Batasan Anemia Gejala Anemia Penyebab Anemia Zat Gizi yang Berpengaruh Terhadap Anemia

35 Wanita tak hamil 120 0.36 Wanita hamil 110 0.33 Sumber: WHO, 2000. 2.1.4.2. Macam-Macam Anemia 1. Anemia Pasca Pendarahan post hemorrhagic Terjadi akibat pendarahan yang massif seperti kecelakaan, luka operasi, persalinan dan sebagainya atau karena pendarahan menahun. 2. Anemia Hemolitik Terjadi akibat penghancuran hemolisis eritrosit yang berlebihan. a. Faktor Intrasel Misal talasemia, hemoglobinopatia talasemia HbE, sickle cell anemia, sterotosis congenital, defisiensi enzim eritrosit G-6PD, piruvat kinase, Glutation reduktase. b. Faktor Ekstrasel Misal intoksikasi, infeksi malaria imunologis inkompatibilitas golongan darah, reaksi hemolitik pada transfuse darah. 3. Anemia Defiensi Karena kekurangan faktor eritrosit besi, asam folat, vitamin B 12 , protein, eritropoeteoi dan sebagainya. 4. Anemia Aplastik Disebabkan karena terhentinya pembuatan sel darah oleh sumsum tulang Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FK UI, 1985:429.

2.1.4.3. Batasan Anemia

36 Anemia didefinisikan sebagai keadaan di mana level Hb rendah karena kondisi patologis. Defisiensi Fe merupakan salah satu penyebab anemia, tetapi bukanlah satu-satunya penyebab anemia. Penyebab lainnya adalah infeksi kronik, khususnya malaria dan defisiensi asam folat. Tabel 2.8 Batasan Anemia Menurut Departemen Kesehatan Kelompok Batas Normal 1 2 Anak Balita 11 gram Anak Usia Sekolah 12 gram Wanita Dewasa 12 gram Laki-laki Dewasa 13 gram Ibu Hamil 11 gram Ibu Menyusui 3 bulan 12 gram Sumber: I Dewa Nyoman Supariasa, 2002:169.

2.1.4.4. Gejala Anemia

Kekurangan besi pada umumnya menyebabkan pucat, rasa lemah, letih, pusing, kurang nafsu makan, menurunnya kebugaran tubuh, menurunnya kemampuan kerja, menurunnya kekebalan tubuh dan gangguan penyembuhan luka. Disamping itu kemampuan mengatur suhu tubuh menurun. Pada anak-anak kekurangan besi menimbulkan apatis, mudah tersinggung, menurunnya kemampuan untuk berkonsentrasi dan belajar Sunita Almatsier, 2004:256.

2.1.4.5. Penyebab Anemia

Menurut Arisman 2004:145, tiga penyebab anemia defisiensi zat besi, yaitu: 1. Kehilangan darah secara kronis 37 Kehilangan darah secara kronis sebagai dampak perdarahan kronis seperti pada penyakit ulkus peptikum, hemoroid, infestasi parasit dan proses keganasan. 2. Asupan dan serapan tidak adekuat Makanan yang banyak mengandung zat besi adalah bahan makanan yang berasal dari daging hewan. Di samping banyak mengandung zat besi, serapan zat besi dari sumber makanan tersebut mempunyai angka keterserapan sebesar 20- 30. Kebiasaan mengkonsumsi makanan yang dapat mengganggu penyerapan zat besi, seperti teh dan kopi secara bersamaan pada waktu makan menyebabkan serapan zat besi semakin rendah. 3. Peningkatan kebutuhan akan zat besi Asupan zat besi harian di perlukan untuk mengganti zat besi yang hilang melalui tinja, air kencing dan kulit. Kehilangan basis ini diduga sebanyak 14 µg kg BB hari.

2.1.4.6. Zat Gizi yang Berpengaruh Terhadap Anemia

Anemia akan terasa berat jika kadar Hemoglobin sel darah merah semakin rendah. Kadar Hemoglobin akan semakin rendah jika asupan gizi dalam tubuh berkurang. Zat gizi yang terkait dalam tubuh berkurang. Zat gizi yang terkait dalam timbulnya anemia adalah zat besi, asam folat, vitamin B12, vitamin B6 pirodoksin, vitamin C, vitamin E, serta protein. Kurangnya asupan gizi di dalam tubuh terjadi karena beberapa faktor antara lain: 1. Karena makanan sehari-hari sangat sedikit mengandung zat besi. 2. Karena presentasi zat besi yang dapat diserap dari makanan sangat rendah. 38 3. Adanya zat-zat yang dapat meghambat penyerapan zat besi. Winarto, 2002:37.

2.1.5 Prestasi Belajar

Dokumen yang terkait

Studi Pelaksanaan Program Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMT-AS) dan Keragaan Gizi Siswa Sekolah Dasar (SD) di Propinsi Lampung

0 14 124

Pengaruh Program Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMT-AS) terhadap Status Gizi Siswa Sekolah Dasar

1 11 93

PERBEDAAN STATUS GIZI ANAK SEKOLAH DASAR SEBELUM DAN SESUDAH MENDAPATKAN PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN (PMT) DI SDN Perbedaan Status Gizi Anak Sekolah Dasar Sebelum Dan Sesudah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Di SDN Plalan I Kota Surakarta.

1 3 17

PERBEDAAN STATUS GIZI ANAK SEKOLAH DASAR SEBELUM DAN SESUDAH MENDAPATKAN PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN (PMT) DI Perbedaan Status Gizi Anak Sekolah Dasar Sebelum Dan Sesudah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Di SDN Plalan I Kota Surakarta.

1 3 13

PERBEDAAN KADAR HEMOGLOBIN ANAK SEKOLAH SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN Perbedaan Kadar Hemoglobin Anak Sekolah Sebelum Dan Sesudah Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMT-AS) Di SD Negeri Banyuanyar III Kota Surak

1 1 18

PENDAHULUAN Perbedaan Kadar Hemoglobin Anak Sekolah Sebelum Dan Sesudah Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMT-AS) Di SD Negeri Banyuanyar III Kota Surakarta Tahun 2012.

0 1 5

PERBEDAAN KADAR HEMOGLOBIN ANAK SEKOLAH SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN ANAK Perbedaan Kadar Hemoglobin Anak Sekolah Sebelum Dan Sesudah Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMT-AS) Di SD Negeri Banyuanyar III Kota Surakarta Tahun 201

0 2 15

EFEK PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN ANAK SEKOLAH (PMT-AS) TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR Efek Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMT-AS) Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar di SD Negeri Banyuanyar III Kota Surakarta Tahun 2012.

0 1 18

EFEK PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN ANAK SEKOLAH (PMT-AS) TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR Efek Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMT-AS) Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar di SD Negeri Banyuanyar III Kota Surakarta Tahun 2012.

0 0 15

(ABSTRAK) EVALUASI PERAN PROGRAM PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN ANAK SEKOLAH (PMT-AS) TERHADAP STATUS GIZI, KADAR HEMOGLOBIN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA (Studi Kasus pada Siswa SD/MI Penerima PMT-AS di Kecamatan Kalibening Kabupaten Banjarnegara Tahun 2010).

1 0 3