37 Selain jenis-jenis pakan alami tersebut, koloni rusa juga sering ditemui
mengkonsumsi sampah berupa kertas, plastik, sisa-sisa makanan manusia yang didapatkan pada saat keluar ke pemukiman masyarakat di sekitar kawasan
terutama pada malam hari. Selain itu juga berdasarkan hasil pengamatan, terdapat kecenderungan dari sebagian besar satwa rusa untuk bergantung pada sampah dan
sisa-sisa makanan yang sengaja diberikan oleh masyarakat sebagai suatu daya tarik wisata terutama pada sore hari, di sekitar halaman Hotel Badeto Ratu.
Hasil penelitian Ginantra 2000 di Taman Nasional Bali Barat menemukan sebanyak 67 jenis tumbuhan dimakan oleh rusa timor 47 herba, 9
pohon, 4 semak dan 7 jenis belum teridentifikasi. Vegetasi makanan Cervus timorensis
di Pulau Peucang adalah jenis rumput-rumputan, daun semak dan daun pohon-pohonan Hoogerwerf 1970. Ratag 2006 menemukan 87 jenis vegetasi
di antaranya 43 jenis pakan satwa di Taman Buru Gunung Masigit Kareumbi. Walker 1975 menyatakan bahwa pakan yang dimakan oleh rusa selain rumput
juga daun-daun, bunga-bunga serta buah yang berasal dari pohon-pohon hutan.
3. Tingkat Konsumsi Pakan Harian
Hasil pengukuran, mendapatkan bahwa rata-rata tingkat konsumsi pakan harian rusa timor berupa hijauan segar adalah 6.725,52 grekor atau 6,73 kgekor
dalam berat basah ini berarti bahwa rusa timor membutuhkan pakan sebesar 19 dari bobot tubuhnya. Hasil pengukuran tingkat konsumsi pakan harian rusa timor
dalam penangkaran sistem tertutup disajikan pada Tabel 8. Tabel 8.
Tingkat konsumsi pakan harian rusa timor dalam penangkaran sistem tertutup
Rusa Bobot Tubuh
kg Pakan per Hari gr
Jatah Sisa
Dimakan
1 28,400
7.000,000 287,030
6.712,970 2
21,950 4.000,000
67,180 3.932,820
3 55,920
11.000,000 293,680
10.706,320 4
33,200 6.000,000
450,010 5.549,990
Jumlah 139,470
28.000,000 1.097,900
26.902,100 Re-rata
34,868 7.000,000
274,475 6.725,525
38 Standard yang umum digunakan, adalah rusa membutuhkan makanan 10
dari berat badannya, jadi apabila berat badan rusa totol 50 kg, maka kebutuhan makanan tiap hari 5 kg hijauan segar Syarief 1974. Hasiholan 1995,
berdasarkan hasil penelitiannya menyatakan bahwa persentase antara tingkat kebutuhan konsumsi pakan harian dan bobot tubuh rusa timor adalah 14.
Penelitian Azis 1996, mendapatkan bahwa tingkat konsumsi pakan harian untuk rusa timor adalah 7,777 kghariekor.
Menurut Semiadi 1998, rusa merah Cervus elaphus memiliki tingkat konsumsi pakan sebesar 3,1 kghari bahan
kering 12,4 - 31 kghari berat basah. Selanjutnya dikatakan juga bahwa tingkat konsumsi pakan harian rusa timor adalah sebesar 2,79 kghari bahan kering 11,16
– 27,9 kghari berat basah. Perbedaan nilai tingkat konsumsi pakan harian rusa diatas ini disebabkan
oleh adanya perbedaan jenis, lokasi penelitian dan musim pada saat pelaksanaan penelitian, yang berpengaruh terhadap kandungan air dari jenis pakan yang
diberikan. Teknik pemberian pakan serta model penangkaran apakah penangkaran terbuka atau tertutup juga berpengaruh terhadap tingkat konsumsi pakan harian
satwa.
4. Produktivitas Hijauan Pakan Alami
Selama pelaksanaan penelitian di lapangan, wilayah Cagar AlamTaman Wisata Alam Pananjung Pangandaran masih berada dalam periode musim
penghujan. Hal ini berdampak terhadap produktivitas hijauan pakan yang cenderung tinggi. Susetyo 1980 menyatakan bahwa produktivitas hijauan segar
pada musim penghujan besarnya adalah dua kali dari produktivitas hijauan segar pada musim kemarau dalam berat basah.
Topografi kawasan di bagi atas 2 dua wilayah kelerengan untuk membedakan nilai “proper use” dari masing-masing wilayah. Wilayah dengan
kelerengan 0 – 5 datar – bergelombang untuk kawasan taman wisata alam pada ekosistem hutan pantai dan areal terbuka berumput dan kelerengan 5 – 23
bergelombang – agak curam untuk kawasan cagar alam pada ekosistem padang rumput, bekas padang rumput dan hutan dataran rendah. Maka dengan
mengasumsikan bahwa 1 satu tahun adalah 364 hari, penghitungan produktivitas hijauan pakan alami rusa adalah sebagai berikut:
39
a. Ekosistem Padang Rumput
Produktivitas hijauan pakan alami rusa di Padang Rumput Cikamal
dengan luasan 20 ha adalah 487.104,9 kgtahun, dan di Padang Rumput Nanggorak dengan luasan 10 ha adalah sebesar 125.628,9 kgtahun sehingga total
produktivitas hijauan pakan alami rusa pada ekosistem padang rumput adalah 612.733,8 kgtahun. Faktor proper use untuk kedua areal tersebut adalah 45,
maka total ketersediaan hijauan pakan satwa adalah 275.730,21 kgtahun. Firmansyah 2007, mendapatkan bahwa di dalam Penangkaran Rusa
Jonggol, dengan luasan 5 ha, terdapat produktivitas hijauan pakan sebesar
187.920 kgtahun,
dengan faktor
proper use
adalah 70,
maka total
ketersediaannya adalah 131.544 kgtahun. Perbedaan ini disebabkan oleh perbedaan musim dan kondisi fisik masing-masing lokasi sehingga berpengaruh
terhadap produktivitas hijauan.
b. Bekas Padang Rumput Badeto
Pada daerah bekas Padang Rumput Badeto dengan luasan 10 ha, didapatkan produktivitas
hijauan pakan alami rusa adalah 22.080 kgtahun. Faktor proper use pada daerah tersebut adalah 45 dengan kondisi kelerengan 5 –
23, topografi bergelombang sampai agak curam. Maka total ketersediaan hijauan segar pakan satwa rusa timor pada daerah bekas Padang Rumput Badeto
adalah sebesar 9.936 kgtahun.
c. Ekosistem Hutan Pantai
Ekosistem hutan pantai seluas 37,237 ha, berada di wilayah taman wisata alam dengan kondisi topografi datar sampai bergelombang kelerengan 0 – 5
memiliki nilai faktor proper use adalah 70. Produktivitas hijauan pakan alami rusa di ekosistem hutan pantai adalah
sebesar 175.727 kgtahun. Maka total ketersediaan hijauan pakan satwa adalah sebesar 123.008,9 kgtahun.
d. Ekosistem Hutan Dataran Rendah
Produktivitas hijauan pakan alami rusa di ekosistem hutan dataran rendah dengan luas areal 452,3 ha, adalah sebesar 575.461,3 kgtahun. Ekosistem ini
berada dalam wilayah cagar alam di bagian selatan, dengan kondisi topografi
40 bergelombang sampai agak curam kelerengan 5 – 23 memiliki nilai faktor
proper use dari hijauan pakan satwa adalah 45. Maka total ketersediaan hijauan
pakan satwa pada ekosistem ini adalah sebesar 258.957,585 kgtahun.
e. Areal Berumput Terbuka di Taman Wisata Alam
Kawasan taman wisata alam memiliki 3 tiga areal berumput terbuka yaitu sekitar Wisma Rengganis dengan luasan 0,16 ha, sekitar Wisma Ciborok
dengan luasan 0,13 ha, dan halaman sekitar Information Centre dengan luasan 0,173 ha. Jumlah luasan total ketiga areal tersebut adalah 0,463 ha, dengan
kondisi topografi datar serta kelerengan 0 – 5, maka faktor proper use pada ketiga areal ini adalah 70. Nilai produktivitas hijauan pakan alami rusa pada
ketiga areal ini adalah 11.772,7 kgtahun, maka total ketersediaan hijauan pakan satwa adalah sebesar 8.240,89 kgtahun.
Total produktivitas hijauan pakan alami rusa timor dalam Cagar AlamTaman Wisata Alam Pananjung Pangandaran dalam 1 satu tahun adalah
sebesar 1.397.774,84 kgtahun, dengan total ketersediaan hijauan pakan satwa adalah sebesar 675.873,6 kgtahun. Hasil pengukuran produktivitas hijauan pakan
alami rusa timor pada masing-masing lokasi pengukuran disajikan pada Tabel 9. Tabel 9.
Hasil pengukuran produktivitas hijauan pakan alami pada masing- masing lokasi pengukuran
No Lokasi
Luas ha
Hujan Kemarau
Total Produktivitas
Pakan Per Tahun
kgth Pakan
Tersedia Per Tahun
kgth Tersedia
kgmusim Tersedia
kgMusim 1
Nanggorak 10
83.752,6 41.876,3
125.628,9 56.533,0
2 Badeto
10 14.720,0
7.360,0 22.080,0
9.936,0 3
Cikamal 20
324.736,6 162.368,3
487.104,9 219.197,2
4 Ht. Dtr Rdh
452,3 383.640,9
191.820,4 575.461,3
258.957,6 5
Ht. Pantai 37,24
117.151,3 58.575,7
175.727,0 123.008,9
6 W. Rengganis
0,16 2.227,7
1.113,8 3.341,5
2.339,1 7
W. Ciborok 0,13
2.235,3 1.117,6
3.352,9 2.347,0
8 Info. Centre
0,173 3.385,5
1.692,8 5.078,3
3.554,8 Total
530 931849,9
465924,9 1.397.774,84
675.873,6
Ratag 2006 menyatakan bahwa total produktivitas hijauan segar di Taman Buru Gunung Masigit Kareumbi adalah 20.790.6 kghatahun, dimana dari
luasan efektif sebesar 6.900,1 ha total potensi rumput adalah 47.394.028,5
41 kgtahun. Perbedaan ini diduga disebabkan oleh perbedaan musim dan kondisi
fisik masing-masing lokasi penelitian sehingga berpengaruh terhadap kandungan air dari hijaun serta produktivitas hijauan.
5. Daya Dukung Habitat
Total ketersediaan hijauan pakan alami satwa rusa timor dalam Cagar AlamTaman Wisata Alam Pananjung Pangandaran dalam 1 satu tahun sebesar
675.873,6 kgtahun kemudian dibandingkan dengan tingkat konsumsi pakan harian satwa rusa timor sebesar 6,7255 kgekor. Maka didapatkan nilai daya
dukung habitat
kawasan Cagar
AlamTaman Wisata
Alam Pananjung
Pangandaran dalam 1 satu tahun, tanpa memperhitungkan kelas umur, jenis kelamin satwa maupun keberadaan jenis-jenis satwa pemakan hijauan lain yang
ada dalam kawasan terhadap satwa rusa timor sebesar 276 ekortahun. Hasil penghitungan daya dukung habitat kawasan Cagar AlamTaman Wisata Alam
Pananjung Pangandaran per ekosistem disajikan pada Tabel 10. Tabel 10. Daya dukung habitat Cagar AlamTaman Wisata Alam Pananjung
Pangandaran terhadap satwa rusa timor
No. Lokasi
Luas ha Total
Produktivitas PakanTahun
kgth Pakan
Tersedia Per Tahun
kgth Daya
Dukung indvthn
1 Nanggorak
10 125.628,9
56.533,0 23
2 Badeto
10 22.080,0
9.936,0 4
3 Cikamal
20 487.104,9
219.197,2 90
4 Ht. Dtr Rdh
452,3 575.461,3
258.957,6 106
5 Ht. Pantai
37,24 175.727,0
123.008,9 50
6 W. Rengganis
0,16 3.341,5
2.339,1 1
7 W. Ciborok
0,13 3.352,9
2.347,0 1
8 Info. Centre
0,173 5.078,3
3.554,8 1
Total 530
1.397.774,84 675.873,6
276
Hasil penelitian Kencana 2000 di Taman Buru Pulau Rumberpon Manokwari dengan luasan 4.205,66 ha, terdapat daya dukung sebesar 428 ekor
rusa. Feriyanto 2002, menyatakan bahwa di penangkaran rusa Ranca Upas dengan luasan 4 empat ha terdapat daya dukung habitat 15 ekor. Hasnawati,
2006 menyatakan bahwa daya dukung habitat rusa totol Axis axis dengan tingkat konsumsi pakan 6-7 kghariekor di Taman Monas Jakarta adalah 11 – 15
ekor. Ratag 2006 menyatakan bahwa dari luasan efektif sebesar 6.900,1 ha
42 Taman Buru Gunung Masigit Kareumbi memiliki daya dukung habitat 22.780
ekortahun. Firmansyah 2007, menemukan bahwa dengan luasan 5 ha, dan total ketersediaan pakan 131.544 kgtahun Penangkaran Rusa Jonggol memiliki daya
dukung sebesar 83 ekor. Perbedaan ini disebabkan oleh kondisi fisik dan biologi masing-masing
kawasan yang
berbeda sehingga
berpengaruh terhadap
kemampuan daya dukung masing-masing kawasan terhadap populasi rusa timor.
B. Pola Aktivitas Harian Rusa Timor
Pengamatan aktivitas
harian rusa
dilakukan dengan
melakukan pengamatan terhadap satwa selama 12 jam mulai pagi 06.00-10.00, siang
10.00-14.00 hingga sore 14.00 – 18.00, dimana sample satwa yang diamati dibedakan menurut kelas umur, jenis kelamin dan kondisi fisiologi satwa tersebut
seperti betina yang sedang menyusui dan jantan beranggah lunak velvet, dimana kondisi-kondisi fisiologis tersebut sangat berpengaruh terhadap perilaku dari
satwa. Pengamatan dilakukan terhadap perilaku-perilaku satwa yaitu : perilaku makan, perilaku berpindah, perilaku istirahat dan perilaku sosial, serta lokasi
tempat melakukan aktifitas hariannya.
1. Alokasi Waktu Aktivitas Pagi Hari
Pada periode pagi ditemukan bahwa aktivitas makan tertinggi dilakukan oleh individu betina menyusui sebesar 65 dan terendah pada individu anak
sebesar 32. Aktivitas berpindah pada periode pagi hari tertinggi dilakukan oleh individu betina muda dan terendah pada individu betina dewasa. Individu jantan
beranggah lunak velvet melakukan aktivitas istirahatberlindung tertinggi pada periode pagi hari sedangkan individu betina menyusui terendah. Untuk aktivitas
sosial, individu anak memiliki proporsi aktivitas tertinggi sedangkan individu jantan beranggah lunak velvet terendah beraktivitas pada periode pagi hari.
Hasil pengamatan aktivitas satwa rusa timor pada pagi hari disajikan pada Gambar 4.