20
Gambar 6. Aluminium Nia Artauli Sinaga, 2014: 4-5.
Aluminium merupakan unsur yang sangat reaktif dan reduktor yang baik. Aluminium bereaksi dengan air dan melepaskan gas H
2
. Aluminium bersifat amfoter. Aluminium yang sudah terbuang atau tidak terpakai berpotensi untuk
dimanfaatkan kembali, sehingga beberapa pihak mencoba melakukan berbagai percobaan untuk mencari solusi memanfaatkan limbah dari aluminium.
Karakteristik aluminium: 1
Logam berwarna putih keperakan dengan sifat ringan, kuat, namun mudah dibentuk.
2 Nomor atom aluminium adalah 13. Aluminium merupakan unsur paling
berlimpah ke-3 setelah oksigen dan silikon. 3
Aluminium merupakan konduktor panas dan listrik yang sangat baik, bahkan lebih baik dari tembaga. Logam ini merupakan elemen yang sangat
reaktif dan membentuk ikatan kimia yang kuat dengan oksigen. 4
Aluminium akan membentuk lapisan sangat tipis oksida aluminium ketika bereaksi dengan udara yang akan melindunginya dari karat Nia Artauli
Sinaga, 2014: 4-5.
21
e. Seng Zn
Seng Zn adalah logam yang putih kebiruan, logam ini sangat mudah ditempa dan liat pada suhu 110-150
o
C. Zink melebur pada 410
o
C dan mendidih pada 906
o
C. Logamnya yang murni, melarut lambat sekali dalam asam dan dalam alkali, adanya zat-zat pencemar atau kontak dengan platinum atau tembaga, yang
dihasilkan oleh penambahan beberapa tetes larutan garam dari logam-logam ini, mempercepat reaksi Sony, 2009: 9.
Zink ditunjukkan oleh Gambar 7.
Gambar 7. Zink
http:www.zinkprijs.eu, diakses 26 September 2016 Menurut Vogel 1955: 289-290, zink bereaksi dengan asam nitrat untuk
menghasilkan zink nitrat, nitrogen dioksida, dan air yang ditunjukkan persamaan reaksi
Zn s + HNO
3
aq → ZnNO
3 2
aq + 2NO
2
g + 2H
2
O aq
6. Dekomposisi SiO
2
Dekomposisi adalah perubahan menjadi bentuk yang sederhana. Pada penentuan kadar unsur pengotor dalam SiO
2
dengan metode Spektrofotometri Serapan Atom perlu dilakukan dekomposisi sampel, yaitu untuk merubah sampel
22
padat menjadi cair sehingga dapat dianalisis dan metode dekomposisi adalah sebagai berikut ini,
a. Bomb Digestion
Bom Digesti asam diperkenalkan oleh Parr pada tahun 1969 untuk menetapkan PTFE polytetrafluoroethylene. Bom logam model sederhana dan
biaya rendah yang dapat digunakan dengan aman untuk tujuan preparasi sampel secara rutin. Ini diterima secara luas selama bertahun-tahun dengan dibuktikan
telah menjadi model yang baik untuk prosedur umum digesti. Suhu dan tekanan tidak di atas 150
C dan 1200 psi 1 psi= 0,0680 atm. Kadang-kadang dapat digunakan pada suhu di atas 150
C tetapi akan bertambah sulit untuk menutup bom digesti menjadi rapat pada suhu yang ditinggikan.
Parr bom digesti asam menggunakan PTFE polytetrafluoroethylene yang bersifat inert, tahan terhadap suhu dan tekanan tinggi. Metode bom digesti asam
dapat melarutkan sampel lebih cepat dan mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan dengan preparasi sampel menggunakan metode konvensional.
Kathryn J. Lamble and Steve J. Hill, 1998: 104.
Bom digesti dapat mempercepat pelarutan sampel karena menggunakan wadah tertutup yang tahan terhadap suhu dan tekanan tinggi dibandingkan dengan
metode konvensional yang menggunakan wadah terbuka dan tekanan atmosfer. Bom digesti juga tahan terhadap asam kuat seperti, HF atau akuaregia, yang akan
menyebabkan penggunaan sebagian besar wadah konvensional pecah, dapat mencegah kontaminasi dan dapat bereaksi secara sempurna.
23
Bom digesti mempunyai beberapa kelebihan, di antaranya: 1
Melarutkan sampel dengan lebih cepat dan efisien. 2
Analisis sampel padat dengan metode ini tidak akan menghilangkan elemen penting yang mudah menguap.
3 Membutuhkan pelarut asam dalam jumlah yang relatif kecil
4 Mencegah kontaminasi dari elemen lain yang tidak diinginkan.
b. Pelarut Asam
1. HF Hidrogen Fluorida Hidrogen fluorida adalah senyawa kimia dengan rumus HF. Ini adalah
sumber utama industri fluorin, di dalam air membentuk sebagai asam fluorida dan merupakan prekursor untuk senyawa penting, termasuk obat-obatan dan polimer
misalnya teflon. HF secara luas digunakan dalam industri petrokimia dan komponen dari banyak superacids. HF mendidih di bawah suhu kamar, sedangkan
hidrogen halida yang lain mengembun pada temperatur rendah. Berbeda dengan hidrogen lainnya, HF lebih ringan dari udara dan sangat tajam, yang dapat
merusak paru-paru http:en.wikipedia.orgwikiHydrogen_fluorida, diakses 15 Juni 2015.
Hidrogen fluorida adalah gas tak berwarna, berasap, bertitik didih rendah mp -83
C dan bp 19,5 C, dengan bau yang mengiritasi. Gas ini biasa
digunakan untuk mempreparasi senyawa anorganik dan organik yang mengandung fluor, karena permitivitasnya yang tinggi, senyawa ini dapat
digunakan sebagai pelarut non-air yang khusus. Larutan dalam air gas ini disebut
24
asam fluorida dan disimpan dalam wadah polietilen karena asam ini menyerang gelas http:www.chem-is-try.orgmateri_kimia, diakses 15 Juni 2016.
2. HNO
3
Asam Nitrat Asam nitrat pertama kali disintesis sekitar 800 M oleh ilmuwan Jabir ibnu
Hayyan, yang juga menemukan distilasi modern dan proses kimiawi dasar lainnya yang masih digunakan sekarang ini.
Senyawa kimia asam nitrat HNO
3
adalah sejenis cairan korosif yang tak berwarna dan merupakan asam beracun yang dapat menyebabkan luka bakar.
Larutan asam nitrat dengan kandungan asam nitrat lebih dari 86 disebut sebagai asam nitrat berasap, dan dapat dibagai menjadi dua jenis asam, yaitu asam nitrat
berasap putih dan asam nitrat berasap merah. Asam nitrat murni 100 merupakan cairan tak berwarna dengan densitas
1.522 kgm
3
. Ia membeku pada suhu - 42 C, membentuk kristal-kristal putih dan
mendidih pada 83 C. Ketika mendidih, terdapat dekomposisi sebagian dengan
pembentukan nitrogen dioksida sesudah reaksi: 4 HNO
3
aq
72 C
2 H
2
O aq + 4 NO
2
aq + O
2
g Hal ini berarti bahwa asam nitrat anhidrat sebaiknya disimpan di bawah 0
C untuk menghindari penguraian. Nitrogen dioksida NO
2
tetap larut dalam asam nitrat yang membuatnya berwarna kuning, atau merah pada suhu yang lebih
tinggi. Asam dengan nitrogen dioksida terlarut mengeluarkan uap berwarna coklat kemerah-
merahan, yang membuatnya dijuluki “asam berasap merah” atau “asam nitrat berasap”.
25
Seperti asam pada umumnya, asam nitrat bereaksi dengan alkali, oksida basa, dan karbonat untuk membentuk garam, seperti ammonium nitrat. Asam
nitrat memiliki sifat mengoksidasi sehingga asam nitrat pada umumnya tidak menyumbangkan protonnya tidak membebaskan hidrogen pada reaksi dengan
logam dan garam yang dihasilkan biasanya berada dalam keadaan teroksidasi yang lebih tinggi Sumber: http:id.wikipedia.orgwikiAsam_nitrat, diakses 15
Juni 2016 3.
Air Raja Aqua regia Air raja adalah larutan yang dibuat dari pencampuran asam klorida pekat
dan asam nitrat pekat dengan perbandingan volume asam klorida dan asam nitrat 3:1,
6 HCl aq + 2 HNO
3
aq → 2 NO g + 3 Cl
2
g + 4 H
2
O aq Larutan ini bersifat sangat korosif, mengeluarkan uap berwarna kuning. Hanya
larutan inilah yang sanggup melarutkan emas dan platina logam-logam yang paling mulia, sehingga disebut sebagai air raja. Sifatnya yang kurang stabil, maka
larutan ini baru dibuat jika akan dipakai http:id.wikipedia.orgwikiAqua_regia, diakses 15 Juni 2016.
7. Spektroskopi FTIR
Spektroskopi FTIR merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk menganalisis senyawa kimia. Spektra IR suatu senyawa dapat memberikan
gambaran struktur molekul senyawa tersebut. Spektra IR dapat dihasilkan dengan mengukur absorbs radiasi, refleksi, atau emisi di daerah IR. Daerah inframerah
pada spektrum gelombang elektromagnetik mencakup bilangan gelombang 14000