Strategi Produksi Strategi Distribusi

Obat Branded Generik Berharga Murah merupakan obat yang diciptakan untuk memberikan akses pilihan harga kepada masyarakat. Sebagaimana Obat Branded Generik, pemerintah telah memberikan price factor yang berbeda yaitu 30 persen dari obat paten. Obat Generik Berlogo adalah obat jadi yang hanya mencantumkan nama kimia atau nama International Nonproprietary Names INN dengan price factor berkisar 10 persen-30 persen dari obat paten. Saat ini diproduksi oleh sekitar 8 produsen industri farmasi termasuk Badan Usaha Milik Negara. Daftar Obat Esensial Nasional DOEN atau Pelayanan Kesehatan Dasar PKD adalah obat yang dibuat secara khusus untuk membantu masyarakat terutama dilakukan oleh negara yang memiliki keterbatasan anggaran kesehatan.

6.1.2.2. Strategi Produksi

Industri farmasi wajib memenuhi persyaratan Cara Pembuatan Obat yang Baik CPOB, sesuai Surat Keputusan Menteri Kesehatan No. 43MenkesSKII1988 tanggal 2 Pebruari 1988 dan Surat Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan BPOM Nomor HK.00.05.3.02152 tanggal 15 Juli 2002. Cara Pembuatan Obat yang Baik CPOB adalah standar atau persyaratan pembuatan obat yang menyangkut seluruh aspek produksi dan pengendalian mutu serta bertujuan untuk menjamin bahwa produk obat yang dibuat senantiasa memenuhi persyaratan mutu yang telah ditentukan sesuai dengan tujuan penggunaannya. Cara Pembuatan Obat yang Baik CPOB mutlak dilaksanakan di industri farmasi. Pemerintah mewajibkan semua industri untuk melaksanakan kegiatan pembuatan obat berdasarkan kaidah-kaidah yang tertera pada buku pedoman cara pembuatan obat yang baik. Tujuan utama dari kewajiban penerapan CPOB juga mewajibkan industri farmasi agar tidak mencemari lingkungan sekitarnya. Bagi industri farmasi, penerapan CPOB ditujukan untuk memberikan jaminan bahwa produk yang dibuat memenuhi spesifikasi mutu tertentu secara konsisten sesuai dengan penggunaannya. Di dalam pembuatan obat, pengawasan secara menyeluruh adalah penting untuk memberikan keyakinan bahwa pasien atau konsumen memperoleh obat dengan mutu terjamin. Pembuatan secara ceroboh tidak dapat ditolerir apalagi bila obat yang dibuat ditujukan untuk menyelamatkan jiwa manusia. Industri farmasi yang mampu menerapkan CPOB dengan baik diharapkan mampu menjaga mutu produknya dan akan meningkatkan kinerja performancenya.

6.1.2.3. Strategi Distribusi

Permasalahan distribusi obat secara rinci telah ditetapkan oleh pemerintah yang disyaratkan dalam PP No. 7298 maupun Peraturan Menteri Kesehatan Permenkes No. 91893 dan Permenkes No. 119102. Masalah distribusi umumnya menjadi bagian yang harus dipenuhi sejak awal dilaksanakannya usaha. Pelaku keagenan distribusi dan importir dikenal dengan istilah Pedagang Besar Farmasi PBF yang kini mencapai jumlah 2463 perusahaan. Hal ini sesuai ketentuan, yaitu perusahaan yang harus berbadan hukum berupa Perseroan Terbatas PT. Pelaku distribusi obat diatur dalam Permenkes No. 163KabB.VII72-28 Agustus 1972, SKEP Menkes No. 809Ph 64b-28 Januari 1964 dan SKEP Menkes RI No. 3987ASK73-30 April 1973. Paket kebijaksanaan deregulasi tanggal 28 Mei 1990 Permenkes RI No. 243MenkesSKV90 serta Permenkes RI No. 918MenkesPerX93 yang menunjuk berbagai fungsi atau jenis PBF, yaitu :

a. Pedagang Besar Farmasi Biasa