Definisi Operasional METODOLOGI PENELITIAN

47 b. Skenario merupakan kombinasi, oleh sebab itu sebuah skenario harus memuat seluruh faktor, tetapi untuk setiap faktor hanya memuat satu keadaan dan tidak memasukkan pasangan keadaan yang saling bertolak belakang mutual incompotible. c. Setiap skenario mulai dari nama paling optimis sampai nama paling pesimis diberi nama. d. Langkah selanjutnya adalah memilih skenario yang paling mungkin terjadi. 3. Implikasi skenario Merupakan tahap akhir dalam analisis prospektif, meliputi: a. Skenario yang terpilih pada tahap sebelumnya dibahas kontribusinya terhadap tujuan studi b. Skenario tersebut didiskusikan implikasinya c. Membuat rekomendasi dari implikasi yang telah disusun Rekomendasi dari implikasi hasil analisis prospektif ini disusun strategi

3.7. Definisi Operasional

Beberapa definisi operasional yang digunakan dalam peneltian ini meliputi: 1. Desain adalah rancang bangun pada bagian proses dari suatu sistem, dibuat berdasarkan input yang sudah diketahui dan output yang sudah ditetapkan. 2. Sistem adalah suatu kumpulan dari komponen yang saling berinteraksi dan terorganisir mencapai tujuan atau fungsi tertentu. Suatu sustem terdiri dari input, proses dan output. 3. Model adalah suatu abstraksi dan penyederhanaan dari suatu sistem yang sesungguhnya, dalam hal ini wilayah pantai Kota Makassar. 4. Pengendalian pencemaran adalah setiap upaya atau kegiatan pencegahan danatau penanggulangan danatau pemulihan pencemaran. 5. Umur, adalah usia responden pada saat penelitian dilakukan yang dihitung dari hari kelahiran dan dibulatkan ke ulang tahun terdekat yang dinyatakan dalam ukuran tahun. Indikatornya yaitu usia responden pada saat penelitian. Data yang diperoleh merupakan skala ordinal dengan pengkategorian kedalam umur muda 19 tahun, dewasa 19-55 tahun dan tidak produktif 55 tahun. 6. Pendidikan, adalah tingkat belajar secara formal yang pernah diperoleh responden. Indikatornya status pendidikan formal yang pernah diikuti responden. Parameter dan pengukurannya adalah tingkat pendidikan secara formal yang pernah diikuti responden, dan dikategorikan menjadi rendah 48 tidak tamat SD dan lulus SD, sedang lulus SMP dan lulus SMA, tinggi lulus perguruan tinggi, D2D3Sarjana. 7. Pendapatan , adalah jumlah penghasilan secara keseluruhan yang diperoleh dalam satu bulan, yang kemudian diperhitungkan berdasarkan nilai tukar uang. Data yang diperoleh nanti akan dikategorikan pada skala ordinal yaitu: rendah Rp.475.000, sedang Rp.475.000-950.00, dan tinggi Rp.950.000. 8. Persepsi Masyarakat, adalah pandangan responden tentang kegiatan pengendalian pencemaran pantai. Cara untuk mengetahui pandangan tersebut yaitu melalui beberapa indikator pernyataan yang menjelaskan pandangan responden terhadap a kegiatan pencegahan pencemaran pantai, b kegiatan penanggulangan pencemaran pantai dan c kegiatan dalam berpartisipasi pada pencegahan dan penanggulangan pencemaran pantai. Tiap indikator dikembangkan menjadi beberapa pertanyaan yang dinilai responden dengan menggunakan skala berjenjang dengan ketentuan: Setuju 3, Ragu-ragu 2, dan Tidak setuju 1. 9. Partisipasi masyarakat, tindakan atau keterlibatan responden dalam usaha pengendalian pencemaran pantai secara langsung, diukur dengan beberapa indikator yaitu: partisipasi dalam pelaksanaan yaitu partisipasi responden dalam tahap pelaksanaan seperti membersihkan lingkungan sekitar dari sampah. Penilaian menggunakan skala berjenjang dengan ketentuan selalu lebih dari 3 kali, kadang-kadang 1-3 kali, dan tidak pernah TP. Pengukuran peubah ini dilakukan dengan cara memberi skor kepada bentuk partisipasi responden. Skor dari tiap bentuk partisipasi dijumlahkan untuk mendapatkan skor total

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Umum Lokasi Penelitian

4.1.1. Geografi dan Oseanografi

Kota Makassar merupakan kota pantai yang secara geografi terletak pada 119º24’17,38” BT dan 5º8’6,19” LS. Di sebelah utara dan timur berbatasan dengan Kabupaten Maros, sebelah selatan dengan Kabupaten Gowa dan sebelah barat dengan Selat Makassar. Luas wilayah Kota Makassar 175,77 km 2 atau 17,577.00 ha. Panjang garis pantai sekitar 32 km dan terdapat sembilan buah pulau kecil. Ketinggian dari permukaan laut berkisar antara 0 – 25 m. Beriklim tropika basah Am, curah hujan bulanan rata-rata dari tahun 1990-2000 berkisar antara 13 – 677 mm dengan curah hujan tertinggi pada bulan Januari dan terendah bulan Juli. Jumlah hari hujan rata-rata setiap bulannya 2-22 hari. Suhu udara berkisar antara 26,5 – 30,2 o C. Pantai Kota Makassar umumnya landai dan berpasir dengan kelandaian 3. Kondisi pantai di Muara Sungai Jeneberang dengan relatif stabil dan cenderung menjorok ke arah laut. Hal ini terjadi akibat sedimentasi pasir halus yang berasal dari Sungai Jeneberang maupun dari arah selatan pantai. Tipe pantai muara Sungai Tallo di lokasi ini merupakan pantai berlumpur dengan vegetasi mangrove yang minim serta merupakan pantai yang landai. Pada bagian barat pantai sudah terdapat kegiatan reklamasi pantai sekitar 200 m sebagai lahan kegiatan industri pengolahan kayu. Daerah di muara kanal pada umumnya sudah dikeraskan dengan tembok pematang pantai, karena sebagian besar pantai di daerah ini merupakan tempat pangkalan pendaratan ikan PPI Rajawali dan permukiman pantai. Ombak di perairan pantai Kota Makassar dibangkitkan oleh angin. Tinggi ombak sebagian besar berada pada interval 1,1 – 1,5 meter. Pola arus di perairan pantai Kota Makassar didominasi oleh arus pasang-surut yang bergerak dari arah utara ke selatan dan sebaliknya dari selatan ke utara. Dominasi arus dari selatan ke utara cenderung membawa sedimen ke arah utara. Kecepatan arus susur pantai berkisar antara 0,051 – 0,10 mdetik. Sedimentasi yang terjadi di perairan pantai Kota Makassar berasal dari DAS Jeneberang dan DAS Tallo. Sedimentasi ini menyebabkan pendangkalan di beberapa tempat di sepanjang pantai Kota Makassar. Sedimentasi yang berasal dari DAS Jeneberang terangkut sampai Pantai Losari dan dengan dibangunnya