e. Gambar Potongan
Banyak ditemui benda yang memiliki rongga-rongga di dalamnya yang cara menggambarkannya dengan menggunakan garis putus pada bagian yang
tersembunyi tersebut. Bila gambar yang disajikan itu sederhana garis putus tersebut tidak membingungkan, tetapi bila gambarnya rumit maka garis putus itu
akan menyulitkan pembacanya. Hal ini akan berdampak pada kesalahan penafsiran saat membaca gambar tersebut. Oleh karena itu, untuk menghindari
hal ini maka dalam gambar teknik dikenal gambar potongan. Pada prinsionya gambar potongan adalah membuang bagian yang
menutupi bagian yang tersembunyi. Sehingga akan menampakkan bagian dalam benda tersebut. Hal ini dilakukan untuk memperjelas dan mempermudah
pengertian pada objek itu. Menurut Sirod Hantoro Pradjono 2002: 91 pada prinsipnya teknik pemotongan ada dua, yaitu pemotongan seluruh dan
pemotongan separo. Takeshi Sugiarto 1983: 80-81 menambahkan bahwa dikenal pula teknik pemotongan setempat dan pemotongan diputar di tempat
atau dipindahkan.
Gambar 2.5. Contoh Gambar Potongan
f. Dimensi
Langkah akhir dari seorang juru gambar dalam menyelesaikan tugas menggambarny adalah memberikan ukuran dimensi. Pemberian ukuran
memiliki peran yang vital untuk menjelaskan detail dari gambar agar mudah dimengerti oleh pembacanya. Pemberian ukuran juga bermaksud memberikan
informasi terhadap bagian benda agar dapat dikerjakan oleh operator. Oleh karena itu dalam pemberian ukuran terdapat aturan standar yang harus
dipenuhi Aturan-aturan dasar menurut Takeshi Sugiarto dalam pemberian ukuran adalah sebagai berikut:
1. Garis ukur dan garis bantu digambar dengan garis tipis. 2. Angka dan huruf digambar diletakkan di tengah dan sedikit di atas garis
ukur. 3. Ujung dan pangkal garis ukur harus menunjukkan di mana garis ukur mulai
dan berhenti.
Gambar 2.6. Contoh Pemberian Ukuran
g. Toleransi dan Suaian