta : Diadit Media,hal 35
Jamal Ma’mur Asmani dalam bukunya Jurus-jurus Belajar Efektif untuk SMP dan SMA merumuskan bahwa belajar adalah proses kontinu yang tidak
pernah berhenti pada tanggungjawab intelektual dengan semangat menguasai dan mengembangkan ilmu, ada tanggungjawab moral dalam rangka
mengamalkan ilmu yang dikuasai, dan ada tanggungjawab sosial dalam arti memberikan keteladanan yang baik kepada masyarakat
3
. Menurut al-Ghazali, proses belajar yang dilakukan seseorang adalah usaha
orang tersebut untuk mencari ilmu, karena itu belajar itu sendiri tidak lepas dari ilmu yang akan dipelajarinya
4
. Dalam pengertian lain, belajar adalah membentuk hubungan-hubungan
dalam susunan urat syaraf sebagai hasil dari sambutan-sambutan yang diberikan terhadap perangsang-perangsang
5
. Pernyataan di atas pada dasarnya mementingkan aspek psikologis si pelaku, meskipun hal itu dilakukan dengan
samar-samar tetapi belajar merupakan perbuatan yang menyertakan berbagai bagian organisme si pelaku.
B. Ciri-ciri Belajar