Mengenali emosi orang lain Membina hubungan dengan orang lain

mengendalikan dorongan hati; b derajat kecemasan yang berpengaruh terhadap unjuk kerja seseorang; c kekuatan berfikir positif; d optimisme; dan e keadaan flow mengikuti aliran, yaitu keadaan ketika perhatian seseorang sepenuhnya tercurah ke dalam apa yang sedang terjadi, pekerjaannya hanya terfokus pada satu objek. Dengan kemampuan memotivasi diri yang dimilikinya maka seseorang akan cenderung memiliki pandangan yang positif dalam menilai segala sesuatu yang terjadi dalam dirinya.

d. Mengenali emosi orang lain

Empathy empati, menyatakan kepekaan pada perasaan orang lain dan peduli dan mengerti kenginginan mereka, menghargai perbedaan cara orang lain dalam merasakan sesuatu. Empati atau mengenal emosi orang lain dibangun berdasarkan pada kesadaran diri. Kemampuan berempati merupakan kemampuan untuk mengetahui bagaimana perasaan orang lain. Jika seseorang terbuka pada emosi sendiri, maka dapat dipastikan bahwa ia akan terampil membaca perasaan orang lain. Sebaliknya orang yang tidak mampu menyesuaikan diri dengan emosinya sendiri dapat dipastikan tidak akan mampu menghormati perasaan orang lain.

e. Membina hubungan dengan orang lain

Handling relationships menjaga hubungan dengan orang lain, berdamai dengan emosi-emosi orang lain, kecakapan sosial, dan kemampuan sosial. Seni dalam membina hubungan dengan orang lain merupakan keterampilan sosial yang mendukung keberhasilan dalam pergaulan dengan orang lain. Tanpa memiliki keterampilan seseorang akan mengalami kesulitan dalam pergaulan sosial. Sesungguhnya karena tidak dimilikinya keterampilan-keterampilan semacam inilah yang menyebabkan seseroang seringkali dianggap angkuh, mengganggu atau tidak berperasaan.

2.2.3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecerdasan Emosional

Walgito 1993 membagi faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosi menjadi dua faktor yaitu : a. Faktor Internal. Faktor internal adalah apa yang ada dalam diri individu yang mempengaruhi kecerdasan emosinya. Faktor internal ini memiliki dua sumber yaitu segi jasmani dan segi psikologis. Segi jasmani adalah faktor fisik dan kesehatan individu, apabila fisik dan kesehatan seseorang dapat terganggu dapat dimungkinkan mempengaruhi proses kecerdasan emosinya. Segi psikologis mencakup didalamnya pengalaman, perasaan, kemampuan berfikir dan motivasi. b. Faktor Eksternal. Faktor ekstemal adalah stimulus dan lingkungan dimana kecerdasan emosi berlangsung. Faktor ekstemal meliputi: 1 Stimulus itu sendiri, kejenuhan stimulus merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan seseorang dalam memperlakukan kecerdasan emosi tanpa distorsi dan 2 Lingkungan atau situasi khususnya yang melatarbelakangi proses kecerdasan emosi. Objek lingkungan yang melatarbelakangi merupakan kebulatan yang sangat sulit dipisahkan. Selain itu, Goleman 2006:268 menyatakan bahwa keluarga merupakan sekolah pertama untuk mempelajari emosi, dalam lingkungan yang akrab ini dipelajari bagaimana merasakan perasaan sendiri dan bagaimana orang lain menanggapi perasaan kita, bagaimana berpikir tentang perasaan-perasaan ini dan pilihan-pilihan apa yang kita miliki untuk bereaksi, serta bagaimana membaca dan mengungkapkan harapan dan rasa takut. Pembelajaran emosi ini bukan hanya melalui hal-hal yang diucapkan dan dilakukan oleh orangtua secara langsung kepada anak, melainkan juga melalui contoh-contoh yang mereka berikan sewaktu menangani perasaan mereka sendiri atau perasaan yang muncul antara suami dan istri. Karena anak adalah murid yang pintar, yang sangat peka terhadap transmisi emosi yang paling halus sekalipun dalam keluarga. Orangtua yang terampil secara emosional dapat sangat mambantu anak dengan memberikan dasar keterampilan emosional berikut: belajar bagaimana mengenali, mengelola, dan memanfaatkan perasaan-perasaan, berempati, dan menangani perasaan-perasaan yang muncul dalam hubungan-hubungan mereka. Keuntungan bagi anak-anak yang orangtuanya terampil secara emosional adalah serangkaian manfaat yang menakjubkan yang mencakup seluruh spektrum kecerdasan emosional Goleman, 2006:271

2.3. Kerangka Berpikir