Deskripsi Persyaratan dan Kriteria Ruang

45 Universitas Sumatera Utara Letaknya yang berada pada lereng bukit yang sangat berhubungan dengan alam membuat arsitek berpikir untuk merancang bangunan dengan menerapkan prinsip arsitektur organik Gambar 2.25. Bentuknya yang sederhana dan unik membuat bangunan ini menyatu dengan alam yang hijau. Banyak bukaan pada bangunan tidak menghalangi interaksi antara ruang dalam dan ruang luar Gambar 2.26. Gambar 2.26. Tampak Gedung dari Atas dan Detail Fasad Bangunan Sumber: Google Picture Berdasarkan studi banding One Ortakoy, sebuah bangunan dapat dikatakan sudah menerapkan tema arsitektur organik jika bentuk bangunan tersebut memiliki bentuk yang dinamis seperti melengkung. Kemudian bangunan yang didesain dengan tema ini menggunakan material dan finishing yang sederhana tetapi tetap mencerminkan keindahan dari bangunan tersebut misalnya menggunakan batu alam dan warna yang netral.

2.3.3. Interpretasi Tema

Frank Lloyd Wright telah membangun ide arsitektur organiknya berdasarkan dari bentuk natural dan alam. Wujud dari pekerjaannya adalah kesederhanaan, keharmonisan, keterpaduan dan integrasi. Wright menghubungkan arsitekturnya dengan tanaman organik tumbuhan dan hewan serta melihat hubungan dari tiap bagian secara keseluruhan yang akan dijelaskan sebagai berikut: 46 Universitas Sumatera Utara 1. Lingkungan Frank Lloyd Wright memilih kata organik untuk menggambarkan arsitekturnya dan memakai prinsip pertumbuhan organik sebagai inspirasinya. Menurut hukum pertumbuhan organik, satu bentuk organik itu adalah tumbuhan pada strukturnya sendiri serta berkembang dengan bebas dari keadaannya semula seperti tanaman yang tumbuh dan muncul dari permukaan tanah. Maka Wright membangun rumah seperti tumbuh dengan mudah dari tapaknya yang saling mendukung bagi lingkungannya, bila alam itu nyata bagi lahannya tetapi bila tidak, maka bangunan tersebut harus terkesan tenang, kokoh serta organik. Wright juga menyatakan cara penyatuan bangunan dengan lingkungan sekitarnya, misalnya, bahwa bangunan tidak diharuskan untuk dibangun di atas lembah, tetapi bangunan tetap untuk tumbuh dan keluar dari lembah. Bangunan harus horizontal dalam arti tidak untuk bersaing dengan alam, menghilang dalam kehijauan alam, dan harus dibangun dengan material lokal, sehingga mereka menyatu dengan lansekapnya. Hal ini dapat dilihat pada bangunan Falling Water dekat Mill Run, Pennsyivania dimana terdapat kantilever yang menggapai air terjun, bangunannya menyatu dengan bebatuan pada tapaknya. Topografi, flora dan fauna serta atribut-atribut alami yang ada pada lokasi tapak, akan selalu memberikan pengaruh pada karakteristik bangunan yang didirikan.contohnya adalah pada rumah-rumah yang dibangunnya di Pairi atau didaerah padang rumput, merefleksikan keseluruhan dari area yang berupa garis horizontal mendatar, bukan hanya aspek spesifik tapak saja. Menurut Wright garis horizontal merupakan garis yang menyiratkan ketenangan dan bersifat domestik, dan setiap bangunannya harus menjadi milik bumi buka malah melawannya. Wright juga memakai prinsip struktur organik untuk beberapa bentuk bangunannya, misalnya Jhonson Wax Building dengan pemakain teknologi terbaru dan berlanjut dengan pemakain material tradisional. Begitu juga dengan gedung menara yang didasarkan atas bentuk pohon. Dimana basementnya akar pohon, core servisnya adalah batang dan lantai gedung berkantilever adalah cabang dan ranting. 47 Universitas Sumatera Utara 2. Ruang Intisari dari bangunan yaitu ruang yang mengalir keluar dan mengalir kedalam. Suatu keberadaan bangunan bukan terdiri dari empat dinding dan atap, tetapi ruang dalam yang dialami manusia seperti pernyataannya ”Arsitektur memandang tiga dimensi tidak pernah sebagai tebal atau benar-benar tipis, tetapi selalu sebagai kedalaman. Kedalaman adalah suatu elemen ruang tiga dimensi yang ditransformasikan pada suatu elemen ruang. Maksudnya kedalaman ruang tersebut pada keluasan akan menjadi arsitektural dan menjadi suatu motif yang sah dalam perancangan”. Bagi Wright, ruang seperti cairan yang bebas mengalir dan tidak formal seperti gaya hidup orang Amerika. 3. Keterpaduan Memilki suatu karakter merupakan hal yang tidak dapat dipungkiri bagi semua arsitektur organik. Arti dari sebuah bangunan akan jelas keobjektifannya walaupun hanya berfungsi sebagai took, apartmen, bank, gereja, hotel sirkus atau sekolah. Artinya kepemilikan atas desain yang imajinatif untuk tujuan tertentu manusia dengan pemakaian alam dari material atau sintesis dan metode konstruksinya. Wright mengembangkan arsitektur organik menuju tingkat yang lebih tinggi. Dalam keputusannya tidak ada karakteristik yang samar-samar seperti teori dan kerja Harring. Wright juga memasukkan kompleksitas yang tinggi dan keterpaduan. Bagi Wright semua kondisi karakter dari arsitektur organik harus : - Tanggap terhadap morfologi tapak. - Tanggap terhadap fungsi arsitektur dan ruangan. - Tanggap terhadap ornament arsitektur hiasan. - Tanggap terhadap teknolgi. - Tanggap terhadap karakter bangunan. Wright merancang bangunan dengan ide arsitektur organik dimana bangunan menyatu dengan alamnya dan bentuk yang diinspirasikan dari bentuk alami yang tumbuh dengan bebas. Prinsip dari arsitektur organik Wright terlihat dari pada