Nur Wikandari Trianto, 2007: 27 menyatakan bahwa penafsiran terkini terhadap ide-ide Vygotsky adalah siswa seharusnya diberikan tugas-tugas
kompleks, sulit, dan realistik dan kemudian diberikan bantuan secukupnya untuk menyelesaikan tugas-tugas itu. Hal ini bukan berarti bahwa diajar sedikit demi
sedikit komponen-komponen suatu tugas yang kompleks pada suatu hari diharapkan akan terwujud menjadi suatu kemampuan untuk menyelesaikan tugas
kompleks tersebut. Dengan demikian, keterkaitan penelitian ini dengan pendekatan teori
Vygotsky adalah
interaksi sosial
di mana
siswa melakukan
pekerjaan diperkenankan untuk berkelompok kecil serta merangsang siswa untuk aktif
bertanya dan berdiskusi.
2.1.2.2 Teori Piaget
Nur Trianto, 2007: 14 menyatakan bahwa perkembangan kognitif sebagian besar ditentukan oleh manipulasi dan interaksi aktif anak dengan
lingkungan. Pengetahuan datang dari tindakan. Piaget yakin bahwa pengalaman- pengalaman fisik dan manipulasi lingkungan penting bagi terjadinya perubahan
perkembangan. Sementara itu, interaksi sosial dengan teman sebaya, khususnya beragumentasi dan berdiskusi membantu memperjelas pemikiran yang pada
akhirnya memuat pemikiran itu menjadi lebih logis. Menurut teori Piaget, setiap individu pada saat tumbuh mulai dari bayi
yang baru dilahirkan sampai menginjak usia dewasa mengalami empat tingkat perkembangan kognitif. Empat tingkat perkembangan kognitif tersebut dapat
dilihat pada Tabel 2.1 berikut.
Tabel 2.1 Tahap-tahap Perkembangan Kognitif Piaget
Tahap Perkiraan Usia
Kemampuan-kemampuan Utama
Sensimotor
Praoperasional
Operasi Konkret
Operasi Formal Lahir sampai 2
tahun
2 sampai 7 tahun
7 sampai 11 tahun
11 tahun sampai dewasa
Terbentuknya konsep “kepermanenan obyek” dan kemajuan gradual dari
perilaku yang mengarah kepada tujuan.
Perkembangan kemampuan menggunakan simbol-simbol untuk
menyatakan obyek-obyek dunia. Pemikiran masih egosentris dan
sentrasi.
Perbaikan dalam kemampuan untuk berpikir secara logis. Kemampuan-
kemampuan baru termasuk penggunaan operasi-operasi yang
dapat balik. Pemikiran tidak lagi sentrasi tetapi desentrasi, dan
pemecahan masalah tidak begitu dibatasi oleh keegosentrisan.
Pemikiran abstrak dan murni simbolis mungkin dilakukan. Masalah-masalah
dapat dipecahkan melalui penggunaan eksperimentasi sistematis.
Pendapat Nur dikutip Trianto, 2007: 15 Trianto
2007: 16
menyatakan bahwa
implikasi penting
dalam pembelajaran dari teori Piaget adalah sebagai berikut.
a. Memusatkan pada proses berpikir atau proses mental, dan bukan sekedar pada hasilnya. Di samping kebenaran siswa, guru harus memahami proses yang
digunakan anak sehingga sampai pada jawaban itu. b. Mengutamakan peran siswa dalam berinisiatif sendiri dan keterlibatan aktif
dalam kegiatan pembelajaran. Di dalam kelas, penyajian pengetahuan jadi ready
made tidak
mendapat penekanan,
melainkan anak
didorong
menemukan sendiri pengetahuan itu melalui interaksi spontan dengan lingkungannya.
c. Memaklumi akan
adanya perbedaan
individual dalam
hal kemajuan
perkembangan. Teori Piaget mengasumsikan bahwa seluruh siswa tumbuh melewati
urutan perkembangan
yang sama,
namun pertumbuhan
itu berlangsung pada kecepatan berbeda.
Dengan demikian, teori Piaget yang penting dalam penelitian ini adalah keaktifan siswa dalam berdiskusi kelompok pada pembelajaran.
2.1.3 Model