Konsep Perancangan Bangunan KONSEP PERANCANGAN

113 Universitas Sumatera Utara Pada lantai 1 dan lantai 2 menggunakan jendela dengan bentuk yang menyerupai ranting dan dahan pohon Gambar 5.18. Kesan yang ingin ditimbulkan melalui teralis jendela yang unik dan mempunyai bentuk seperti alam agar terlihat lebih natural dan sederhana. Pada dinding luar lantai 2 juga ditambahkan lapisan kayu sintetis yang disusun secara horizontal. Untuk dinding luar lantai 1 dilapisi dengan batu alam yang berwarna coklat muda menambah kesan yang sangat natural pada bangunan utama ini. a Lantai 1 b Lantai 2 Gambar 5.18. Jendela dan Finishing Fasad Hotel Lantai 3-lantai 7 merupakan lantai yang berisikan kamar-kamar hotel. Setiap kamar hotel memiliki balkon. Bentuk balkon yang setengah lingkaran juga ikut dirancang agar bangunan terlihat dinamis dan unik Gambar 5.19. Gambar 5.19. Balkon Kamar Hotel Resor Untuk kamar-kamar Hotel Resor Wisata Alam Geopark Sipiso-piso digunakan prinsip single loaded. Untuk memperindah desain dari belakang hotel maka pada koridor kamar hotel diberikan kisi-kisi yang terbuka sehingga udara dapat masuk dan berganti. Selain itu, kisi-kisi tersebut ditanami oleh bunga yang indah sehingga menambah estetika bangunan serta menambah kenaturalan bangunannya. Dan juga, tangga darurattangga kebakaran dibiarkan terbuka untuk memberikan irama pada bangunan hotel resor Gambar 5.20.b. Pada gambar 114 Universitas Sumatera Utara 5.20.a terlihat bagaimana suasana koridor dengan kisi-kisi yang terbuka sehingga udara dan sinar matahari dapat dengan bebas memasuki ruangan koridor. a Interior Koridor Kamar Hotel b Susunan Tangga Kebakaran Gambar 5.20. Sketsa Tampak Belakang Bangunan Utama

5.4. Konsep Perancangan Struktur Bangunan

5.4.1.Konsep Dasar Struktur dan Konstruksi Pada bangunan hotel, struktur yang digunakan adalah struktur rigid frame, yang memiliki kemampuan untuk menahan gaya pada arah vertikal dan horizontal dengan stabil Gambar 5.21. Dengan struktur ini, maka dapat disusun ruang- ruang dalam yang lebih efisien. Gambar 5.21. Potongan A- A’ Bangunan Utama Hotel Untuk pondasi, bangunan hotel resor ini menggunakan pondasi tiang pancang dengan bahan beton bertulang, sehingga dapat menahan beban bangunan dengan baik Gambar 5.22 115 Universitas Sumatera Utara Gambar 5.22. Pondasi pada Core dan Detail Pondasi Untuk bagian atap pada bentang lebar, perancang menggunakan struktur space frame untuk menjadi rangka atapnya. Untuk atap core di gunakan rangka baja yang biasanya. Gambar 5.23. Potongan B- B’ Bangunan Utama Hotel Rangka Space Frame Rangka Atap Profil Baja 116 Universitas Sumatera Utara Gambar 5.24. Potongan Cottage Cottage menggunakan rangka atap kayu, rangka atap biasa yang dipakai untuk bangunan kecil. Pondasi cottage yang dipakai adalah pondasi umpak khusus untuk rumah panggung. 5.4.2.Konsep Pemilihan Jenis Struktur, Bahan, dan Sistem Konstruksi Jenis struktur yang digunakan sebagai struktur utama bangunan-bangunan desain adalah sistem struktur rigid frame. Alasan pemilihan struktur ini karena struktur pada bangunan ini tidak ditonjolkan dan konsep desain bangunan memiliki konfigurasi struktural yang umum. Bahan struktur yang dipilih sebagai struktur utama bangunan adalah struktur betun bertulang. Struktur ini dipilih dengan beberapa pertimbangan yaitu karena kekuatannya. Sedangkan untuk bentang lebarnya menggunakan space frame sebagai strukturnya. Pondasi yang dipilih untuk bangunan lainnya yang bertingkat dua menggunakan pondasi telapak seperti pada resto dan café. 5.4.3.Konsep dan Metoda Membangun dan Tahapan Pembangunan Metoda pembangunan dalam membangun Hotel Resor Wisata Alam Geopark Sipiso-piso yaitu: a Sebelum membangun, yang pertama dilakukan adalah:  Pembersihan lahan  Pemasangan pagar pembatas area pembangunan  Pembangunan dan pemasangan direksi kit  Pemasangan blow plank 117 Universitas Sumatera Utara Alat berat yang digunakan dalam pekerjaan lahan adalah shovel dan excavator. b Setelah pekerjaan lahan, dilakukan pencegahan bahaya longsor dengan struktur dinding penahan tanah, kemudian dimulailah pekerjaan galian. c Pengecoran dasar kolom, balok, dan plat lantai dikerjakan secara bertahap dari lantai terbawah ke lantai teratas setelah pekerjaan galian selesai. d Setelah itu adalah pekerjaan pondasi, dimana pada bangunan hotel resor ini menggunakan pondasi tiang pancang. e Setelah pekerjaan pondasi selesai, dilakukan pekerjaan struktur bagian atas. f Kolom dan balok bangunan dicor dan ditunggu sampai kering. g Pengecoran beton dilakukan dengan mengangkut adukan beton dari bawah ke elevasi lantai dengan ember semen ukuran besar. h Kemudian dimulailah instalasi bangunan Dari penjabaran di atas metoda pembangunan dapat disimpulkan menjadi: a Pekerjaan lahansite b Penggalian tanah c Pekerjaan pondasi d Pengecoran kolom dan balok e Pemasangan Instalasi f Finishing 5.4.4.Perhitungan Umum Dimensi Struktur dan Konstruksi Dalam perancangan struktur bangunan, terdapat perhitungan dimensi umum struktur, yaitu perhitungan dimensi balok anak dan balok induk. Perhitungan dimensi balok dapat dilakukan setelah mengetahui bentang antar kolom. Bentang antar kolom pada hotel resor ini adalah 10 m, sehingga dimensi tinggi dan lebar balok secara berturut-turut dapat dihitung dengan 112 dari bentangan dan 12 dari tinggi balok. Selain balok, yang perlu dihitung adalah kolom, sloof, dan plat lantai. Berikut ini akan dijabarkan perhitungan elemen-elemen struktur bangunan tersebut: 118 Universitas Sumatera Utara a Balok Induk = bentang : 12  Tinggi balok induk = 10000 : 12 = 833,3 ≈ 85 cm  Lebar balok induk = 85 : 2 = 42,5 ≈ 45 cm b Balok Anak = bentang : 16  Tinggi balok anak = 10000 : 16 = 625 ≈ 65 cm  Lebar balok anak = 65 : 2 = 32,5 ≈ 35 cm c Kolom = lebar balok induk + 2 x 10 sd 15 cm = 45+20 = 65 ≈ 70 cm d Sloof sl1 = 45x85; sl2 = 35x65 e Plat Lantai Bentang plat diantara pendukungn ya pl1 5m = 500 : 30 = 16,66 ≈ 20 cm

5.5. Konsep Perancangan Utilitas Bangunan

5.5.1. Konsep Sistem Penyediaan Air Bersih dan Pembuangan Air Kotor dan Limbah

Dalam perancangan Hotel Resor Wisata Alam Geopark Sipiso-piso, sistem distribusi yang dipilih adalah down feed system. Pemilihan tersebut didasari dengan pertimbangan bahwa sistem pemompaan air ke menara air kemudian didistribusikan ke bangunan dengan memanfaatkan gaya gravitasi merupakan sistem yang lebih efektif dan efisien Gambar 5.5. Selain itu, lebih menghemat listrik, karena pompa tidak bekerja terus menerus melainkan air ditampung pada tangki penampungan air sebagai pasokan utama. Diagram 5.5. Skema Konsep Penyediaan Air Bersih