12. Pajak Wijaya dan Martani 2011 pada penelitiannya menemukan bahwa
manajemen laba yang dilakukan oleh perusahaan yang memperoleh laba profit firm dipengaruhi oleh insentif pajak yaitu perencanaan pajak dan
kewajiban pajak tangguhan bersih, dan insentif non pajak yaitu earnings pressure
. Sedangkan manajemen laba yang dilakukan oleh perusahaan yang menderita kerugian loss firm dipengaruhi oleh kewajiban pajak tangguhan
bersih faktor insentif pajak dan earnings pressure faktor insentif non pajak.
13. Persentase Saham yang Ditawarkan pada Publik Saat IPO Suhartini 2006 menyatakan bahwa persentase saham yang ditawarkan
pada publik saat IPO menunjukkan besarnya private information yang harus disaringkan manajer kepada publik. Private information tersebut merupakan
informasi internal yang semula hanya diketahui oleh manajer. Semakin besar persentase saham yang ditawarkan pada publik maka semakin besar
pula informasi internal yang harus diungkapkan kepada publik sehingga kemungkinan dapat mengurangi intensitas terjadinya earnings management.
2.3 Good Corporate Governance GCG
2.3.1 Definisi dan Konsep Good Corporate Governance
Pertama kali, istilah corporate goverance diperkenalkan oleh Komite Cadbury Cadbury Committee
tahun 1992 dalam laporannya yang dikenal sebagai Cadbury Report. Laporan ini dipandang sebagai titik balik turning
point yang menentukan praktik Corporate Gorvernance di seluruh dunia.
Cadbury Committee mendefinisikan corporate governance sebagai seperangkat
aturan yang merumuskan hubungan antara para pemegang saham, manajer, kreditur, pemerintah, karyawan, dan pihak-pihak yang berkepentingan lainnya
baik internal maupun eksternal sehubungan dengan hak-hak dan tanggung jawab mereka Emirzon, 2006.
Sejalan dengan Komite Cadbury, Forum for Corporate Governance in Indonesia
atau FCGI 2001 mendefinisikan corporate governance sebagai susunan aturan yang menentukan hubungan antara pemegang saham, manajer,
kreditur, pemerintah, karyawan, dan stakeholder internal dan eksternal yang lain sesuai dengan hak dan tanggung jawabnya. Sedangkan Sulistyanto 2008
menyatakan, secara definitif good corporate governance diartikan sebagai sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan agar perusahaan itu
menciptakan nilai tambah value added untuk semua stakeholder-nya. Untuk itu ada dua hal yang ditekankan dalam konsep ini, yaitu hak pemegang saham yang
harus dipenuhi perusahaan dan kewajiban yang harus dilakukan perusahaan. Pemegang saham mempunyai hak untuk memperoleh semua informasi secara
akurat dan tepat waktu. Sedangkan perusahaan mempunyai kewajiban untuk mengungkapkan semua informasi mengenai kinerja perusahaan secara akurat,
tepat waktu, dan transparan. Peraturan Bank Indonesia No. 84PBI2006 menyatakan dalam rangka
meningkatkan kinerja bank, melindungi kepentingan stakeholders dan meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku
serta nilai-nilai etika yang berlaku umum pada industri perbankan, diperlukan pelaksanaan good corporate governance. Disebutkan pula, bahwa semakin
kompleksnya risiko yang dihadapi bank, maka semakin meningkat pula kebutuhan praktik good corporate governance oleh perbankan. Pelaksanaan
good corporate governance merupakan salah satu upaya untuk memperkuat
kondisi internal perbankan nasional sesuai dengan Arsitektur Perbankan Indonesia API.
Good corporate governance menurut Peraturan Bank Indonesia No.
84PBI2006 adalah suatu tata kelola bank yang menerapkan prinsip-prinsip keterbukaan transparancy, akuntabilitas accountability, pertanggungjawaban
responsibility, independensi independency dan kewajaran fairness. Jika konsep corporate governance dapat diterapkan dengan baik maka diharapkan
pertumbuhan ekonomi akan terus meningkat seiring dengan transparansi pengelolaan perusahaan yang makin baik dan nantinya menguntungkan banyak
pihak. Selain itu, juga membantu menciptakan lingkungan yang kondusif demi terciptanya pertumbuhan yang efisien dan sustainable di sektor korporat
Nasution dan Setiawan, 2007. Mengacu pada beberapa definisi good corporate governance
di atas dapat disimpulkan bahwa good corporate governance adalah suatu aturan pengelolaan perusahaan yang mengatur hubungan antara berbagai
pihak yang berkepentingan stakeholders yang berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban mereka demi tercapainya tujuan perusahaan dan meningkatkan
kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku secara umum dengan menerapkan prinsip
keterbukaan transparancy,
akuntabilitas accountability,
pertanggungjawaban responsibility,
independensi independency
dan kewajaran fairness.
2.3.2 Tujuan Good Corporate Governance