arsitek, montir, dan penemu. Kecerdasan spasial seseorang dapat diukur menggunakan tes berupa serangkaian bentuk diagram yang kemudian dipilih
salah satu bentuk yang ganjil, diidentifikasi rangkaian selanjutnya dari serangkaian alternatif, dipilih dari beberapa alternatif diagram yang dapat
melengkapi analogi atau menemukan elemen yang hilang dalam matriks atau gambar.
3. Kecerdasan Logis-matematis
Kecerdasan logis-matematis merupakan kemampuan dalam memahami hubungan-hubungan humanikal. Menurut James dalam Agus Efendi 2005: 143
bentuk kecerdasan ini termasuk yang paling mudah distandarisasikan dan diukur. Bentuk kecerdasan tersebut biasanya dirujuk sebagai kecerdasan analitik dan
saintifik. Mereka yang memiliki kecerdasan ini adalah mereka yang bekerja dengan simbol-simbol dan bisa melihat koneksi antara potongan-potongan
informasi yang mungkin terlewatkan oleh orang lain. Hal senada juga disampaikan oleh Julia 2007: 19 yang menyatakan bahwa kecerdasan logis-
matematis berhubungan dengan kemampuan ilmiah. Seseorang yang memiliki kecerdasan ini gemar bekerja dengan data, mengumpulkan dan mengorganisasi,
menganalisis serta menginterpretasikan, menyimpulkan kemudian meramalkan. Intelegensi numerik atau logis-matematis menurut Carter 2010: 54
merupakan indikator kuat intelegensi umum. Kecerdasan ini menunjukkan sejauh mana kemampuan seseorang untuk berpikir dan menghitung fungsi aritmetika
dasar. Kecerdasan ini dapat diukur dengan menggunakan tes aritmatika, deret angka, mengoperasikan angka dan pemecahan masalah numerik. Kecerdasan
logis-matematis merupakan area penggunaan logika, abstraksi, penalaran, dan
angka ungkap Ling Catling 2012: 217. Intelegensi ini menekankan pada kemampuan penalaran, pola-pola pengenalan abstrak, berpikir ilmiah dan
penyelidikan ilmiah, dan kemampuan untuk melakukan perhitungan yang rumit. Kemampuan logis-matematis merupakan kecerdasan untuk memecahkan
masalah yang disebutnya sebagai kecerdasan mentah. Kecerdasan logis-matematis merupakan kecerdasan yang berkaitan
dengan angka dan segala implikasinya. Ilmu dasar yang berkaitan adalah matematika. Ilmu ini mempelajari tentang seluk-beluk angka yaitu aritmatika,
deret angka, mengoperasikan angka dan pemecahan masalah numerik. Ilmu matematika kemudian meluas dengan bidang-bidang kehidupan lainnya seperti;
ekonomi, konstruksi, fisika, dan teknologi Hariwijaya, 2005: 12. Seseorang yang memiliki kecerdasan ini menyukai kegiatan menganalisis. Selanjutnya
Masykur Fathani 2009: 155-157 mengungkapkan bahwa kecerdasan logis- matematis merupakan kemampuan berpikir dengan menerapkan logika yang
benar, memahami, dan menganalisis pola-pola, serta memecahkan masalah dengan menggunakan kemampuan berpikir.
Masykur Fathani 2007: 105 menjelaskan bahwa kecerdasan logis- matematis memiliki beberapa ciri, antara lain: a menghitung problematika
aritmatika dengan cepat di luar kepala; b selalu mengajukan pertanyaan yang sifatnya analisis; c ahli dalam permainan catur; d mampu menjelaskan masalah
secara logis; d suka merancang eksperimen untuk membuktikan sesuatu; e menghabiskan waktu dengan permainan logika. Ciri lain dari seseorang yang
memiliki kecerdasan logis-matematis yaitu senang untuk berpikir secara konseptual, seperti menyusun hipotesis, mengadakan kategorisasi dan klasifikasi
terhadap apa yang dihadapinya, serta menyukai aktivitas yang melibatkan kemampuan untuk memperkirakan.
Berdasarkan pemaparan beberapa pendapat dari berbagai sumber di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kecerdasan logis-matematis merupakan
kecerdasan yang berperan dalam kemampuan seseorang dalam melakukan penalaran, berpikir ilmiah, mengerjakan persoalan angka dan implikasinya serta
memecahkan masalah dengan analisis yang logis. Kecerdasan ini dapat diukur dengan menggunakan tes aritmatika, deret angka, mengoperasikan angka dan
pemecahan masalah numerik.
4. Gambar Teknik a. Pengertian