19
5. Hidrologi
Di dalam kawasan TWA Pangandaran terdapat 2 dua buah sungai yang panjangnya tidak lebih dari 500 m – 2 km. Sungai terbesar adalah sungai Cikamal
yang mempunyai muara di pantai barat dan sungai Cirengganis yang bermuara di pantai timur.
C. Keadaan Ekosistem dan Biologi 1.
Ekosistem
Kawasan Taman Wisata Alam Pangandaran mempunyai beberapa tipe ekosistem, antara lain:
a Ekosistem pantai didominasi oleh butun Baringtonia asiatica, ketapang
Terminalia cattapa
, nyamplung
Calophyllum inophyllum
, pandan
Pandanus tectorius. b
Ekosistem hutan dataran rendah, didominasi oleh jenis laban Vitex pubescens
, kondang Ficus variegata, marong Cratoxylon formosum, kisegel Dilenia excelsa.
c Ekosistem hutan tamanan, didominasi oleh jati Tectona grandis dan mahoni
Swietenia macrophyla.
2. Biologi
2.1 Flora
Lebih dari 642 jenis tumbuhan hidup di dalam kawasan TWA Pangandaran dari berbagai tingkatan
pohon, herba, perdu, tumbuhan bawah, liana, epipit, dan 80 jenis diantaranya merupakan jenis tumbuhan obat. Jenis
Flora yang ada di Kawasan TWA Pangandaran diantaranya kelompok pohon 249 species, perdu 71 species, liana 65 species, semak 193 species, rumput 53 species,
Epyphyt 26 species, parasit 10 species. Tumbuhan yang paling mendominasi di dalam kawasan Taman Wisata Alam Pangandaran dan merupakan hutan tanaman
yaitu jenis jati Tectona grandis dan mahoni Swietenia macrophylla mencapai luas ± 20 ha. Hampir 30 dari seluruh kawasan TWA Pangandaran ditutupi oleh
hutan sekunder tua yang didominasi oleh laban Vitex pubescens, kisegel Dillenia excelsa dan marong Cratoxylon formosum. Selebihnya terdiri dari
20 hutan primer yang didominasi oleh jenis ohpohan Buchanania arborescens,
kondang Ficus variegata, kokosan monyet Dysoxylum caulaostachyum BKSDA Jawa Barat 2006.
2.2 Fauna
TWA Pangandaran selain terdapat flora juga banyak terdapat jenis fauna yang cukup menarik dan perlu adanya upaya penanganan yang lebih serius dan
upaya perlindungan. Jenis-jenis fauna tersebut yaitu: Kelompok Mamalia 30 jenis, Amphybia 5 jenis, Reptilia 16 jenis, Aves 99 jenis. Beberapa satwa yang dapat
dijumpai di kawasan konservasi Pangandaran dari kelompok mamalia antara lain: banteng Bos javanicus, rusa Cervus timorensis, mencek Muntiacus muntjak,
trenggeling Manis javanica, lutung Trachypitecus auratus, kera Macaca fascicularis
, tando Cynocephalus variegatus, jelarang Ratufa bicolor; kelompok aves antara lain
kangkareng Antracoceros convexus, ayam hutan Gallus g.varius, tulung tumpuk Megalaima lineata.
Sedangkan kelompok Reptilia antara lain biawak dan berbagai jenis ular BKSDA Jawa Barat 2006.
2.3 Keunikan kawasan
Salah satu jenis flora langka dan juga dapat dikatakan unik yang hidup di TWA dan CA Pangandaran adalah Bunga Raflesia Rafflesia padma. Bunga ini
pertama kali ditemukan Di Cagar Alam Pangandaran oleh Mr. Apelman pada tahun 1939. Penemuan bunga ini telah mengubah status kawasan konservasi dari
Suaka Margasatwa menjadi Cagar Alam pada tahun 1961. Rafflesia padma
merupakan tumbuhan bersifat endemik parasit sejati pada tumbuhan liana Kibarera Tetrastigma lanceolairum. Cara yang paling mudah untuk menemukan
kuncup Rafflesia patma adalah dengan mencari tumbuhan inangnya terlebih dahulu. Di TWA Pangandaran bunga Raflesia dapat ditemukan di Blok Wisma
Wana dan Blok Gua Lanang. Di TWA Pangandaran, perkembangan maksimum bunga Raflesia patma adalah antara Bulan Juli sampai September, bertepatan
dengan datangnya musim hujan. Karena sifatnya yang endemik, khas dan unik menjadikan jenis bunga Rafllesia ini menjadi maskot Kabupaten Ciamis.
IV. METODOLOGI
A. Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Agustus 2008 sampai Agustus 2009, diawali dengan observasi lapangan pada bulan Agustus 2008. Penyusunan rencana
penelitian dilakukan dari bulan Agustus sampai Desember 2008. Pengumpulan data dilaksanakan pada bulan Januari – Mei 2009 di Cagar AlamTaman Wisata
Alam Pananjung Pangandaran, Ciamis, Jawa Barat, dan selama 7 tujuh hari di Pusat Penelitian Pengembangan Penangkaran Rusa Dramaga Bogor. Analisis data
hasil penelitian dan penyusunan tesis dilaksanakan dari Mei sampai Agustus 2009 di kampus IPB Dramaga Bogor.
B. Alat dan Bahan
Bahan dan Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Peta kawasan konservasi Pangandaran, peralatan inventarisasi populasi satwa herbivora dan
peralatan analisa vegetasi tumbuhan pakan rusa kompas, teropong binokuler, pita meter, hand counter, jam tangan, tali rafiatambang, Global Position System
GPS, camera digital, gunting pemotong rumput, neraca 100 gr. Peralatan dan bahan pembuatan spesiemen herbarium yang digunakan seperti alkohol, kantong
plastik, kertas koran, sasak dan lebel spesiemen. Peralatan pengolahan dan
analisis data terdiri atas note book, kalkulator, serta perlengkapan alat tulis menulis.
C. Jenis Data
Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer yang diambil antara lain:
1 Karakteristik habitat meliputi komposisi dan jenis vegetasi, jenis tumbuhan
pakan disukai preferensi, produktivitas jenis pakan dan tingkat konsumsi pakan harian rusa.
2 Pola aktifitas harian rusa timor.
3 Parameter populasi rusa, meliputi jumlahukuran populasi, sex ratio, struktur
umur, angka kelahiran dan angka kematian.