Peran Serta Masyarakat dan Pemerintah dalam Penyelenggaraan

Divisi Regional I Sumatera Utara dalam penyelenggaraan angkutan PSO di daerah.

B. Peran Serta Masyarakat dan Pemerintah dalam Penyelenggaraan

Pelayanan Umum oleh PT. Kereta Api Indonesia Persero Divisi Regional I Sumatera Utara PT. Kereta Api Indonesia Persero Divisi Regional I Sumatera Utara dalam menyelenggarakan pelayanan umum tidak terlepas dari kerja sama dan peran serta dari masyarakat dan pemerintah terkait penyelenggaraan perkeretaapian. Masyarakat sebagai sasaran dari pelayanan umum oleh PT. Kereta Api Indonesia Persero juga dituntut peran aktifnya dalam mendukung terselenggaranya perkeretaapian di Indonesia. Peran serta masyarakat secara khusus diatur dalam Undang-Undang No. 23 Tahun 2007 Tentang Perkeretaapian yang menyebutkan hak-hak yang dimiliki masyarakat terkait penyelenggaraan perkeretaapian oleh penyelenggara perkeretaapian, dalam hal ini PT. Kereta Api Indonesia Persero, yaitu : 141 a. Masyarakat berhak memberi masukan kepada Pemerintah, Penyelenggara Prasarana Perkeretaapian, dan Penyelenggara Sarana Perkeretaapian dalam rangka pembinaan, penyelenggaraan, dan pengawasan perkeretaapian. Dalam Peraturan Pemerintah No.56 Tahun 2009 Tentang Penyelenggaraan Perkeretaapian dijelaskan bahwa pemberian masukan kepada pemerintah dapat disampaikan kepada Menteri, 141 Lihat Pasal 172 Undang-Undang No. 23 Tahun 2007 Tentang Perkeretaapian Universitas Sumatera Utara gubernur, atau bupatiwalikota, dilakukan secara tertulis dan disertai data mengenai nama, alamat, dengan melampirkan fotocopy identitas diri. Masukan tersebut dapat berupa informasi, saran, atau pendapat yang diuraikan dengan jelas, disertai dengan data, fakta, dan saran mengenai pembinaan dan penyelenggaraan perkeretaapian. Kemudian Menteri, gubernur, atau bupatiwalikota memberikan tanggapan secara tertulis atau lisan atas masukan yang diterima dari masyarakat. b. Masyarakat berhak mendapat pelayanan penyelenggaraan perkeretaapian sesuai dengan standar pelayanan minimum. Untuk mendapatkan pelayanan tersebut, masyarakat terlebih dahulu harus membayar atas pelayanan yang dinikmati sesuai dengan tarif yang diberlakukan oleh penyelenggara perkeretaapian. PT. Kereta Api Indonesia Persero dalam memberikan pelayanan penyelenggaraan perkeretaapian kepada masyarakat harus memberikan perlakuan yang sama kepada setian anggota masyarakat dalam batas-batas ketersediaan prasarana dan sarana perkeretaapian. c. Masyarakat berhak memperoleh informasi mengenai pokok-pokok rencana induk perkeretaapian dan pelayanan perkeretaapian. Dalam PP No. 56 Tahun 2009 dijelaskan Pemerintah, yaitu Menteri, gubernur, atau bupatiwalikota, mempublikasikan pokok-pokok rencana induk perkeretaapian kepada masyarakat melalui situs internet dan PT. Kereta Api Indonesia Persero sebagai Universitas Sumatera Utara penyelenggara perkeretaapian mempublikasikan informasi mengenai pelayanan perkeretaapian melalui jaringan multimedia. Informasi yang harus dipublikasikan kepada masyarakat meliputi aspek-aspek berikut ini: 142 1 Informasi jadwal; 2 Informasi persyaratan biaya dan perjalanan; 3 Informasi reservasi dan tiket; 4 Ketersediaan tempat duduk; 5 Informasi lokasijalur pendistribusian tiket; 6 Informasi jasa angkutan barang dan penumpang dengan menggunakan kereta api; 7 Pusat informasi bagi penumpang di stasiun. Masyarakat wajib ikut serta menjaga ketertiban, keamanan, dan keselamatan penyelenggaraan perkeretaapian. 143 Seperti dengan tidak melakukan pelemparan ataupun perusakan pada sarana dan prasarana perkeretaapian, selain merugikan PT. Kereta Api Indonesia Persero juga dapat berdampak kepada kelancaran perjalanan dan keselamatan penumpang kereta api ataupun masyarakat di sekitar jalur kereta api tersebut. Masyarakat juga dapat menjaga ketertiban, keamanan, dan keselamatan perkeretaapian dengan menaati rambu-rambu lalu lintas yang ada seperti tanda hati-hati ketika akan melewati pintu perlintasan, terutama di perlintasan yang tidak terdapat palang pintu perlintasan. PT Kereta Api Indonesia Persero Divisi Regional I Sumatera Utara menyatakan dari 372 perlintasan kereta api yang terdata, hanya sekira 102 perlintasan yang dilengkapi dengan palang pintu dan 142 Taufik Hidayat, Op.Cit., hlm.23. 143 Pasal 173 Undang-Undang No. 23 Tahun 2007 Tentang Perkeretaapian Universitas Sumatera Utara dijaga petugas. 144 Masyarakat juga harus menaati peraturan dengan berhenti di belakang palang pintu perlintasan ketika kereta api melewati jalan raya untuk menghindari terjadinya kecelakaan lalu lintas. Peran serta pemerintah juga sangat besar dalam penyelenggaraan pelayanan umum oleh PT. Kereta Api Indonesia Persero Divisi regional I Sumatera Utara. Seperti halnya pelayanan umum dalam mekanisme Public Service Obligation PSO, pemerintah berperan sebagai pemberi penugasan khusus sekaligus sumber pendanaan penyelenggaraan Public Service Obligation PSO tersebut. Pemerintah memiliki kewajiban untuk menyelenggarakan angkutan umum yang dapat dijangkau oleh masyarakat luas, khususnya masyarakat golongan ekonomi lemah. Maka dari itu pemerintah melalui fungsi legislasinya membentuk regulasi penetapan tarif kereta api melalui Peraturan Menteri Perhubungan Nomor : PM 5 Tahun 2014 Tentang Tarif Angkutan Orang dengan Kereta Api Kelas Ekonomi. Berdasarkan peraturan tersebut, untuk PT. Kereta Api Indonesia Persero Divisi Regional I Sumatera Utara pemerintah menetapkan tarif sebesar Rp20.000,- dua puluh ribu rupiah per orang untuk tiket Kereta Api “Putri Deli” dan Kereta Api “Siantar Ekspress”. Berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor : PM 28 Tahun 2012 Tentang Pedoman Perhitungan dan Penetapan Tarif Angkutan Orang dengan 144 Wahyudi Siregar, 80 Persen Perlintasan Kereta Api di Sumut Tak Berpalang, http:news.okezone.comread2012090734068666180-persen-perlintasan-kereta-api-di-sumut- tak-berpalang , diakses 9 Juli 2014 Universitas Sumatera Utara Kereta Api, tarif yang ditetapkan pemerintah lebih rendah daripada tarif yang ditentukan oleh PT. Kereta Api Indonesia Persero berdasarkan peraturan tersebut. Maka dari itu pemerintah melalui penugasan khusus memberi kompensasi atas semua biaya yang telah dikeluarkan PT. Kereta Api Indonesia Persero berikut margin yang diharapkan melalui mekanisme Public Service Obligation PSO. Selain regulasi mengenai tarif, pemerintah juga berperan dalam membuat regulasi mengenai standar pelayanan minimum untuk angkutan orang dengan kereta api yang merupakan hak dari setiap penumpang kereta api. Pengaturan mengenai standar pelayanan minimum ini diwujudkan dalam Peraturan Menteri Perhubungan Nomor : 9 PM Tahun 2011 Tentang Standar Pelayanan Minimum untuk Angkutan Orang dengan Kereta Api. Jalan atau track dari kereta api yang adalah prasarana pokok milik pemerintah merupakan tanggung jawab pemerintah. Pemerintah berperan dalam perawatan dan pemeliharaan jalan atau track dari kereta api melalui skema pendanaan IMO Infrastructure Maintenance and Operation. Dengan IMO Infrastructure Maintenance and Operation, pemerintah menugaskan kepada PT. Kereta Api Indonesia Persero sebagai penyelenggara perkeretaapian untuk melakukan tugas perawatan dan pemeliharaan prasarana pokok milik pemerintah tersebut dengan dana yang telah disediakan oleh pemerintah. Perawatan dan pemeliharaan ini merupakan hal yang sangat penting untuk menunjang pelayanan umum di bidang perkeretaapian. Universitas Sumatera Utara BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Dokumen yang terkait

Penerapan Sita Umum Terhadap Aset Perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Persero Pailit Terkait Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara

2 90 127

Analisis Kedudukan Keuangan Negara dalam Badan Usaha Milik Negara yang Sudah Di Privatisasi

4 88 116

Pelayanan Umum yang Dilakukan oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Persero dalam Melaksanakan Maksud dan Tujuannya ditinjau dari Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 Tentang Badan Usaha Milik Negara (studi pada PT. Kereta Api Indonesia Divisi Regional I Suma

2 49 114

Tanggung Jawab Direksi Dalam Pelepasan Asset Tidak Bergerak Pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

1 80 168

Analisis Pengaruh Institusi terhadap Strategi dan Kinerja Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

0 0 15

Penerapan Prinsip Kekebalan Negara Terhadap Badan Usaha Milik Negara

1 1 7

BAB II KETERKAITAN BADAN USAHA MILIK NEGARA PERSERO DENGAN BADAN HUKUM PERSEROAN TERBATAS A. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Indonesia - Penerapan Sita Umum Terhadap Aset Perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Persero Pailit Terkait Undang-Undang N

2 1 31

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Penerapan Sita Umum Terhadap Aset Perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Persero Pailit Terkait Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara

0 0 19

BAB II PENGATURAN TENTANG PELAYANAN UMUM YANG DILAKUKAN OLEH PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) SEBAGAI BUMN PERSERO A. Pengertian dan Sejarah Singkat Badan Usaha Milik Negara - Pelayanan Umum yang Dilakukan oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Persero da

0 1 42

Pelayanan Umum yang Dilakukan oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Persero dalam Melaksanakan Maksud dan Tujuannya ditinjau dari Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 Tentang Badan Usaha Milik Negara (studi pada PT. Kereta Api Indonesia Divisi Regional I Suma

0 0 11