Sistematika Penelitian Intensitas Kunjungan

xxvi teknik survei pemetaan, teknik konstruksi batu beton dan teknik konstruksi kayu kelas XI dan XII tahun ajaran 20142015.

1.7 Sistematika Penelitian

Untuk mempermudah pembaca dalam memahami isi dari proposal ini maka dirasa perlu adanya sistematika. Adapun sistematika penelitian skripsi ini adalah sebagai berikut: 1. Bagian pendahuluan skripsi berisi: Cover, Halaman Judul, Halaman Persetujuan Pembimbing, Halaman Pengesahan, Halaman Pernyataan, Motto dan Persembahan, Kata Pengantar, Abstrak, Daftar Isi, Daftar Tabel, Daftar Bagan, Daftar Gambar, dan Daftar Lampiran. 2. Bagian isi skripsi berisi:

Bab I Pendahuluan

Mencakup Latar Belakang, Perumusan Masalah, Batasan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat atau Kegunaan Penelitian, Penegasan Istilah, Sistematika Penelitian Skripsi.

Bab II Landasan Teori dan Hipotesis

Mencakup Landasan Teori, Kerangka Berfikir dan Hipotesis.

Bab III Metode Penelitian

Mencakup Waktu dan Lokasi Penelitian, Jenis Penelitian, Populasi, Sampel dan Teknik Sampling, Variabel Penelitian, Instrumen Penelitian, Metode Pengumpulan Data, Kisi-kisi penyusunan instrumen angket pemanfaatan perpustakaan sekolah APPS, Teknik Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen, Teknik Pengolahan dan Analisis Data. 10 xxvii

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Mencakup Hasil Penelitian Pengujian Hipotesis Penelitian dan Pembahasan.

Bab V Penutup

Mencakup Simpulan Hasil Penelitian dan Saran. 3. Bagian akhir skripsi berisi: Daftar Pustaka dan Lampiran 11 xxviii BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

2.1 Perpustakaan

2.1.1 Pengertian Perpustakaan

Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia karangan Poerwadarminto perpustakaan berasal dari kata pustaka yang berarti kitab atau buku, taman pustaka adalah tempat membaca-baca dan bibliothik, sedangkan perpustakaan sendiri adalah kumpulan kitab-kitab kesusastraan, bibliografi dan hal pengetahuan karang-mengarang. Definisi perpustakaan dan sinonimnya, yaitu: Library Bahasa Inggris – Perpustakaan Bahasa Indonesia, Maktabah Bahasa Arab, Biblioteca Bahasa Italia, Bibliotheque Bahasa Prancis, Bibliothek Bahasa Jerman, Bibliotheek Bahasa Belanda. Perpustakaan adalah pengumpulan bahan informasi yang terdiri dari bahan buku book materials dan bahan bukan bukunonbook materials disusun dengan sistem tertentu diperuntukan kepada pengguna jasa perpustakaan untuk diambil manfaatnya atau pengertiannya dipelajari, tidak untuk dimiliki sebagai manapun keseluruhan. Lasa, 1990:48 Dari definisi tersebut di atas, pengertian perpustakaan secara normatif dapat pula dibandingkan dengan pengertian perpustakaan secara organisasi seperti tertuang dalam Surat Edaran Bersama SEB Mendikbud RI dan Kepala BAKN Nomor: 53649MPK1988 dan Nomor: 15SE1988 tentang Jabatan Fungsional Pustakawan, antara lain disebutkan tentang perpustakaan dalam Lasa, 1990:48 yaitu “suatu lembaga, kantor atau unit kerja dapat disebut perpustakaan apabila 12 xxix sekurang-kurangnya memiliki 1.000 judul bahan pustaka yang terdiri dari sekurang-kurangnya 2.500 eksemplar dan dibentuk dengan keputusan pejabat yang berwenang”.

2.1.2 Ciri-Ciri Perpustakaan

Menurut Suharyanti dalam bukunya yang berjudul “Pengantar Dasar Ilmu Perpustakaan menyatakan bahwa, Perpustakaan bukan merupakan hal yang baru dikalangan masyarakat, tetapi masih banyak orang yang memberikan definisi yang salah terhadap perpustakaan. Banyak orang yang mengasosiasikan perpustakaan itu dengan buku-buku, sehingga setiap tumpukan buku pada suatu tempat tertentu disebut perpustakaan. Padahal tidak semua tumpukan buku itu dapat dikatakan perpustakaan. Memang salah satu ciri perpustakaan adalah adanya bahan pustaka atau sering disebut koleksi pustaka. Tetapi masih ada ciri- ciri yang lain yang lebih mengarah kepada arti perpustakaan yaitu perpustakaan itu merupakan suatu unit kerja, perpustakaan mengolah sejumlah bahan pustaka, perpustakaan harus digunakan oleh pemakai dan perpustakaan sebagai sumber informasi. Dari ciri-ciri tersebut di atas maka dapat dijadikan sebagai dasar dalam membuat definisi perpustakaan yaitu perpustakaan adalah suatu unit kerja dari suatu badan atau lembaga tertentu yang mengelola bahan-bahan pustaka, baik berupa buku-buku maupun bukan berupa buku non book material yang diatur secara sistematis menurut aturan tertentu sehingga dapat digunakan sebagai sumber informasi oleh setiap pemakainya. 13 xxx

2.1.3 Jenis-Jenis Perpustakaan

Jenis-jenis perpustakaan di Indonesia tidak jauh beda dengan jenis-jenis perpustakaan yang umum ada di seluruh dunia. Lampiran Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tertanggal 11 Maret No. 010301981 membagi jenis- jenis perpustakaan meliputi: Perpustakaan Nasional, Perpustakaan Wilayah, Perpustakaan Umum, Perpustakaan Sekolah, Perpustakaan Keliling, Perpustakaan Perguruan Tinggi, dan Perpustakaan KhususDinas. Perbedaan jenis-jenis perpustakaan di atas ini terjadi karena ditinjau dari sudut tujuan, fungsi serta pemakainya. Perpustakaan SMK Negeri 1 Blora merupakan perpustakaan sekolah yang ruang lingkupnya terbatas tentang materi-materi yang ada kaitannya dengan jurusan yang ada di SMK Negeri 1 Blora. Perpustakaan ini terbentuk karena adanya kebutuhan informasi yang sangat diperlukan oleh siswa.

2.1.4 Perpustakaan Sekolah

Dalam hal ini yang dimaksud adalah perpustakaan sekolah yang merupakan suatu unit kerja. Perpustakaan sekolah merupakan unit kerja dari suatu sekolah yang menyelenggarakannya. Perpustakaan sekolah adalah “perpustakaan yang diselenggarakan di sekolah guna menunjang program belajar mengajar di lembaga pendidikan formal tingkat sekolah baik Sekolah Dasar maupun Sekolah Menengah, baik Sekolah Umum maupun Sekolah Lanjutan”. Supriyadi,1982:5 Sedangkan menurut Carter V. Good yang juga pernah memberikan suatu definisi tentang perpustakaan sekolah dalam Drs. Ibrahim Bafadal, M.Pd. menjelaskan bahwa perpustakaan sekolah merupakan koleksi yang diorganisasi di 14 xxxi dalam suatu ruang agar dapat digunakan oleh siswa dan guru-guru. Ia juga menjelaskan sebagai berikut “an organized collection of housed in a school for the use of pupils and teachers and in carge of librarian of a teacher. ” Carter V. Good, 1945:241 Untuk mengelola perpustakaan sekolah sebaiknya ditunjuk seorang guru yang dianggap mampu mengelola perpustakaan sekolah. Apabila yang mengelola perpustakaan sekolah adalah seorang guru, maka akan mudah mengintegrasikan penyelenggaraan perpustakaan sekolah dengan proses belajar mengajar. Kemudian menurut Satuan Tugas Koordinasi Pembinaan Perpustakaan Sekolah SATGAS KPPS Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Jawa Timur, Perpustakaan sekolah adalah “koleksi pustaka yang diatur menurut sistem tertentu dalam suatu ruang, merupakan bagian integral dalam proses belajar mengajar dan membantu mengembangkan minat bakat murid.” SATGAS KPPS,1982:1 Dari beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan perpustakaan sekolah adalah kumpulan bahan pustaka, baik berupa buku-buku maupun bukan buku non book material yang diorganisasi secara sistematis dalam suatu ruang sehingga dapat membantu siswa dan guru- guru dalam proses belajar mengajar di sekolah.

2.1.5 Tujuan dan Manfaat Perpustakaan Sekolah

Menurut Drs. Ibrahim Bafadal, M.Pd. dalam bukunya yang berjudul “Pengelolaan Perpustakaan Sekolah”, Penyelenggaraan perpustakaan sekolah bukan hanya untuk mengumpulkan dan menyimpan bahan-bahan pustaka, tetapi 15 xxxii dengan adanya penyelenggaraan perpustakaan sekolah diharapkan dapat membantu siswa dan guru menyelesaikan tugas-tugas dalam proses belajar mengajar. Oleh sebab itu segala bahan pustaka yang dimiliki perpustakaan sekolah harus dapat menunjang proses belajar mengajar. Agar dapat menunjang proses belajar mengajar, maka dalam pengadaan bahan pustaka hendaknya mempertimbangkan kurikulum sekolah, serta selera para pembaca yang dalam hal ini adalah siswa. Perpustakaan sekolah dikatakan bermanfaat apabila benar-benar memperlancar pencapaian tujuan proses belajar mengajar di sekolah. Indikasinya tidak hanya berupa tingginya hasil siswa, tetapi lebih jauh lagi, antara lain adalah siswa mampu mencari, menemukan, menyaring dan menilai informasi, siswa terbiasa belajar mandiri, siswa terlatih untuk kearah tanggung jawab, siswa selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan sebagainya. Secara terperinci, manfaat perpustakaan sekolah, baik yang ada di sekolah dasar maupun yang ada di sekolah menengah adalah sebagai berikut: 1. Perpustakaan sekolah dapat menimbulkan kecintaan siswa terhadap membaca. 2. Perpustakaan sekolah dapat memperkaya pengalaman belajar siswa. 3. Perpustakaan sekolah dapat menanamkan kebiasaan belajar mandiri yang akhirnya siswa mampu belajar mandiri. 4. Perpustakaan sekolah dapat mempercepat proses penguasaan teknik membaca. 5. Perpustakaan sekolah dapat membantu perkembangan kecakapan berbahasa. 6. Perpustakaan sekolah dapat melatih siswa ke arah tanggung jawab. 16 xxxiii 7. Perpustakaan sekolah dapat memperlancar siswa dalam menyelesaikan tugas- tugas sekolah. 8. Perpustakaan sekolah dapat membantu guru-guru menemukan sumber-sumber pengajaran. 9. Perpustakaan sekolah dapat membantu siswa, guru, dan anggota staf sekolah dalam mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

2.1.6 Fungsi Perpustakaan Sekolah

Smith, dkk dalam buku ensiklopedianya yang berjudul “ THE EDUCATOR’S ENCYCLOPEDIA ” menyatakan “ School library is a center for learning ”, yang artinya perpustakaan sekolah itu merupakan sumber belajar. Apabila ditinjau secara umum perpustakaan sekolah itu sebagai pusat belajar, sebab kegiatan yang paling tampak pada setiap kunjungan siswa adalah belajar, baik yang berhubungan dengan pelajaran maupun masalah-masalah lain. Sedangkan ditinjau dari sudut tujuan siswa berkunjung di perpustakaan sekolah, maka ada yang bertujuan untuk belajar, mencari informasi bahkan ada yang hanya iseng mengisi waktu luang untuk mengunjungi perpustakaan. Ada beberapa fungsi dari perpustakaan sekolah diantaranya adalah: fungsi edukatif, fungsi informatif, fungsi tanggung jawab administratif, fungsi riset dan fungsi rekreatif.

2.1.7 Fasilitas Perpustakaan Sekolah

Sebuah perpustakaan sekolah dapat berjalan apabila memiliki fasilitas layanan yang baik dan bahan pustaka yang lengkap. Sebab semakin baik fasilitas layanan perpustakaan sekolah maka semakin tinggi minat siswa untuk berkunjung ke perpustakaan sekolah begitu pula jika semakin lengkap koleksi bahan pustaka 17 xxxiv maka semakin memudahkan siswa dan guru untuk mencari apa yang mereka butuhkan dengan memanfaatkan perpustakaan sekolah. Fasilitas perpustakaan sekolah yang harus dimiliki dalam menjalankan fungsi layanan perpustakaan sekolah meliputi a Koleksi perpustakaan atau bahan pustaka, meliputi buku, bahan cetak dan noncetak, referensi, terbitan berkala; b Fasilitas penelusuran yaitu katalog perpustakaan; c Ruang dan perabotnya. Hardjoprakoso 1992:19 menjelaskan bahwa “ bahan pustaka adalah semua bahan yang dapa t menjadi koleksi perpustakaan”. Penjelasan lebih terperinci tentang fasilitas perpustakaan sekolah akan dijelaskan sebagai berikut: a Koleksi Perpustakaan atau Bahan Pustaka Perpustakaan sekolah akan dapat berfungsi sebagai sumber informasi dan sumber belajar apabila di dalam perpustakaan sekolah tersebut tersedia banyak bahan pustaka. Sedangkan jika perpustakaan sekolah kurang memiliki bahan pustaka yang baru maka siswa akan kurang berminat untuk mengunjungi perpustakaan. Oleh sebab itu setiap perpustakaan sekolah perlu pengadaan bahan-bahan pustaka secara berkala dan terus menerus. Pengadaan bahan-bahan pustaka adalah mengusahakan bahan-bahan pustaka yang belum dimiliki perpustakaan sekolah, dan menambah koleksi bahan- bahan pustaka yang sudah dimiliki perpustakaan sekolah yang masih kurang jumlahnya. Dalam pengadaan bahan-bahan pustaka seorang guru pustakawan perlu meminta saran kepada kepala sekolah, guru-guru, dan siswa. Tetapi semua keputusan ada di tangan guru pustakawan, sehingga seorang guru pustakawan harus mengambil keputusan terakhir dengan mempertimbangkan 18 xxxv hal-hal yaitu: jenis bahan pustaka yang harus dimiliki oleh perpustakaan sekolah, perpencanaan pengadaan bahan-bahan pustaka, dan cara pengadaan bahan-bahan pustaka. Bahan-bahan pustaka ada bermacam-macam, hal ini tergantung dari mana kita meninjaunya. Ditinjau dari bentuk fisiknya bahan- bahan pustaka dibagi menjadi dua yaitu: 1 bahan pustaka berupa buku, seperti buku tentang psikologi, buku Bahasa Indonesia, buku tentang ilmu pengetahuan sosial, buku tentang agama, buku tentang ilmu pengetahuan alam. 2 bahan pustaka bukan berupa buku, seperti yang tertulis yaitu surat kabar, majalah, brosur, laporan, karangan-karangan, klipping. Sedangkan yang berupa alat peraga seperti piringan hitam, radio, tape recorder, filmslide projector, filmstrip projector. Jika ditinjau dari isinya bahan-bahan pustaka dibagi menjadi dua yaitu 1 bahan pustaka yang isinya fiksi seperti cerita anak-anak, cerpen, novel. 2 bahan pustaka yang isinya non fiksi seperti buku referensi, kamus, biografi, ensiklopedia, majalah dan surat kabar. Herbert J. Klausmeler dalam bukunya yang berjudul “ TEACHING IN THE SECONDARY SCHOOL ” menjelaskan sebagai berikut: The modern school library is a place to read, to listen to recordings withearphones, to study and work at tables; it is not place for visiting and doing group doing. With the variety newspaper, current periodicals, books, and supplementary materials of many kinds it provides, the school library can meet the needs of individual learners advantageously. It is particulary valuable for students who learn easily through reading.hal 277 Bahan-bahan pustaka khusus untuk perpustakaan sekolah di Indonesia dapat diperinci sebagai berikut: 1 Buku-buku referensi seperti kamus, ensiklopedia, biografi, almanak 2 Buku-buku ilmu pengetahuan 3 Buku- 19 xxxvi buku cerita 4 Surat kabar 5 Majalah 6 Klipping 7 Alat peraga seperti globe, peta, gambar-gambar, model-model 8 Audio visual aids seperti radio, televisi, film slide projector, filmstrip projector, video tape recorder, overhead projector. Perbandingan antara buku fiksi dan non fiksi harus seimbang yaitu buku fiksi 60-70 dari jumlah keseluruhan buku, sedangkan jumlah buku non fiksi 30-40 dari jumlah keseluruhan buku yang ada di perpustakaan sekolah. Menurut Drs. Ibrahim Bafadal perencanaan berarti suatu proses berpikir menentukan tindakan-tindakan yang akan dilakukan pada masa yang akan datang dalam rangka mencapai tujuan yang ditetapkan sebelumnya. Sedangkan perencanaan pengadaan bahan-bahan pustaka adalah suatu proses berpikir menentukan usaha-usaha yang akan dilakukan pada masa yang akan datang untuk memperoleh bahan-bahan pustaka dalam rangka terselenggaranya perpustakaan sekolah dengan sebaik-baiknya. Adapun langkah-langkah dalam perencanaan pengadaan bahan-bahan pustaka sebagai berikut: 1 Inventarisasi bahan-bahan pustaka yang harus dimiliki 2 Inventarisasi bahan-bahan pustaka yang dimiliki 3 Analisis kebutuhan bahan-bahan pustaka 4 Menetapkan prioritas 5 Menentukan cara pengadaan bahan-bahan pustaka. Ada beberapa cara yang diambil oleh seorang guru pustakawan dalam menambah pengadaan bahan-bahan pustaka selain bantuan dari Pemerintah yaitu mereka mengusahakan dengan cara membeli, hadiah atau sumbangan, tukar menukar, dan meminjam. b Katalog Perpustakaan 20 xxxvii Dalam sebuah perpustakaan sekolah salah satu hal yang penting adalah katalog perpustakaan. Katalog dibuat guna untuk mempermudah dalam pencarian dan penelusuran informasi tentang koleksi yang dimiliki perpustakaan. Selain itu juga bisa digunakan untuk mempermudah dalam promosi kol eksi yang dimiliki perpustakaan. Dalam buku yang berjudul “A Manual of Cataloguing Practice ” dijelaskan bahwa “a catalogue as a comprehensive list of collection or collections of books, documents or similar materials. ” K.G.B.Bakewell,1978:1 Berdasarkan pengertian di atas, maka katalog itu merupakan suatu daftar yang berisi keterangan-keterangan yang lengkap komprehensif dari suatu buku- buku koleksi, dokumen-dokumen, atau bahan-bahan pustaka lainnya. Hasugian 2001:2 katalog perpustakaan merupakan suatu daftar yang sistematis dari buku dan bahan-bahan lain dalam suatu perpustakaan, dengan informasi deskriptif mengenai pengarang, judul, penerbit, tahun terbit, bentuk fisik, subjek, ciri khas bahan, dan tempatnya. Kemudian Sulistyo Basuki 1993:315 menje laskan bahwa “katalog perpustakaan adalah daftar buku dalam sebuah perpustakaan atau dalam sebuah koleksi”. Sulistyo-Basuki 1992:107 menjelaskan bahwa “ada 3 bentuk katalog yaitu bentuk manual, bentuk semi mekanis, dan katalog berkomputer”. Selanjutnya dijelaskan bahwa: 1 Katalog manual merupakan katalog tradisional yang menggunakan lembar lepas atau bentuk buku, 2 katalog semi mekanis adalah katalog yang dibuat pada kartu khusus dan memerlukan gawai untuk merekam data, 3 katalog berkomputer adalah katalog yang dapat menyimpan hasil rekaman 21 xxxviii data bibliografis dalam media terbaca komputer disusun seperti berkas bibliografis. Yang sering dipakai dalam perpustakaan sekolah saat ini adalah jenis katalog manual. Selanjutnya Drs. Ibrahim Bafadal, M.Pd dalam bukunya disebutkan ada tiga macam katalog ditinjau dari segi bentuknya yaitu katalog berkas, katalog buku dan katalog kartu. Untuk ukuran katalog berkas biasanya berukuran 20X10 cm 2 , biasanya dalam satu ikat berisi 500-650 lembar yang setiap lembarnya berisi uraian satu buku dan diikat dengan cara dijilid, sedangkan katalog buku biasanya sudah tersedia kolom-kolom untuk ciri-ciri buku seperti kolom judul, kolom pengarang, kolom kota terbit, kolom penerbit, kolom tahun terbit dan sebagainya kemudian katalog kartu berukuran 12,5X7,5 cm 2 yang setiap lembar kartu katalog hanya berisi uraian satu judul buku dan tak lupa bagian bawah diberi lubang untuk tempat tusuk pengaman biasanya katalog kartu disimpan dalam sebuah kotak yang setiap kotaknya berisi kurang lebih seribu kartu. c Ruang dan Perabot Perpustakaan Ruang perpustakaan sekolah adalah kebutuhan yang tidak kalah penting dari yang lain karena ruang perpustakaan digunakan untuk menyimpan segala koleksi dan perabot yang dimiliki oleh perpustakaan. Ruang perpustakaan tidak harus sebuah bangunan yang sengaja dibuat megah tetapi bisa juga diambil dari salah satu ruang kelas asalkan memenuhi persyaratan ruang untuk perpustakaan. Dalam “Buku Pedoman Pembakuan Pembangunan Sekolah” yang dikeluarkan oleh Proyek Pembakuan Sarana Pendidikan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dijelaskan ukuran gedung 22 xxxix atau ruang perpustakaan sekolah untuk masing-masing tipe sekolah, yaitu sebagai berikut: SD tipe A 360-480 siswa luas ruangannya = 56 m2 SD tipe B 180-360 siswa luas ruangannya = 56 m2 SD tipe C 91-180 siswa luas ruangannya = 56 m2 SD tipe D 60-90 siswa luas ruangannya = m2 SMP tipe A 1200-1400 siswa luas ruangannya = 400 m2 SMP tipe B 800-900 siswa luas ruangannya = 300 m 2 SMP tipe C 400-480 siswa luas ruangannya = 200 m 2 SMP tipe D 250-280 siswa luas ruangannya = 100 m 2 SMA tipe A 850-1150 siswa luas ruangannya = 300 m 2 SMA tipe B 400-850 siswa luas ruangannya = 200 m 2 SMA tipe C 250-400 siswa luas ruangannya = 100 m 2 Hardjoprakoso 1992:25 menjelaskan bahwa ruangan perpustakaan harus memenuhi beberapa persyaratan, yaitu 1 aspek fungsi, gedung ruangan perpustakaan berfungsi sebagai tempat penyimpanan bahan pustaka, tempat aktivitas layanan dan bekerja pustakawan, 2 lokasi gedung harus di pusat sekolah dan mudah dicapai oleh guru dan siswa, 3 tata ruang harus memudahkan aktivitas layanan berjalan lancar, 4 dekorasi berupa cat ruangan yang tidak remang atau terlalu menyilaukan, 5 penerangan yang menggunakan cahaya matahari harus cukup dan tidak langsung mengenai buku, tingkat luminasi setara dengan 70 lilin setiap perseginya, 6 suhu udara sebaiknya sekitar 22 derajat Celsius dan kelembabannya sekitar 45-50 , 7 23 xl jenis ruangan dibagi dengan jenis layanan perpustakaan. Kemudian ditinjau dari segi sifatnya peralatan perpustakaan ada dua sifat yaitu peralatan habis pakai seperti pena, tinta, kertas, formulir pendaftaran, buku induk peminjaman, kartu anggota dan lain-lain dan peralatan tahan lama seperti mesin ketik, gunting, komputer, pelobang kertas, dan lain-lain. Sedangkan perabot dan perlengkapan perpustakaan sekolah yang diperlukan adalah sebagai berikut: rak buku, rak surat kabar, rak majalah, gambar-gambar berukuran besar, meja sirkulasi, almari katalog, kereta buku, papan display, rak penitipan loker, meja dan kursi baca, meja belajar, rak kamus, papan pengumuman, rak atlas, mobiler dan perlengkapan untuk ruang perabot. Perpustakaan yang baik adalah perpustakaan yang memenuhi persyaratan yang ada dan berkembang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Semua diorganisasikan sedemikian rupa agar memudahkan pengunjung menggunakannya dan memanfaatkannya untuk keperluan membaca, konsultasi dan belajar.

2.2 Intensitas Kunjungan

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia 1998:335. Intensitas diartikan sebagai keadaan tingkat, ukuran intens kuatnya, hebatnya, bergeloranya, dsb. Sedangkan berkunjung yaitu berasal dari kata kunjung yang mendapat awalan ber- sehingga menjadi berkunjung yang bermakna pergi datang untuk menengok menjumpai, dsb. Kamus Besar Bahasa Indonesia 1998:476. Intensitas berkunjung dapat diukur melalui daftar hadir pengunjung, dalam hal ini yaitu siswa. Setiap kali siswa berkunjung ke perpustakaan, mereka diwajibkan untuk 24 xli mengisi daftar hadir. Daftar kunjungan ini dapat diukur dari tabel dan grafik kunjungan yang tersedia di perpustakaan. Kategori frekuensi kunjungan siswa ke perpustakaan sekolah berdasarkan tingkat keaktifan menurut penelitian skripsi terdahulu dengan judul “Pengaruh Pemanfaatan Perpustakaan terhadap Hasil Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran Akutansi Kelas XI IPS di SMA Negeri 3 Pekanbaru” karya tulis Lasmi Hartini Rahman menyebutkan bahwa kategori frekuensi kunjungan siswa ke perpustakaan sekolah berdasarkan tingkat keaktifan adalah sebagai berikut: a. Sangat Sering: 4 kali kehadiran siswa di perpustakaan sekolah dalam 1 minggu. b. Sering : 2-4 kali kehadiran siswa di perpustakaan sekolah dalam 1 minggu. c. Jarang : 1-2 kali kehadiran siswa di perpustakaan sekolah dalam 1 minggu.

2.3 Sumber Data

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN KELENGKAPAN FASILITAS BELAJAR SISWA DENGAN MOTIVASI BELAJAR MENGGAMBAR TEKNIK PADA SISWA JURUSAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK NEGERI 1 REMBANG

1 11 202

HUBUNGAN PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH DENGAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMP NEGERI 1 SIWALAN KABUPATEN PEKALONGAN SEMESTER GASAL TAHUN AJARAN 2012 2013

0 7 90

HUBUNGAN ANATARA KREATIVITAS BELAJAR DAN PEMANFAATAN MEDIA BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MENGGAMBAR TEKNIK PADA SISWA KELAS XI JURUSAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN SMK NEGERI 1 PGGS PAKPAK BHARAT TAHUN AJARAN 2014/2015.

0 2 30

HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN MEDIA GRAFIS DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DENGAN HASIL BELAJAR MENGGAMBAR TEKNIK PADA SISWA KELAS XI PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK NEGERI 1 STABAT TAHUN AJARAN 2012/2013.

0 2 30

HUBUNGAN PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI KOMPETENSI KEAHLIAN AKUNTANSI SMK NEGERI 1 BANYUDONO TAHUN AJARAN 2013/2014.

0 1 1

HUBUNGAN ANTARA MINAT BELAJAR TERHADAP KUALITAS HASIL BELAJAR SISWA JURUSAN TEKNIK OTOMOTIF DI SMK NEGERI 3 YOGYAKARTA.

2 3 15

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN DISIPLIN BELAJAR SISWA DI KELAS XI JURUSAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN SMK PIRI 1 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013.

0 0 1

HUBUNGAN PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH DAN MINAT MEMBACA SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI TEKNIK MESIN DI SMK NEGERI 1 SEDAYU.

0 1 155

HUBUNGAN ANTARA PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH DAN KEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI JURUSAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN SMK NEGERI 2 KLATEN.

0 2 122

HUBUNGAN ANTARA PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH DENGAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X AKUNTANSI SMK NEGERI 22 JAKARTA TIMUR - Repository Fakultas Ekonomi UNJ

0 0 9