32
proses  ini  mempunyai  energi  yang  sama  dengan  selisih  energi  antara  kedua tingkat energi elektron tersebut, karena setiap jenis atom memiliki tingkat-tingkat
energi  elektron  yang  berbeda-beda  maka  sinar-X  yang  terbentuk  dari  proses  ini disebut karakteristik sinar-X.
Karakteristik  sinar-X  terjadi  karena  elektron  yang  berada  pada  kulit  K terionisasi  sehingga  terpental  keluar.  Kekosongan  kulit  K  ini  segera  diisi  oleh
elektron  dari  kulit  terluarnya.  Jika  kekosongan  pada  kulit  K  diisi  oleh  elektron dari kulit L, maka akan dipancarkan karakteristik sinar-X K . Jika kekosongan itu
diisi oleh elektron dari kulit M, maka akan dipancarkan karakteristik sinar-X K
β
dan seterusnya 4.
Material Uji spesimen Material uji spesimen dapat digunakan bubuk biasanya 1 mg.
5. Detektor
Sebelum  Sinar-X  sampai  ke  detektor  melalui  proses  optik.  Sinar-X  yang panjang  gelombang    dengan  intensitas  I  mengalami  refleksi  dan  menghasilkan
sudut difraksi 2 �. Jalannya sinar-X diperlihatkan oleh Gambar 11. berturut-turut
sebagai  berikut:  1.  Sumber  sinar-X  2  Celah  soller  3  Celah  penyebar  4 Spesimen  5  Celah  anti  menyebar  6  Celah  penerima  7  Celah  soller  dan  8
Detektor. Jalannya Sinar X hingga sampai ke detektor adalah sebagai beriku,
1. Sinar-X monokromatik dipancarkan dari tabung sinar-X.
2. Sinar tersebut melewati celah soller.
3. Kemudian diteruskan melalui celah penyebar.
33
4. Sinar monokromatik tersebut mengenai sampel.
5. Pantulan sinar yang mengenai sampel keluar melalui celah anti menyebar.
6. Selanjutnya sinar melewati celah penerima.
7. Diteruskan ke celah soller.
8. Sinar  yang  melalui  celah  soller  tersebut  dibelokkan  menggunakan
monokromator grafit. 9.
Sinar ditangkap oleh detektor melalui celah detektor.
Gambar 12. Jalannya Sinar-X Anisa Nurdina, 2016: 21
b. Skema dan Prinsip Kerja Alat Difraktometer Sinar-X
Salah satu teknik yang digunakan untuk menentukan struktur suatu padatan kristalin adalah metode  difraksi sinar-X serbuk seperti terlihat pada Gambar 13.
Sampel  berupa  serbuk  padatan  kristalin  yang  memiliki  ukuran  kecil  dengan diameter buiran kristalnya  sekitar 10
-7
-10
-4
m ditempatkan pada suatu plat kaca. Sinar-X  diperoleh  dari  elektron  yang  keluar  dari  filamen  panas  dalam  keadaan
vakum  pada  tegangan  tinggi,  dengan  kecepatan  tinggi  menumbuk  permukaan logam, biasanya tembaga Cu.
34
Gambar 13. Difraksi Sinar-X Serbuk Sinar-X  tersebut  menembak  sampel  padatan  kristalin,  kemudian
mendifraksikan  sinar  ke  segala  arah  dengan  memenuhi  Hukum  Bragg.  Detektor bergerak dengan kecepatan sudut yang konstan untuk mendeteksi berkas sinar-X
yang  didifraksikan  oleh  sampel.  Sampel  serbuk  atau  padatan  kristalin  memiliki bidang-bidang  kisi  yang  tersusun  secara  acak  dengan  berbagai  kemungkinan
orientasi,  begitu  pula  partikel-partikel  kristal  yang  terdapat  di  dalamnya.  Setiap kumpulan  bidang  kisi  tersebut  memiliki  beberapa  sudut  orientasi  sudut  tertentu,
sehingga difraksi sinar-X memenuhi Hukum Bragg: �� = 2d sin �
Keterangan; nμ orde difraksi 1,2,3,…. Λμ Panjang sinar-X
d: Jarak kisi �: Sudut difraksi
Bentuk  keluaran  dari  difraktometer  dapat  berupa  data  analog  atau  digital. Rekaman  data  analog  berupa  grafik  garis-garis  yang  terekam  per  menit  sikron,
dengan  detektor  dalam  sudut  2 �.  Sedangkan  rekaman  digital  menginformasikan
intensitas sinar-X terhadap jumlah intensitas cahaya per detik.
35
Pola  difraktogram  yang  dihasilkan  berupa  deretan  puncak-puncak  difraksi dengan intensitas relatif bervariasi sepanjang nilai 2
� tertentu. Besarnya intensitas relatif dari deretan puncak-puncak tersebut bergantung pada jumlah atom atau ion
yang  ada,  dan  distribusinya  di  dalam  sel  satuan  material  tersebut.  Pola  difraksi setiap  padatan  kristalin  sangat  khas,  yang  bergantung  pada  kisi  kristal,  unit
parameter  dan  panjang  gelombang  sinar-X  yang  digunakan.  Dengan  demikian, sangat kecil kemungkinan dihasilkan pola difraksi yang sama untuk suatu padatan
kristalin yang berbeda Jamaluddin, 2010: 8-9.
9. Spektroskopi Serapan Atom SSA
Spektroskopi  serapan  atom  adalah  teknik  analisis  untuk  mengukur konsentrasi  elemen.  Spektroskopi  serapan  atom  sangat  sensitif  karena  dapat
mengukur  hingga  ke  bagian  per  miliar  gram  μgdm
-1
di  dalam  sampel. Spektroskopi serapan atom memiliki banyak kegunaan selain pada bidang kimia.
Pada  analisis  klinis,  digunakan  untuk  menganalisis  logam  pada  cairan  biologi seperti  darah  dan  urin.  Pada  analisis  lingkungan  digunakan  untuk  pemantauan
lingkungan misalnya untuk mengetahui kadar unsur di dalam sungai, air laut, air minum, udara, bensin, dan minuman. Spektroskopi serapan atom juga digunakan
dalam bidang farmasi, proses manufaktur, dan industri. Terdapat lima bagian utama pada alat spektrofotometer serapan atom yaitu:
a.  Sumber radiasi yaitu bagian untuk menghasilkan sinar yang energinya dapat diserap  oleh  atom-atom  unsur  yang  dianalisis.  Sumber  radiasi  yang  biasa
digunakan umumnya lampu katoda cekung.
36
b.  Sistem  pengatoman  yaitu  bagian  yang  menghasilkan  atom-atom  bebas, karena  pada  blok  ini,  senyawa  yang  akan  dianalisis  diubah  bentuknya  dari
bentuk ion menjadi bentuk atom-atom bebas. c.  Monokromator  yaitu  bagian  yang  berfungsi  untuk  mengubah  radiasi
polikromatis  menjadi  radiasi  monokromatis.  Radiasi  monokromatis  akan diabsorbsi oleh atom bebas dari penguapan larutan sampel.
d.    Detektor  berfungsi  mengubah  energi  radiasi  yang  jatuh  pada  detektor menjadi sinyal elektrik.
e.  Sistem  pembacaan  merupakan  bagian  yang  menampilkan  suatu  angka  atau gambar  yang  dapat  dibaca.  Sistem  yang  umum  menampilkan  angka  yang
dapat dibaca pada monitor yang seterusnya dapat dicetak dengan printer. Metode SSA berprinsip bahwa pada adsorpsi cahaya oleh atom. Atom-Atom
menyerap cahaya tersebut pada panjang gelombang tertentu, tergantung pada sifat unsurnya.  Misalkan  natrium  menyerap  pada  589  nm,  uranium  pada  585,  5  nm,
sedang kalium 766,5 nm. Cahaya pada panjang gelombang ini mempunyai cukup energi  untuk  mengubah  tingkat  elektronik  suatu  atom.  Transisi  elektronik  suatu
unsur  bersifat  spesifik.  Tingkat-tingkat  eksitasinya  pun  bermacam-macam.  Kita dapat memilih di antara panjang gelombang ini yang menghasilkan garis spektrum
yang  tajam  dan  dengan  intensitas  maksimum.  Inilah  yang  dikenal  dengan  garis resonansi.  Spektrum  atomik  untuk  masing-masing  unsur  terdiri  atas  garis-garis
resonansi.  Garis-garis  lain  yang  bukan  garis  resonansi  dapat  berupa  spektrum yang  berasosiasi  dengan  tingkat  energi  molekul,  biasanya  berupa  pita-pita  lebar
37
ataupun  garis  tidak  berasal  dari  eksitasi  tingkat  dasar  yang  disebabkan  proses atomisasi Khopkar, S.M, 2008: 287-288.
Cara kerja dari spektroskopi serapan atom adalah sebagai berikut: a.  Sumber sinar yang berupa tabung katoda berongga Hollow Chatode Lamp
menghasilkan  sinar  monokromatis  yang  mempunyai  beberapa  garis resonansi.
b   Sampel  diubah  fasenya  dari  larutan  menjadi  uap  atom  bebas  di  dalam atomizer  dengan  nyala  api  yang  dihasilkan  dari  pembakaran  bahan  bakar
dengan oksigen. c.  Monokromator  akan  mengisolasi  salah  satu  garis  resonansi  yang  sesuai
dengan sampel dari beberapa garis resonansi yang berasal dari sumber sinar. Pemancaran garis resonansi terjadi bila kedua elektroda diberi tegangan, arus
listrik  yang  terjadi  menimbulkan  ionisasi  gas-gas  pengisi.  Ion-ion  gas  yang bermuatan positif ini menembaki atom-atom yang terdapat pada katoda yang
menyebabkan tereksitasinya atom-atom tersebut. Atom-atom yang tereksitasi ini bersifat tidak stabil dan akan kembali ke tingkat dasar dengan melepaskan
energi eksitasinya dalam bentuk radiasi. Radiasi ini yang dilewatkan melalui atom  yang  berada  dalam  nyala.  Setelah  garis  resonansi  dari  lampu  katoda
berongga  melalui  populasi  atom  di  dalam  nyala,  energi  radiasi  ini  sebagian diserap  dan  sebagian  lagi  diteruskan.  Pemilihan  garis  resonansi  tersebut
dilakukan  oleh  monokromator  yang  sesuai  dengan  garis  resonansi  dari Hollow Cathode Lamp
Inna Novianty, 2008: 23.
38
d  Energi  sinar  dari  monokromator  akan  diubah  menjadi  energi  listrik  dalam detektor.
e.  Energi  listrik  dari  detektor  inilah  yang  akan  menggerakkan  jarum  dan mengeluarkan grafik.
f.  Sistem pembacaan akan menampilkan data yang dapat dibaca dari grafik. Spektroskopi serapan atom dapat digunakan untuk dua macam analisis yaitu:
a.  Analisis Kualitatif, dilakukan dengan lampu katoda berongga sesuai dengan unsur yang akan dianalisis. Jika pada panjang gelombang dan lampu katoda
tertentu  larutan  memberikan  absorbansi,  maka  sampel  mengandung  unsur sesuai dengan lampu yang digunakan.
b.    Analisis  kuantitatif,  dilakukan  dengan  metode  kalibrasi  standar.  Metode  ini dilakukan  dengan  membuat  kurva  kalibrasi  yang  menunjukkan  hubungan
antara serapan A dengan konsentrasi larutan standar C. Besarnya serapan berbanding lurus dengan konsentrasi, sehingga bentuk kurva yang diperoleh
adalah  kurva  linier.  Kemudian  dengan  menginterpolasikan  harga  serapan yang diperoleh dari masing-masing sampel ke dalam kurva kalibrasi standar
akan  diperoleh  konsentrasi  unsur-unsur  pengotor  dalam  sampel.  Persamaan regresi  linier  kurva  kalibrasi  standar  adalah  Y=aX.  Hal  ini  sesuai  dengan
hukum Lambert-Beer yaitu A= �. .  dengan A adalah absorbansi, b adalah
tebal  kuvet  cm,  c  adalah  konsentrasi  kation  logam  ppm  dan �  adalah
koefisien  serapan  molar.  Namun  dalam  praktek  persamaan  garis  yang
diperoleh adalah y = aX+b, b adalah intersep.
39
Interferensi-interferensi  yang  terjadi  pada  spektrofotometer  serapan  atom adalah sebagai berikut:
a.  Serapan Latar Background Absorption Kadang-kadang  sinar  dari  lampu  katoda  berongga  diserap  oleh  senyawa-
senyawa  lain  yang  terkandung  di  dalam  sampel  atau  di  dalam  nyala  yang diukur. Adanya serapan ini akan mengganggu pada pengukuran serapan atom
yang  dianalisis,  interfernsi  ini  disebut  serapan  latar.  Serapan  latar  juga disebabkan oleh:
1  Serapan  molekuler,  disebabkan  oleh  senyawa-senyawa  yang  tidak beratomisasi dalam atomizer.
2  Hamburan  sinar  yang  disebabkan  oleh  partikel-partikel  padat  yang  halus menghalangi berkas sinar.
3  Serapan nyala bahan bakar yang digunakan Interferensi  serapan  latar  ini  dapat  dihilangkan  dengan  sempurna  selama
tahap  pengabuan,  sehingga  tidak  ada  asap  yang  ditimbulkan  pada  tahap ionisasi.  Interferensi  ini  dapat  diatasi  dengan  bekerja  pada  panjang
gelombang  yang lebih besar dengan nyala  yang  suhunya lebih tinggi, dapat pula  diatasi  dengan  mengukur  besarnya  penyerapan  latar  tersebut
menggunakan sumber sinar yang memberikan pancaran continue. b.  Interferensi Matriks
Interferensi  matriks  adalah  gangguan  yang  disebabkan  adanya  unsur-unsur atau  senyawa-senyawa  lain  yang  terkandung  di  dalam  sampel.  Adanya
matriks ini menyebabkan sifat-sifat fisik dari setiap sampel tidak akan sama,