18
c Faktor Ekologi
Bengoa mengungkapkan bahwa malnutrisi merupakan masalah ekologi sebagai hasil interaksi beberapa faktor fisik, biologis, dan lingkungan budaya.
Jumah makanan yang tersedia sangat tergantung pada keadaan ekologi seperti iklim, tanah, irigasi, penyimpanan, transportasi, dan tingkat ekonomi penduduk I
Dewa Nyoman Supariasa, 2002:20.
2.1.2.1.1. Penilaian Status Gizi Secara Antropometri
Secara umum antropometri adalah ukuran tubuh manusia ditinjau dari sudut pandang gizi, maka antropometri gizi berhubungan dengan berbagai macam
pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari tingkat umur dan gizi. Pengukuran antropometri gizi berhubungan dengan berbagai macam pengukuran
dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi I Dewa Nyoman Supariasa, 2002:36.
Beberapa keunggulan dan kelemahan antropometri, sebagai berikut:
Keunggulan Antropometri :
1 Prosedurnya sederhana, aman, dan dapat dilakukan dalam jumlah sampel
yang besar. 2
Relatif tidak membutuhkan tenaga ahli, dilakukan oleh tenaga yang sudah dilatih dalam waktu singkat dapat melakukan pengukuran antropometri.
3 Alat murah, mudah dibawa, tahan lama, dapat dipesan dan dibuat di daerah
setempat. 4
Dapat mendeteksi atau menggambarkan riwayat gizi dimasa lampau.
19
5 Umumnya dapat mengidentifikasi status gizi sedang, kurang, dan gizi buruk,
karena sudah ada ambang batas yang jelas. 6
Metode antropometri dapat mengevaluasi perubahan status gizi pada periode tertentu, atau dari satu generasi ke generasi berikutnya.
7 Metode antropometri gizi dapat digunakan untuk penampisan kelompok yang
rawan terhadap gizi.
Kelemahan Antropometri :
1 Tidak sensitif.
2 Metode ini tidak mendeteksi status gizi dalam waktu yang singkat.
3 Faktor di luar gizi penyakit, genetik, dan penurunan penggunaan energi
dapat menurunkan spesifikasi dan sensitivitas pengukuran antropometri. 4
Kesalahan yang terjadi pada saat pengukuran dapat mempengaruhi presisi, akurasi dan validitas dalam pengukuran antropometri gizi.
5 Kesalahan ini terjadi karena pengukuran, perubahan hasil pengukuran baik
fisik maupun komposisi jaringan, analisis dan asumsi keliru. 6
Sumber kesalahan karena berhubungan dengan latihan petugas yang tidak cukup, kesalahan alat atau tidak ditera, kesulitan pengukuran.
I Dewa Nyoman Supariasa, 2002:36. Antropometri sebagai indikator status gizi dapat dilakukan dengan
mengukur beberapa parameter. Parameter adalah ukuran tunggal dari tubuh manusia, antara lain: umur, berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas, lingkar
kepala, lingkar dada, lingkar pinggul, dan tebal lemak bawah kulit I Dewa Nyoman Supariasa, 2002:38.
20
Beberapa indeks antropometri yang sering digunakan sebagai dasar penilaian status gizi, yaitu:
1. Berat Badan Menurut Umur BBU
Berat badan adalah salah satu parameter yang memberikan gambaran tubuh. Berat badan adalah parameter antropometri yang sangat labil. Berdasarkan
karakteristik tersebut maka indeks berat badan menurut umur digunakan sebagai salah satu cara pengukuran status gizi seseorang saat itu. Pada keadaan normal,
berat badan berkembang mengikuti pertambahan umur. 2.
Tinggi Badan Menurut Umur TBU Tinggi badan merupakan antropometri yang menggambarkan keadaan
pertumbuhan. Pertumbuhan tinggi badan tidak seperti berat badan, relatif kurang sensitive terhadap masalah kekurangan gizi dalam waktu yang pendek. Maka
indeks ini menggambarkan status gizi masa lalu. Pada keadaan normal, tinggi badan tumbuh seiring dengan pertambahan umur.
3. Berat Badan Menurut Tinggi Badan BBTB
Berat badan memiliki hubungan yang linier dengan tinggi badan. Dalam keadaan normal, perkembangan berat badan akan searah dengan pertumbuhan
tinggi badan dengan kecepatan tertentu. Tabel 2.3 Tabel Kelebihan dan Kelemahan Beberapa Jenis Indeks
Indeks Kelebihan
Kelemahan 1 2
3 BBU -
Baik untuk mengukur status gizi kronis
- Berat badan dapat
berfluktuasi Sensitive terhadap perubahan-
perubahan kecil - Umur sering sulit ditaksir
secara tepat
21
Indeks Kelebihan
Kelemahan 1 2
3 TBU -
Baik untuk mengukur status gizi dimasa lampau
- Ukuran panjang dapat dibuat
sendiri, murah dan mudah dibawa
- Tinggi badan tidak cepat naik, bahkan tidak mungkin
turun -
Pengukuran relatif sulit dilakukan karena anak harus
BBU berdiri tegak, sehingga
diperlukan 2 orang untuk melakukannya
Ketepatan umur sulit
BBTB - Tidak memerlukan data umur
- Dapat membedakan proporsi
tubuh gemuk, normal, kurus - Memerlukan 2 macam alat
ukur -
Pengukuran relatif lebih lama
- Membutuhkan 2 orang untuk
melakukannya Sumber: I Dewa Nyoman Supariasa, 2002:72.
Dari berbagai jenis indeks antropometri tersebut untuk menginterprestasikannya dibutuhkan ambang batas dalam mengklasifikasikan
indeks antropometri itu, ambang batas yang dimaksud adalah National Center of Health Statistic
atau WHO-NCHS. Berikut adalah klasifikasi status gizi menurut WHO-NCHS dengan perhitungan persen terhadap median.
Tabel 2.4 Klasifikasi Status Gizi Menurut WHO-NHCS dengan Perhitungan Persen Terhadap Median
Status gizi Indeks
BBU TBU BBTB 1 2
3 4
Gizi baik 80
90 90
Gizi sedang 71 - 80
81 - 90 81 - 90
Gizi kurang 61 - 70
71 - 80 71 - 80
Gizi buruk ≤60
≤70 ≤70
Sumber : I Dewa Nyoman Supariasa, 2002:70.
22
2.1.2.1.2. Klasifikasi Status Gizi