75 pengendalian yang diupayakan oleh pemerintah daerah biasanya dilakukan pada
hari Jum’at pagi. Meskipun partisipasi masyarakat di daerah aliran beban limbah dalam
pelaksanaan pengendalian pencemaran dikategorikan tinggi, namun kenyataan memperlihatkan masih terjadi pencemaran. Hal ini disebabkan oleh partisipasi
masyarakat pelaksanaan pengendalian pencemaran tidak didasari oleh kesadaran, tetapi oleh kegiatan mobilisasi yang dilakukan aparat pemerintah
ditingkat kecamatan dan kelurahan. Sebagian besar masyarakat tidak memiliki fasilitas MCK dan membuang sampah di sekitar rumah mereka. Oleh karena itu
maka diperlukan dukungan dari pemerintah daerah dalam bentuk peningkatan sarana dan prasarana kebersihan serta peningkatan kesadaran masyarakat
untuk menerapkan pola hidup bersih.
D. Kerjasama Kelembagaan
Kota Makassar sebagai kota pantai metropolitan memiliki struktur pemerintahan yang efisien, hal ini nampak dari perampingan yang dilakukan
pemeritah kota. Bapedalda Kota Makassar yang pada tahun sebelumnya merupakan lembaga yang mengelola lingkungan hidup digabung ke dalam satu
dinas dengan kebersihan dan keindahan kota. Dinas ini secara struktural berada dibawah Walikota Makassar.
Pelaksanaan pengendalian pencemaran di Kota Makassar dilakukan dengan memobilisasi aparat pemerintah kota, mulai dari kecamatan dan
kelurahan serta lembaga pemberdayaan masyarakat yang ada di kelurahan. Kegiatan ini dilakukan setiap hari Jum’at dengan lokasi yang berpindah-pindah.
Secara struktural telah dilakukan upaya pengendalian pencemaran baik lingkungan darat maupun lingkungan laut. Namun upaya untuk melibatkan
berbagai stakeholders dalam bentuk kelembagaan belum dibentuk. Sehingga perlu upaya membentuk kerjasama kelembagaan dalam merencanakan dan
mengatur pelaksanaan pengendalian pencemaran.
4.4. Tipologi Aliran Beban Limbah
Analisis tipologi ditujukan untuk mengetahui perbedaan karakteristik aliran beban limbah yang masuk ke perairan pantai. Perbedaan yang dicirikan oleh
kecederungan variabel-variabel dasar karakteristik fisik-kimia dan sosial- ekonomi untuk menggambarkan tiap tipologi aliran beban limbah. Dalam proses
ini dilakukan seleksi variabel berdasarkan kemampuan variabel dalam
76 menjelaskan keragaman karakteristik pada aliran beban limbah. Peubah yang
digunakan adalah duapuluh tujuh variabel yang didapat dari survai lapangan dan data sekunder. Unit yang digunakan adalah tiga aliran beban limbah ke perairan
pantai Kota Makassar. Aliran tersebut adalah Kanal, Sungai Tallo dan Sungai Jeneberang. Seleksi dilakukan melalui teknik analisis komponen utama principle
component analysis. Analisis dilakukan terhadap kondisi fisik-kimia sungaikanal dan penduduk yang bermukim di sekitar sungaikanal.
Analisis tipologi aliran beban limbah didasarkan pada karakter fisik kimia sungaikanal dan masyarakat yang bermukim di sekitarnya dengan variabel-
variabel yang dimilikinya. Tinggi rendahnya kondisi fisik kimia di sungaikanal ditunjukkan oleh variasi dan besar kecilnya nilai yang dimiliki. Adapun parameter
fisik kimia sebagai indikator karakteristik sebagai berikut: suhu, salinitas, pH, lebar sungaikanal, kedalaman sungaikanal, kecepatan arus sungaikanal, total
suspended solid TSS, oksigen terlarut DO, BOD
5
, COD, NH
3
, nitrat, fosfat, logam Pb, Cd, Cu. Sementara tinggi rendahnya kualitas sumberdaya sosial di
suatu aliran ditunjukkan oleh tinggi rendahnya umur, pendidikan, pekerjaan, lama menetap, pendapatan, jumlah penduduk, jumlah hotel, persepsi dan partisipasi
terhadap pengendalian pencemaran pantai. Hasil analisis tipologi aliran beban limbah Kota Makassar menggunakan
analisis komponen utama AKU menunjukkan variabel fisik kimia menjelaskan keragaman mencapai 100 pada dua sumbu utama F1 dan F2, dengan akar
ciri masing-masing adalah 0,6654 dan 0,3346. Sementara variabel sosial keragaman yang dapat dijelaskan mencapai 100 pada dua sumbu utama F1
dan F2, dengan akar ciri masing-masing adalah 0,8591 dan 0,4109 Lampiran 19.
Hasil ovelay antara plot sebaran variabel dan observasi pada F1 dan F2
seperti diperlihatkan pada Gambar 29 dan 30. Plot tersebut mengelompokkan aliran beban limbah menjadi tiga tipologi dengan perbedaan variabel fisik kimia
dan sosial.
77
Biplot on F 1 and 2 100
Kanal Jeneberang
Tallo
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 12
13 14
15 16
-3 -2
-1 1
2 3
4
-4 -2
2 4
6
-- F1 67 -- -- F
2 3
3 --
Keterangan: 1 = suhu
9 = amoniak 2 = salinitas
10 = nitrat 3 = pH
11 = fosfat 4 = lebar sungai
12 = COD 5 = kedalaman
13 = TSS 6 = kecepatan arus
14 = Pb 7 = oksigen terlarut
15 =Cd 8 = biological oxygen demand BOD
16 = Cu Gambar 29. Plot observasi dan variabel fisik kimia aliran beban limbah pada
sumbu utama 1 dan 2
Biplot on F 1 and 2 100
Jeneberang
Kanal Tallo
A B
C D
E F
G H
I J
K L
M
N O
P
-4 -3
-2 -1
1 2
3 4
-4 -2
2 4
6
-- F1 59 -- -- F
2 4
1 --
78 Keterangan:
A = muda I = penghasilan tinggi
B = dewasa J = nelayan
C = tua K = buruh
D = sd L =pedagang
E = smp-sma M = pegawai negeri sipil
F = sarjana N = wiraswasta
G = penghasilan rendah O = jumlah penduduk
H = penghasilan sedang P = jumlah hotel
Gambar 30. Plot observasi dan variabel sosial aliran beban limbah pada sumbu utama 1 dan 2
Berdasarkan hasil analisis komponen utama terbentuk tiga tipologi aliran beban limbah dengan karakteristik sebagai berikut:
a. Tipologi I Tipologi ini memiliki bentuk buatanpengerasan. Kecenderungan tipologi
ini dicirikan oleh kedalaman dan lebar penampang aliran yang dangkal. Salinitas dipengaruhi oleh air dari darat yang bersalinitas rendah. Kandungan P dalam
bentuk fosfat tinggi, pH air rendah menunjukkan air bersifat asam. Kadar COD yang tinggi menunjukkan air mengandung limbah organik sukar terurai cukup
tinggi. Pada tipologi ini jumlah penduduk yang bermukim tinggi, Umumnya
bekerja sebagai wiraswasta dengan tingkat penghasilan yang rendah. Terdapat hotel yang membuang limbah ke kanal.
b. Tipologi II Tipologi ini memiliki bentuk aliran sungai yang berkelok-kelok. Variabel
fisik kimia yang cenderung mencirikan tipologi II adalah adalah nilai nitrat, TSS, suhu air, logam Cd yang tinggi. Masyarakat yang bermukim di aliran ini umumnya
bekerja sebagai buruh dan pedagang, umumnya berpendidikan SD. c. Tipologi III
Tipologi ini berbentuk aliran sungai yang lurus, sehingga mengakibatkan kecepatan arus yang tinggi. Kandungan bahan organik mudah urai secara biologi
BOD
5
cukup tinggi. Logam berat Pb banyak dikandung pada air di aliran ini. Jumlah penduduk rendah dengan penghasilan sedang. Umumnya bekerja
sebagai nelayan. Pendidikan yang diselesaikan umumnya tamat SMP.
79
4.5. Pemodelan Sistem Pengendalian Pencemaran Perairan Pantai Kota 4.5.1. Identifikasi Sistem