Uji Hipotesis Perbedaan Status Gizi Siswa SDMI Sebelum dan Uji Hipotesis Perbedaan Kadar Hemoglobin Siswa SDMI Sebelum

62 Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kriteria Prestasi Belajar No Rentang Skor Prestasi Belajar Kriteria Sebelum PMT-AS Sesudah PMT-AS Frekuensi Frekuensi 1 ≤59 Kurang 91 26,76 78 22,94 2 60-69 Cukup 161 47,35 133 39,12 3 70-79 Baik 73 21,47 105 30,88 4 80-100 Sangat Baik 15 4,41 24 7,06 Total 340 100 340 100 Sumber: Data Hasil Penelitian 2010 Pada tabel 4.7 terlihat perubahan prestasi belajar siswa SDMI sebelum PMT-AS terdapat 26,76 siswa memiliki prestasi belajar kurang, 47,35 siswa memiliki prestasi belajar cukup, 21,47 siswa memilki prestasi belajar baik, 4,41 siswa memiliki prestasi belajar sangat baik dan sesudah PMT-AS menjadi 22,94 siswa memiliki prestasi belajar kurang, 39,12 siswa memiliki prestasi belajar cukup, 30,88 siswa memilki prestasi belajar baik, 7,06 siswa memiliki prestasi belajar sangat baik. Terlihat bahwa prestasi belajar siswa mengalami perubahan antara sebelum dan sesudah programPMT-AS.

4.2.2 Analisis Bivariat

Analisis bivariat digunakan untuk menguji perbedaan antara status gizi, kadar hemoglobin dan prestasi belajar siswa SDMI dengan menggunakan uji chi- square karena memenuhi syarat-syarat uji chi-square.

4.2.2.1 Uji Hipotesis Perbedaan Status Gizi Siswa SDMI Sebelum dan

Sesudah PMT-AS Hasil uji chi-square dapat dilihat pada tabel di bawah ini: 63 Tabel 4.8 Uji Chi-Square Perbedaan Status Gizi Siswa SDMI Sebelum dan Sesudah PMT-AS Pemberian PMT-AS Kriteria Status Gizi P CC Kurang Baik Total f f F Sebelum 19 5,6 321 94,4 340 100 0,03 0,083 Sesudah 8 2,4 332 97,6 340 100 Total 27 4 567 96 680 100 Tabel di atas menunjukkan bahwa terdapat perubahan status gizi dari 340 siswa sebelum dan sesudah menerima PMT-AS yaitu 19 siswa 5,6 memiliki status gizi kurang serta 321 siswa 94,4 memiliki status gizi baik menjadi 8 siswa 2,4 memiliki status gizi kurang serta 332 siswa 97,6 memiliki status gizi baik. Analisis bivariat diperoleh p value sebesar 0,03 0,05 berarti Ho ditolak, yang artinya ada perbedaan status gizi siswa SDMI sebelum dan sesudah PMT- AS dengan contingency coefficient CC sebesar 0,083 kekuatan hubungan lemah.

4.2.2.2 Uji Hipotesis Perbedaan Kadar Hemoglobin Siswa SDMI Sebelum

dan Sesudah PMT-AS Hasil uji chi-square dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 4.9 Uji Chi-Square Perbedaan Kadar Hemoglobin Siswa SDMI Sebelum dan Sesudah PMT-AS Pemberian PMT-AS Kriteria Kadar Hemoglobin P CC Anemi Tidak Anemi Total f f F Sebelum 340 100 - - 340 100 0,00 0,260 Sesudah 294 86,5 46 13,5 340 100 Total 634 93,2 46 6,8 680 100 Tabel di atas menunjukkan bahwa terdapat perubahan kadar hemoglobin dari 340 siswa sebelum dan sesudah program PMT-AS yaitu 340 siswa 100 64 memiliki kadar hemoglobin pada taraf tidak normal atau anemia menjadi 294 siswa 86,5 memiliki kadar hemoglobin pada taraf tidak normal serta 46 siswa 13,5 memiliki kadar hemoglobin pada taraf normal atau tidak anemia. Analisis bivariat diperoleh p value sebesar 0,000 0,05 berarti Ho ditolak, yang artinya ada bahwa terdapat perbedaan kadar hemoglobin siswa sebelum dan sesudah PMT-AS dengan contingency coefficient CC sebesar 0,260 kekuatan hubungan lemah.

4.2.2.3 Uji Hipotesis Perbedaan Prestasi Belajar Siswa SDMI Sebelum dan

Dokumen yang terkait

Studi Pelaksanaan Program Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMT-AS) dan Keragaan Gizi Siswa Sekolah Dasar (SD) di Propinsi Lampung

0 14 124

Pengaruh Program Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMT-AS) terhadap Status Gizi Siswa Sekolah Dasar

1 11 93

PERBEDAAN STATUS GIZI ANAK SEKOLAH DASAR SEBELUM DAN SESUDAH MENDAPATKAN PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN (PMT) DI SDN Perbedaan Status Gizi Anak Sekolah Dasar Sebelum Dan Sesudah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Di SDN Plalan I Kota Surakarta.

1 3 17

PERBEDAAN STATUS GIZI ANAK SEKOLAH DASAR SEBELUM DAN SESUDAH MENDAPATKAN PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN (PMT) DI Perbedaan Status Gizi Anak Sekolah Dasar Sebelum Dan Sesudah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Di SDN Plalan I Kota Surakarta.

1 3 13

PERBEDAAN KADAR HEMOGLOBIN ANAK SEKOLAH SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN Perbedaan Kadar Hemoglobin Anak Sekolah Sebelum Dan Sesudah Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMT-AS) Di SD Negeri Banyuanyar III Kota Surak

1 1 18

PENDAHULUAN Perbedaan Kadar Hemoglobin Anak Sekolah Sebelum Dan Sesudah Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMT-AS) Di SD Negeri Banyuanyar III Kota Surakarta Tahun 2012.

0 1 5

PERBEDAAN KADAR HEMOGLOBIN ANAK SEKOLAH SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN ANAK Perbedaan Kadar Hemoglobin Anak Sekolah Sebelum Dan Sesudah Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMT-AS) Di SD Negeri Banyuanyar III Kota Surakarta Tahun 201

0 2 15

EFEK PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN ANAK SEKOLAH (PMT-AS) TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR Efek Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMT-AS) Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar di SD Negeri Banyuanyar III Kota Surakarta Tahun 2012.

0 1 18

EFEK PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN ANAK SEKOLAH (PMT-AS) TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR Efek Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMT-AS) Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar di SD Negeri Banyuanyar III Kota Surakarta Tahun 2012.

0 0 15

(ABSTRAK) EVALUASI PERAN PROGRAM PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN ANAK SEKOLAH (PMT-AS) TERHADAP STATUS GIZI, KADAR HEMOGLOBIN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA (Studi Kasus pada Siswa SD/MI Penerima PMT-AS di Kecamatan Kalibening Kabupaten Banjarnegara Tahun 2010).

1 0 3