K.H.  Muhammad  Idris  Jauhari  memandang  berbeda  antara  al-tarbiyah dan al-
ta’lim, beliau memandang bahwa al-tarbiyah lebih luas cakupannya dari pada  al-
ta’lim,  karena  aal-tarbiyah  merupakan  kegiatan  mempersipakan manusia  untuk  kehidupan  yang  lebih  baik,  hal  itu  menjadi  keharusan
memfokuskan  kepada  kegiatan  mengasuh,  mendidik,  dan  membudayakan. Ketiga  kegiatan  ini  mempersiapkan  manusia  menuju  kematangan  fisik,
intelektual dan hati.
D. Persiapan-persiapan Siswa Sebelum Belajar
Membicarakan  belajar  efektif  dan  efisien  tidak  bisa  lepas  dari membicarakan tentang “cara atau metode” belajar, cara tidak selamanya pernah
sama  dan  seragam  pada  semua  kondisi,  efektif  atau  tidaknya  cara  belajar tergantung  pada  kesesuaian  cara  yang  dipergunakan  dengan  situasi-situasi
khusus  yang  ada.  Selain  itu  juga  ada  pra-syarat  tertentu  yang  harus  dipenuhi oleh seseorang yang berhasrat untuk belajar.
Di  dalam  buku  Cara  Belajar  Efektif  Efisien  dan  Akseleratif  karya  K.H. Muhammad Idris Jauhari dijelaskan empat pra-syarat yang harus dipenuhi oleh
orang yang berhasrat untuk belajar. 1.
Memiliki kemauan dan kesipan will and readiness untuk belajar. Hal ini berhubungan dengan niat dan motivasi belajar.
2. Berorientasi  pada  pencapaian  hasil  belajar  yang  optimal  achievement
oriented. Hal ini menyangkut semangat dan etos belajar. 3.
Memiliki kemampuan dan tradisi-tradisi intelektual yang positif, baik yang menyangkut  kecerdasan  ataupun  yang  berhubungan  dengan  sikap  dan
perilaku dalam belajar. 4.
Berusaha  menciptakan  suasana  lingkungan  belajar  yang  kondusif;  baik lingkungan fisik lahiriyah ataupun lingkungan psikis bathiniyah.
Syarat-syarat  seseorang  sebelum  melakukan  proses  belajar  juga dijelaskan oleh Al-Ghazali secara terperinci. Syarat-syarat tersebut adalah
15
:
15
H.  Baharuddin,  dan  Esa  Nur  Wahyuni,  Teori  Belajar  dan  Pemebelajaran,  2009  Ar- Ruzz Media, Yogyakarta, hal. 45
1. Mendahulukan kebersihan jiwa dari akhlak yang rendah. Kebersihan yang
dimaksud adalah kebersihan hati, karena hati merupakan bagian dari tubuh manusia  yang  sangat  sentral  dan  sangat  berpengaruh  terhadap  perilaku
manusia.  Al-Ghazali  juga  menjelaskan  bahwa  lupa  itu  terjadi  karena  dua hal.  Pertama,  karena  manusia  yang  mempunyai  sifat  dasar  lupa.  Kedua,
karena hati menjadi keras yang disebabkan seringnya melakukan dosa dan kesalahan.
2. Mengurangi kesenangan-kesenangan duniawi agar hati terpusat pada Ilmu
Allah. 3.
Sederhana  dalam  makanan  dan  jangan  berlebihan  dalam  hal  makanan, karena akan menyebabkan mengantuk dan mudah lelah.
4. Bersikap rendah hati dan tidak boleh meremehkan pada orang lain.
5. Belajar dengan bertahap.
6. Belajar ilmu sampai tuntas.
7. Mengenal nilai-nilai dalam ilmu pengetahuan yang dipelajari.
8. Memperioritaskan ilmu keagamaan sebelum menyelami ilmu duniawi.
9. Mengenal  nilai-nilai  pragmatis  bagi  suatu  ilmu  pengetahuan,  yaitu  ilmu
yang  bermanfaat,  membahagiakan,  mensejahterakan,  dan  memberi keselamatan dunia dan akhirat.
10. Merasa satu bangunan dengan sesama murid.
11. Menjauhkan diri dari mempelajari banyak pendapat sehingga menimbulkan
kekacauan berpikir.
E. Metode-metode Dasar Belajar Efektif