Uji asumsi klasik digunakan untuk melihat atau menguji model yang termasuk layak atau tidak layak digunakan dalam penelitian. Uji asumsi klasik
yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
3.8.2.1 Uji Normalitas
Menurut Suliyanto 2011:69, uji normalitas dimaksudkan untuk menguji apakah nilai residual yang telah distadarisasi pada model regresi berdistribusi
normal atau tidak. Nilai residual dikatakan berdistribusi normal jika nilai residual terstandarisasi tersebut sebagian besar mendekati nilai rata-ratanya. Pengambilan
kesimpulan untuk menentukan apakah suatu data mengikuti distribusi normal atau tidak adalah dengan menilai signifikannya. Jika signifikan 0,05 maka variabel
berdistribusi normal dan sebaliknya jika signifikan 0,05 maka variabel tidak berdistribusi normal Ghozali dalam Sujarweni, 2015:225.
3.8.2.2 Uji Multikolonieritas
Menurut Kurniawan dan Yuniarto 2016:185, Uji multikolonieritas diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya variabel independen yang memiliki
kemiripan antar variabel independen dalam suatu model. Kemiripan antar variabel xindependen akan mengakibatkan korelasi yang sangat kuat. Selain itu,
uji ini juga untuk menghindari kebiasaan dalam proses pengambilan keputusan mengenai pengaruh uji parsial masing-masing variabel independen terhadap
variabel dependen. Untuk multikolonieritas dapat dilakukan dengan melihat nilai TOL Tolerance dan VIF Variance Inflation Factor dari masing-masing
variabel bebas dan variabel terikatnya. Jika nilai VIF tidak lebih dari 10 dan nilai TOL lebih dari 0,1 maka model dinyatakan tidak terdapat gejala multikolonier
3.8.2.3 Uji Heteroskedastisitas
Universitas Sumatera Utara
Menurut Kurniawan dan Yuniarto 2016:186–187, heteroskedastisitas menguji terjadinya perbedaan variance residual suatu periode pengamatan ke
periode yang lain. Cara memprediksi ada tidaknya heteroskedastisitas pada suatu model dapat dilihat dengan pola scatterplot, regresi yang tidak terjadi
heteroskedastisitas jika: 1.
Titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau di sekitar angka 0. 2.
Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja. 3.
Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar kembali.
4. Penyebaran titik-titik data tidak berpola.
Jika titik-titik data tidak terdapat pola yang jelas dan menyebar di atas dan di bawah angka 0 nol pada sumbu Y, dapat disimpulkan bahwa tidak ada
heteroskedastisitas.
3.8.3 Analisis Regresi Linier Berganda