79
Lengger Gunungsari. Semakin tinggi tingkatan kelas yang ditempuh maka semakin tinggi tingkat kesulitan materi tari yang diajarkan.
4.2.5 Kegiatan Belajar Mengajar
Kegiatan belajar mengajar memiliki 3 tahapan yaitu pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup. Setiap satu kali pembelajaran, pengajar sudah
mempunyai materi yang akan disampaikan. Walaupun rencana pengajaran tersebut tidak tertulis di rencana pelaksanaan pembelajaran, namun masing-
masing pengajar sudah mempunyai catatan sendiri-sendiri. Kegiatan belajar mengajar yang berlangsung mempunyai alokasi waktu satu setengah jam dalam
satu pertemuan. Setiap 1 minggu ada 2 kali jadwal pertemuan di setiap masing- masing kelas. Dalam kegiatan belajar mengajar secara tidak langsung pengajar
memperhatikan siswanya agar terjalin komunikasi yang baik antara pengajar dengan siswa.
4.2.6 Metode Pembelajaran
Metode yang digunakan pada pelaksanaan pembelajaran khususnya di kelas terampil adalah metode SAS Struktur, Analitis, dan Sintesis, namun dalam
pelaksanaannya metode SAS ini tidak lepas dari metode imam dan metode demonstrasi. Metode ini mengajarkan ragam gerak tari secara detail. Pada
awalnya di Sanggar Dharmo Yuwono hampir semua pengajar menggunakan metode meniru atau imam, karena pengajar hanya memberikan tarian kepada
siswa kemudian siswanya mengikuti pengajar di belakangnya menirukan gerak tari yang diajarkan, namun metode pembelajaran dikembangkan lagi supaya siswa
aktif dalam pelaksanaan pembelajaran dan siswa diharapkan mampu mempunyai
80
keterampilan dalam bidang menari. Setelah beberapa tahun pada kelas terampil diterapkan metode yang lebih detail supaya siswa lebih mendalami materi tari
yang diajarkan tidak hanya meniru pengajar saat berlatih dan juga tergantung pada teman yang bisa, namun dapat hafal dan memahami materi tari secara individu
supaya terbentuk kemampuan tari yang diharapkan. Pelaksanaan pembelajaran juga akan berjalan dengan baik apabila menggunakan metode yang tepat saat
dipakai guru atau pengajar untuk dapat menyampaikan materi dengan baik. Metode SAS yang dipadukan dengan metode imam dan demonstrasi
dalam pelaksanaan pembelajaran mampu mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Tugas pengajar sedikit lebih berat karena harus memahami setiap
detail gerak, dan mampu mengajarkan kepada siswanya dengan benar dan juga menjelaskan ragam gerak secara rinci yang membutuhkan waktu lama, serta
pengajar harus telaten dalam pembelajarannya. Namun demikian, pengajar memilih metode SAS karena metode ini lebih tepat dan siswa lebih paham detail
gerak atau bentuk gerak lebih jelas serta siswa dapat aktif dalam mengikuti latihan Wawancara dengan Ibu Ida Sulistyarini, pelatih di kelas terampil Sanggar
Dharmo Yuwono, 16 Mei 2015.
4.2.7 Alat