Pemecahan Masalah Matematika Landasan Teori

2.1.6 Pemecahan Masalah Matematika

Memecahkan masalah merupakan suatu aktivitas dasar bagi manusia. Sebagian besar kehidupan kita adalah berhadapan dengan masalah-masalah. Kita perlu mencari penyelesaiannya. Adapun tujuan pendidikan pada hakekatnya adalah suatu proses terus-menerus manusia untuk menanggulangi masalah- masalah yang dihadapi sepanjang hayat. Pemecahan masalah merupakan kegiatan belajar yang paling kompleks. Suatu soal atau pertanyaan merupakan suatu masalah apabila siswa tersebut belum dapat menyelesaikannya pada saat itu dan mempunyai keinginan maupun keperluan untuk melakukan itu Masrukan, 2008: 16. Soal yang berupa masalah biasanya soal-soal non-rutin non-routine problem, sedangkan soal-soal rutin routine problem biasanya mudah dikerjakan, sehingga bukan menjadi masalah. Menurut Woolfolk 2001: 290, problem solving is usually defined as formulating new answers, going beyond the simple application of previously learned rules to achieve a goal. Hal ini berarti pemecahan masalah biasanya didefinisikan sebagai merumuskan jawaban baru, melampaui aplikasi sederhana dari proses belajar sebelumnya untuk mencapai tujuan. Menurut Polya 1973, solusi soal pemecahan masalah memuat empat langkah fase penyelesaian, yaitu memahami masalah understand the problem, mendapatkan rencana dari penyelesaian obtain eventually a plan of the solution, melaksanakan rencana carry out the plan, dan memeriksa kembali penyelesaian terhadap langkah yang telah dikerjakan examine the solution obtained. Fase pertama adalah memahami masalah. Tanpa adanya pemahaman terhadap masalah yang diberikan, siswa tidak mungkin mampu menyelesaikan masalah tersebut dengan benar. Setelah siswa dapat memahami masalahnya dengan benar, selanjutnya mereka harus mampu menyusun rencana penyelesaian masalah. Kemampuan melakukan fase kedua ini sangat tergantung pada pengalaman siswa dalam menyelesaikan masalah. Pada umumnya, semakin bervariasi pengalaman mereka, ada kecenderungan siswa lebih kreatif dalam menyusun rencana penyelesaian suatu masalah. Jika rencana penyelesaian suatu masalah telah dibuat, baik secara tertulis atau tidak, selanjutnya dilakukan penyelesaian masalah sesuai dengan rencana yang dianggap paling tepat. Langkah terakhir dari proses penyelesaian masalah menurut Polya adalah memeriksa kembali penyelesaian terhadap langkah yang telah dikerjakan mulai dari fase pertama sampai fase penyelesaian ketiga. Dengan cara seperti ini maka berbagai kesalahan yang tidak perlu dapat terkoreksi kembali sehingga siswa dapat sampai pada jawaban yang benar sesuai dengan masalah yang diberikan. Dengan belajar menggunakan pendekatan pemecahan masalah, siswa diharapkan mampu menggunakan serta mengembangkan kemampuan dasar yang dimiliki. Siswa harus mampu berpikir tingkat tinggi guna menyelesaikan permasalahan yang lebih rumit.

2.1.7 Worksheet