Pengertian Hemoglobin Hb Fungsi Hemoglobin

30 Kehilangan zat gizi dan cairan akan semakin banyak jika anak itu menderita diare, kehilangan nafsu makan, adanya muntah dan diare dengan cepat akan mengubah tingkat gizi anak kearah gizi buruk Sjahmien Moehji, 1992:6. Kaitan penyakit infeksi dengan keadaan gizi kurang merupakan hubungan timbal balik, yaitu hubungan sebab akibat. Penyakit infeksi dapat memperburuk keadaan gizi, dan keadaan gizi yang jelek dapat mempermudah terkena infeksi. Penyakit yang umumnya terkait dengan masalah gizi antara lain diare, TBC, campak dan batuk rejan I Dewa Nyoman Supariasa, 2002:187. Penyakit infeksi dapat bertindak sebagai pemula terjadinya kurang gizi sebagai akibat menurunnya nafsu makan. Adanya gangguan penyerapan dalam saluran pencernaan atau peningkatan kebutuhan zat gizi karena penyakit. Status gizi yang rendah akan menurunkan resistensi tubuh terhadap infeksi penyakit, sehingga banyak menyebabkan kematian terutama pada anak balita. Keadaan ini akan mempengaruhi angka mortalitas Yuyuk Farida Baliwati, 2004:31.

2.1.3 Hemoglobin

2.1.3.1. Pengertian Hemoglobin Hb

Hemoglobin adalah parameter yang digunakan secara luas untuk menetapkan prevalensi anemia. Hb merupakan senyawa pembawa oksigen pada sel darah merah. Hb dapat diukur secara kimia dan jumlah Hb100 ml darah dapat digunakan sebagai indeks kapasitas pembawa oksigen pada darah. Kandungan Hb yang rendah dengan demikian mengindikasi anemia I Dewa Nyoman Supariasa, 2002:145. 31 Nilai normal yang paling sering dinyatakan adalah 14-18 gm100 ml untuk pria dan 12-16 gm100 ml untuk wanita I Dewa Nyoman Supariasa, 2002:145. Kadar hemoglobin normal selengkapnya sebagai berikut: Tabel 2.6 Batasan Hemoglobin Darah Kelompok Batas Nilai Hb 1 2 Bayi balita 11,0 gdl Usia Sekolah 12,0 gdl Ibu Hamil 11,0 gdl Pria Dewasa 13,0 gdl Wanita Dewasa 12,0 gdl Sumber: I Dewa Nyoman Supariasa 2002:169. Dari data di atas kadar hemoglobin normal bagi anak usia sekolah yaitu 12 gdl. Distibusi nilai normal hemoglobin di seluruh dunia secara umum hampir sama, dengan mempertimbangkan faktor-faktor seperti: 1. Umur 2. Jenis kelamin 3. Kehamilan 4. Status gizi E. M. DeMaeyer, 1995:3. Faktor-faktor yang berpengaruh dalam penyerapan zat besi: 1. Faktor makanan Faktor yang memacu penyerapan zat besi bukan heme: a. Vitamin C b. Daging unggas, ikan, makanan laut lain. c. pH rendah 32 Faktor yang menghambat penyerapan zat besi bukan heme: 1. Fitat 500 mghari a. Polifenol b. Faktor penjamu host 1 Status zat besi 2 Status kesehatan infeksi, malabsorpsi Arisman, 2004:149. Kekurangan besi pada umumnya menyebabkan pucat, rasa lemah, letih, pusing, kurang nafsu makan, menurunnya kebugaran tubuh, menurunnya kemampuan kerja, menurunnya kekebalan tubuh dan gangguan penyembuhan luka disamping itu kemampuan mengatur suhu tubuh menurun Sunita Almatsier, 2004:256.

2.1.3.2. Fungsi Hemoglobin

Dalam sel darah merah hemoglobin berfungsi untuk mengikat oksigen O 2 . Dengan banyaknya oksigen yang dapat diikat dan dibawa oleh darah, dengan adanya Hb dalam sel darah merah, pasokan oksigen keberbagai tempat di seluruh tubuh, bahkan yang paling terpencil dan terisolasi sekalipun akan tercapai Mohamad Sadikin, 2002:15.

2.1.3.3. Penetapan Kadar Hemoglobin

Dokumen yang terkait

Studi Pelaksanaan Program Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMT-AS) dan Keragaan Gizi Siswa Sekolah Dasar (SD) di Propinsi Lampung

0 14 124

Pengaruh Program Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMT-AS) terhadap Status Gizi Siswa Sekolah Dasar

1 11 93

PERBEDAAN STATUS GIZI ANAK SEKOLAH DASAR SEBELUM DAN SESUDAH MENDAPATKAN PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN (PMT) DI SDN Perbedaan Status Gizi Anak Sekolah Dasar Sebelum Dan Sesudah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Di SDN Plalan I Kota Surakarta.

1 3 17

PERBEDAAN STATUS GIZI ANAK SEKOLAH DASAR SEBELUM DAN SESUDAH MENDAPATKAN PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN (PMT) DI Perbedaan Status Gizi Anak Sekolah Dasar Sebelum Dan Sesudah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Di SDN Plalan I Kota Surakarta.

1 3 13

PERBEDAAN KADAR HEMOGLOBIN ANAK SEKOLAH SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN Perbedaan Kadar Hemoglobin Anak Sekolah Sebelum Dan Sesudah Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMT-AS) Di SD Negeri Banyuanyar III Kota Surak

1 1 18

PENDAHULUAN Perbedaan Kadar Hemoglobin Anak Sekolah Sebelum Dan Sesudah Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMT-AS) Di SD Negeri Banyuanyar III Kota Surakarta Tahun 2012.

0 1 5

PERBEDAAN KADAR HEMOGLOBIN ANAK SEKOLAH SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN ANAK Perbedaan Kadar Hemoglobin Anak Sekolah Sebelum Dan Sesudah Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMT-AS) Di SD Negeri Banyuanyar III Kota Surakarta Tahun 201

0 2 15

EFEK PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN ANAK SEKOLAH (PMT-AS) TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR Efek Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMT-AS) Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar di SD Negeri Banyuanyar III Kota Surakarta Tahun 2012.

0 1 18

EFEK PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN ANAK SEKOLAH (PMT-AS) TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR Efek Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMT-AS) Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar di SD Negeri Banyuanyar III Kota Surakarta Tahun 2012.

0 0 15

(ABSTRAK) EVALUASI PERAN PROGRAM PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN ANAK SEKOLAH (PMT-AS) TERHADAP STATUS GIZI, KADAR HEMOGLOBIN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA (Studi Kasus pada Siswa SD/MI Penerima PMT-AS di Kecamatan Kalibening Kabupaten Banjarnegara Tahun 2010).

1 0 3