Proses Formasi HASIL DAN PEMBAHASAN

79 adalah fungsi Legislatif yakni untuk menentukan anggaran, Pemerintah Pusat melalui KEMEN-PAN RB menentukan formasi, Pusat melalui Badan Kepegawaian Negara menentukan Standard Operating Prosedures atau SOP.

4.3 Proses Formasi

Menurut Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999 yang dimaksud formasi adalah jumlah dan susunan pangkat pegawai Negeri Sipil yang diperlukan oleh suatu satuan organisasi negara untuk mampu melaksanakan tugas pokok untuk jangka waktu tertentu yang ditetapkan oleh menteri yang bertanggung jawab dalam bidang penerbitan penyempurnaan Aparatur Negara. Sebelum rekrutmen dilakukan, ada tahap penyusunan formasi yang dasarnya adalah pemetaan jabatan. Pemetaan jabatan ini bicara dua sisi, yaitu berapa personel, tugas-tugasnya apa. Kalau di suatu unit itu tidak ada kegiatan, maka dalam penyusunan formasi ada pemetaan jabatan, namun pedoman tentang itu sendiri dari pemerintah pusat menurut informasi beberapa responden dikatakan tidak ada. Pelaksanaan formasi selama ini didasarkan dari kegiatan dari unit yang ada, contohnya unit diklat. Apabila kebijaksanaan diklat tahun depan berkurang maka dalam jumlah personelnya dapat di-pindahkan ke tempat lain dan tidak memerlukan formasi lagi. Sementara bagi unit sesuai visi misinya pada tahun- tahun mendatang mengalami kenaikan intensitas kegiatannya, maka dapat menerima limpahan dari unit lain dan kalau tidak memadai baru melakukan rekrutmen. Dalam pengusulan formasi pegawai baru dalam prosesnya adalah usulan dari instansi melalui analisis kebutuhan internal pada instansi Pemerintah Pusat Universitas Sumatera Utara 80 maupun Pemerintah Daerah diajukan kepada BKN untuk disetujui. Namun sekarang wewenang persetujuan itu tidak hanya terletak pada BKN saja, namun juga harus mendapat persetujuan Kantor Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Menpan. Kecenderungan sekarang yang terjadi biasanya usulan yang diajukan ke BKN tidak hanya kendala persetujuan, namun setelah melalui proses Menpan prosesnya lebih ketat dan biasanya yang disetujui adalah berdasarkan kuota yang ada, tidak berdasarkan kebutuhan yang mengusulkan. Berdasarkan hasil wawancara dengan Kabid Pengadaan dan Pemberhentian Kepegawaian, yang menyatakan bahwa : “Dalam proses formasi, pengusulan formasi yang kosong diajukan kepada Badan Kepegawaian Negara BKN dan juga harus mendapat persetujuan dari Kantor Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Menpan. Apakah usulan yang diajukan seluruhnya diberikan atau tidak tergantung keputusan BKN dan Menpan. Hasil dari pengusulan ini bisa mencapai 3 sampai 5 bulan. Beliau juga menyatakan : “Untuk penyusunan formasi, di awal sudah ditentukan unit organisasi yang ditunjuk sebagai tempat pegawai bertugas” Dari penyajian di atas, maka sudah dapat digambarkan apa yang menjadi gambaran proses formasi yang dilakukan BKD Kabupaten Asahan. Dan secara keseluruhan setelah melakukan wawancara dan memperoleh data dokumentasi sudah dapat diketahui bahwa dalam pelaksanaann proses formasi sudah dilakukan sesuai dengan aturannya dan berjalan secara efektif. Universitas Sumatera Utara 81

4.4 Peranan BKD dalam Pelaksanaan Rekrutmen PNS Kabupaten Asahan