Menurut Sugiyono 2007: 230 pengujian signifikansi juga digunakan untuk menentukan boleh atau tidaknya pemberlakuan hasil perhitungan korelasi yang
didapat pada populasi penelitian generalisasi. Pengujian signifikansi korelasi sederhana dilakukan dengan uji t, rumusnya adalah sebagai berikut:
Rumus 3.5. Keterangan:
t : nilai t
r : koefisien korelasi antara variabel x dan y
n : jumlah responden
Nilai t
hitung
tersebut kemudian dibandingkan dengan harga t
tabel
taraf kesalahan 5 uji satu fihak dengan dk = n
– 2. Apabila diperoleh hasil t
hitung
t
tabel
, maka Ho ditolak dan Ha diterima atau dapat dinyatakan bahwa hubungan variabel
X dengan Y signifikan serta dapat digeneralisasikan pada populasi penelitian.
b. Korelasi Ganda dan Pengujian Signifikansi Korelasi Ganda
Teknik analisis ini digunakan untuk menguji hipotesis ketiga, yaitu untuk mengetahui besarnya hubungan kecerdasan spasial X
1
dan kecerdasan logis- matematis X
2
secara bersama-sama dengan kemampuan membaca gambar teknik Y.
1 Korelasi Ganda
Korelasi ganda merupakan angka yang menunjukkan arah dan kuatnya hubungan dua variabel bebas atau lebih secara bersama-sama dengan satu
variabel terikat. Penelitian ini menggunakan korelasi ganda untuk dua variabel bebas dan satu variabel terikat. Rumus korelasi ganda dua variabel ganda
ditunjukkan pada rumus berikut:
t = r √n −
√ − r
Rumus 3.6. Dimana:
R : Korelasi antara variabel X
1
dan X
2
secara bersama-sama dengan variabel Y
r : Korelasi sederhana antara X1 dengan Y
r : Korelasi sederhana antara X2 dengan Y
r : Korelasi sederhana antara X
1
dengan X
2
Setelah diketahui besarnya koefisien korelasi, untuk menentukan kuat atau tidaknya hubungan yang terjadi dapat berpedoman pada tabel 3.7.
2 Pengujian Signifikansi Korelasi Ganda
Harga R koefisien korelasi ganda yang diperoleh berdasarkan perhitungan hanya berlaku pada sampel, maka perlu dilakukan uji signifikansi dengan uji F agar
dapat digeneralisasikan pada populasi. Rumus uji signifikansi korelasi ganda uji F adalah sebagai berikut:
Rumus 3.7. Dimana :
F
h
: Nilai F hitung R : Koefisien korelasi ganda
k : Jumlah anggota sampel Setelah F
hitung
diketahui, kemudian dibandingkan dengan F
tabel
dengan dk pembilang = k dan dk penyebut = n
– k – 1 dengan taraf kesalahan 5. Apabila F
hitung
lebih besar dari F
tabel
F
hitung
F
tabel
, maka Ho ditolak dan Ha diterima.
R = √
r + r − r r r − r
F
h
= R k
⁄ − R
n − k − ⁄
Sehingga besarnya koefisien korelasi ganda dapat digeneralisasikan atau diberlakukan pada populasi dimana sampel diambil.
c. Koefisien Determinasi R
2
Koefisien determinasi pada intinya digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Koefisien
determinasi disebut juga dengan koefisien penentu. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol hingga satu. Nilai R
2
yang kecil menunjukkan bahwa kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat
terbatas. Sebaliknya, nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen dapat memberikan informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi
variasi variabel dependen.
53
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Data
Penelitian ini terdiri dari tiga variabel dengan dua variabel bebas independent yaitu kecerdasan spasial X
1
dan kecerdasan logis-matematis X
2
dan satu variabel terikat dependent yaitu kemampuan membaca gambar teknik.
Pengumpulan data dari ketiga variabel terseut diperoleh dengan menggunakan metode tes yang berbentuk tes pilihan ganda. Bagian ini akan membahas dan
menyajikan hasil pengolahan data deskriptif dari masing-masing variabel yang meliputi
mean, median, modus, dan standar deviasi.
a. Variabel Kecerdasan Spasial
Data variabel kecerdasan spasial X
1
diperoleh peneliti dari hasil tes tertulis. Soal-soal yang digunakan merupakan soal yang bersumber pada buku standar
yang telah ada. Tes ini berbentuk pilihan ganda dengan lima pilihan jawaban yang berjumlah 19 butir soal dengan ketentuan skor benar 1 dan skor salah 0.
Setelah dilakukan tes kepada sampel diperoleh hasil skor tertinggi 19 dan skor terendah 5 dari skala skor 0-19. Berdasarkan data yang diperoleh, hasil
analisis menunjukkan nilai rerata sebesar 14,68, median sebesar 15, modus sebesar 17, dan standar deviasi sebesar 2,74. Penyajian data dilakukan dengan
pengelompokkan interval kelas tertentu yang ditampilkan dengan tabel dan diagram batang setelah melalui tahapan sebagai berikut: