Teknik Analisa Data METODE PENELITIAN
                                                                                57
Laju  reaksi  kimia  adalah  jumlah  mol  reaktan  per  satuan  volume  yang bereaksi dalam satuan waktu tertentu. Faktor-faktor yang mempercepat laju reaksi
adalah, 1.
Sifat dan Keadaan Zat Di dalam reaksi kimia terjadi pemutusan dan pembentukan ikatan, dimana
jenis ikatan yang dimiliki oleh rektan dapat mempengaruhi laju reaksi. Selain itu, luas  permukaan  zat-zat  yang  bereaksi  sangat  berpengaruh  terhadap  laju  reaksi,
sehingga suatu zat dalam bentuk serbuk dan bongkahankepingan akan memiliki laju reaksi yang berbeda.
2. Konsentrasi kepekatan larutan
Makin besar konsentrasi zat reaktan berarti besar kemungkinan terjadinya tumbukan  yang  efektif,  sehingga  laju  reaksinya  akan  semakin  cepat.  Tumbukan
yang efektif adalah tumbukan antar molekul yang menghasilkan reaksi, dan hanya dapat  terjadi  bila  molekul  yang  bertumbukan  tersebut  memiliki  energi  aktivasi
yang cukup. Energi aktivasi adalah energi minimum yang dimiliki molekul agar tumbukannya menghasilkan reaksi.
3. Suhu
Apabila suhu dinaikkan berarti energi ditambahkan, sehingga energi kinetik molekul-molekul  akan  meningkat.  Akibatnya  molekul-molekul  yang  bereaksi
menjadi lebih aktif mengadakan turnbukan. 5.
Katalis Katalisator adalah zat yang mempercepat reaksi, tetapi tidak ikut bereaksi.
Adanya katalis akan menurunkan energi aktivasi Ea dari suatu reaksi, sehingga
58
lebih  mudah  dilampaui  oleh  molekul-molekul  reaktan  akibatnya  reaksi  menjadi lebih cepat Susila Kristianingrum, 2003: 1-2.
Di  dalam  penelitian  ini,  waktu  dan  suhu  divariasi  untuk  mengetahui perbedaannya. Variasi waktu yang dipilih adalah 1, 2,5, 5,  dan 10 jam sedangkan
variasi suhu yang dipilih adalah 60, 80 dan 100 C.  Variasi suhu dipilih karena
pengaruh suhu tergantung dari p anas pelarutan. Bila panas pelarutan ∆H negatif,
daya  larut  turun  dengan  naiknya  suhu.  Bila  panas  pelarutan  ∆H  positif,  daya larut naik dengan naiknya suhu. Tekanan tidak begitu berpengaruh terhadap daya
larut  zat  padat  dan  cair,  tetapi  berpengaruh  pada  daya  larut  gas Sukardjo, 1997: 142.
Hubungan  antara  laju  reaksi  dengan  suhu  dinyatakan  dalam  persamaan Arrhenius:
ln k = ln A -
� ��
Dimana : k= konstanta laju reaksi A =  konstanta Arrhenius tergantung frekuensi tumbukan
E
a
=  energi aktivasi R =  tetapan gas umum
T =  suhu K
Jika  kesetimbangan  terganggu  dengan  adanya  perubahan  suhu  maka konsentrasi  larutannya  akan  berubah.  Menurut  Van’t  Hoff    pengaruh  suhu
terhadap kelarutan dinyatakan sebagai berikut:
59
ln �
� =
∆� ��
2
Jika diintegralkan menjadi ��
�
2
�
1
= −
∆� �
1 �
2
− 1
T
�
Keterangan: K
1,
K
2
= kelarutan T
1,
T
2
= suhu R         = tetapan gas ideal
∆� = perubahan entalpi
Secara  umum  panas  pelarutan  adalah  positif  endodermis  sehingga menurut Van’t Hoff
makin tinggi suhu maka akan semakin banyak zat yang larut. Sedangkan  untuk  zat
–  zat  yang  panas  pelarutannya  negatif  eksotermis,  maka semakin  tinggi  suhu  maka  akan  semakin  berkurang  zat  yang  dapat  larut  Ijang
Rohman dan Sri Mulyani, 2011: 144 - 145. Endapan  yang  diperoleh  dari  proses  ini  digunakan  untuk  analisis  secara
FTIR dan XRD, sedangkan larutan yang diperoleh dari proses ini digunakan untuk analisis secara SSA.