mewujudkan model pembangunan berkelanjutan, bersama dengan pemilik lahan untuk membangun pengelolaan sumber daya alam di wilayah ini.
2.3. Penggunaan dan Penutupan Lahan
Pengetahuan mengenai penggunaan dan penutupan lahan merupakan salah satu hal penting terkait dengan kegiatan perencanaan dan pengelolaan suatu
kawasan yang berhubungan dengan keadaan permukaan bumi. Penggunaan lahan dan pentupan lahan dapat memiliki pengertian yang sama untuk hal-hal tertentu,
tetapi sebenarnya mengandung penekanan yang berbeda. Penggunaan lahan land use mengandung aspek menyangkut aktivitas pemanfaatan lahan oleh manusia
sedangkan penutupan lahan land cover lebih bernuansa fisik Rustiadi et al, 2009. Hal ini didukung oleh Lillesand dan Kiefer 1990 yang menyatakan
bahwa penutupan lahan memiliki keterkaitan dengan keadaan penampakan permukaan bumi atau apa yang ada di atas sebuah lahan sedangkan penggunaan
lahan berhubungan dengan suatu aktivitas yang dilakukan oleh manusia pada suatu bidang lahan tertentu.
2.4. Perubahan Penggunaan dan Penutupan Lahan
Perubahan penggunaan lahan dapat didefinisikan sebagai perubahan aktivitas pemanfaatan lahan yang dilakukan pada suatu wilayah dari satu bentuk
ke bentuk kegiatan lainnya sebagai akibat dari adanya pertumbuhan dan transformasi struktur sosial ekonomi masyarakat yang berkembang. Perubahan
penggunaan lahan dapat bersifat sementara ataupun bersifat permanen. Perubahan penggunan lahan terkadang tidak selalu mengakibatkan perubahan penutupan
lahan. Adanya perubahan dalam pengelolaan suatu tipe kawasan hutan untuk perlindungan tidak menyebabkan perubahan penutupan lahan secara signifikan.
Perubahan penutupan lahan dapat terbagi menjadi 2 bentuk yaitu perubahan penutupan lahan menjadi kategori lain yaitu dari hutan menjadi non hutan dan
perubahan penutupan lahan yang mengalami modifikasi yaitu dari hutan rapat menjadi hutan jarang FAO, 2000 dalam Phong, 2004
2.5. Faktor Penyebab Perubahan PenggunaanPenutupan Lahan
Yatap 2008 menyatakan bahwa perubahan penutupan lahan yang terjadi di Taman Nasional Gunung Halimun Salak TNGHS dipengaruhi oleh beberapa
peubah sosial ekonomi yang pengaruhnya sangat dominan yaitu kepadatan penduduk, laju pertumbuhan penduduk, luas kepemilikan lahan, perluasan
pemukiman, dan perluasan lahan pertanian. Penyebab utama terjadinya perubahan penggunaan dan penutupan lahan di kawasan TNGHS adalah adanya aktivitas
masyarakat dalam memanfaatkan suatu sumber daya alam untuk memenuhi kebutuhan hidup. Kontributor yang memberikan pengaruh nyata yaitu kebutuhan
lahan pertanian dan perkebunan, pemukiman, pembuatan sarana dan prasarana, serta pemanfaatan sumber daya hutan. Selain itu perubahan tersebut disebabkan
juga oleh perubahan rencana pengelolaan yang dilakukan oleh pemerintah. Young et al. 2006 menyatakan bahwa beberapa hal yang menyebabkan
terjadinya perubahan penutupan lahan di kawasan lindung hutan campuran di Alberta Canada adalah kegiatan bidang pertanian, urbanisasi, kegiatan
penambangan minyak dan gas serta perubahan yang dikarenakan oleh kebakaran, sehingga terjadinya perubahan penutupan lahan pada kawasan lindung akan
mempengaruhi keanekaragaman hayati yang terdapat pada kawasan lindung tersebut. Hal ini didukung juga oleh Verburg et al. 2006 yang melakukan
penelitian di kawasan lindung di Philipina dan menyatakan bahwa perubahan penutupan dan penggunaan lahan pada kawasan lindung merupakan ancaman
utama terhadap keberadaan keanekaragaman hayati yang disebabkan oleh kerusakan vegetasi alam dan terbaginya atau terisolasinya kawasan lindung
tersebut. Hal ini disebabkan oleh adanya kegiatan perluasan lahan pertanian di wilayah batas kawasan lindung dan kegiatan penebangan liar yang selalu terjadi
dan tidak terkendali pada batas kawasan taman nasional. Munibah 2008 menyatakan bahwa beberapa faktor yang mempengaruhi
perubahan lahan hutan menjadi lahan pertanian adalah bentuk lahan, kemiringan lereng, jenis tanah, curah hujan, jarak dari jalan raya dan mata pencaharian
masyarakat. Faktor faktor yang secara nyata menentukan perubahan penggunaan lahan
menurut Saefulhakim et al. 1999 dengan menggunakan alat analisis multinomial
logit model adalah tipe penggunaan lahan pada masa sebelumnya, status kawasan dalam kebijakan tata ruang, hak penguasaan dan kepemilikan lahan, karakteristik
fisik lahan, karakteristik sosial ekonomi wilayah dan karakteristik interaksi spasial antara aktivitas sosial ekonomi internal dan eksternal suatu wilayah.
2.6. Prediksi Perubahan Penggunaan dan Penutupan Lahan