Konsep Perancangan Struktur Bangunan

118 Universitas Sumatera Utara a Balok Induk = bentang : 12  Tinggi balok induk = 10000 : 12 = 833,3 ≈ 85 cm  Lebar balok induk = 85 : 2 = 42,5 ≈ 45 cm b Balok Anak = bentang : 16  Tinggi balok anak = 10000 : 16 = 625 ≈ 65 cm  Lebar balok anak = 65 : 2 = 32,5 ≈ 35 cm c Kolom = lebar balok induk + 2 x 10 sd 15 cm = 45+20 = 65 ≈ 70 cm d Sloof sl1 = 45x85; sl2 = 35x65 e Plat Lantai Bentang plat diantara pendukungn ya pl1 5m = 500 : 30 = 16,66 ≈ 20 cm

5.5. Konsep Perancangan Utilitas Bangunan

5.5.1. Konsep Sistem Penyediaan Air Bersih dan Pembuangan Air Kotor dan Limbah

Dalam perancangan Hotel Resor Wisata Alam Geopark Sipiso-piso, sistem distribusi yang dipilih adalah down feed system. Pemilihan tersebut didasari dengan pertimbangan bahwa sistem pemompaan air ke menara air kemudian didistribusikan ke bangunan dengan memanfaatkan gaya gravitasi merupakan sistem yang lebih efektif dan efisien Gambar 5.5. Selain itu, lebih menghemat listrik, karena pompa tidak bekerja terus menerus melainkan air ditampung pada tangki penampungan air sebagai pasokan utama. Diagram 5.5. Skema Konsep Penyediaan Air Bersih 119 Universitas Sumatera Utara Untuk pembuangan air kotor dapat disalurkan langsung ke parit pembuangan kota sedangkan untuk limbah terutama limbah padat akan ditampung di dalam bak kontrol dan septic tank Gambar 5.6. Diagram 5.6. Skema Konsep Drainase Air Kotor dan Limbah 5.5.2.Konsep Sistem Elektrikal Sumber utama untuk mensuplai listrik ke dalam bangunan adalah tenaga listrik dari PLN. Kapasitas sumber listrik dari generator set genset disesuaikan dengan kebutuhan bangunan. Genset memiliki sistem otomatis yang dapat mengalihkan pasokan listrik dari PLN apabila terjadi pemadaman listrik. Cara kerja dari genset Diagram 5.7. Diagram 5.7. Skema Listrik Kawasan PLN membangun trafo distribusi untuk menurunkan tegangan dari 20 KV menjadi 380 V phase-phase atau 220 V phase-netral. Tegangan 380 V tersebut disalurkan melalui jaringan tegangan rendah ke Alat Pengukuran dan Pembatas 120 Universitas Sumatera Utara APP. Alat pengukuran dan pembatas terdiri dari MCB Miniatur Circuit Breaker dan Kwh meter alat pengukur energi listrik pemakaian pelanggan. Diagram 5.8. Skema Listrik Bangunan Utama 5.5.3.Konsep Sistem Transportasi Vertikal Transportasi vertikal yang digunakan pada bangunan utama adalah lift elevator dan tangga. Elevator yang digunakan ada 4 buah yaitu 3 buah untuk elevator tamu dan 1 buah elevator khusus barang dan kebakaran. Sementara itu, untuk tangga yaitu tangga kebakaran dan tangga sirkulasi khusus lantai 1 menuju ke lantai 2. Dalam penentuan jumlah lift di hotel resor ini maka perancang melakukan perhitungan untuk mendapatkan jumlah lift yang tepat tepat antara lain: � = 2ℎ + 4 − 1 + 3 + 4 �� Dimana: h = jarak lantai ke lantai m s = kecepatan rata-rata lift mdtk n = jumlah lantai yang dilayani lift m = daya angkutkapasitas lift orang T = jumlah waktu yang dibutuhkan detik �� = � � Dimana: WT = waktu tunggu detik 121 Universitas Sumatera Utara N = jumlah lift � = 2 3,5 + 4 0,5 7 − 1 + 0,53 20 + 4 0,5 = 172 �� � = 172 40 = 4,3 ≈ 4 unit lift 5.5.4.Konsep Sistem Penanggulangan Kebakaran Pencegahan kebakaran berarti segala usaha yang dilakukan agar tidak terjadi penyalaan api yang tidak terkendali, salah satunya adalah melalui sistem deteksi awal untuk mengaktifkan alarm peringatan. Sedangkan penanggulangannya adalah untuk memadamkan penyalaan api yang tidak terkendali tersebut, yaitu sistem pemadaman yang diaktifkan alarm. Sistem deteksi awal kebakaran, yaitu : a Alat deteksi asap Smoke Detector Detektor asap merupakan alat yang diaktifkan oleh fotoelektrikfotoelektronik atau sel ion sebagai sensornya. b Alat deteksi nyala api Flame Detector Dapat mendeteksi adanya nyala api yang tidak terkendali dengan cara menangkap sinar ultra violet yang dipancarkan nyala api tersebut. c Alat detektor ionisasi Detektor ionisasi ditempatkan di dapur atau ruangan yang berisi gas yang mudah terbakar meledak. Detektor ini akan memberikan peringatan jika terjadi kebocoran gas pada tingkat tertentu, sebelum terjadinya kebakaran. Sistem pemadaman kebakaran terbagi atas tiga bagian, yaitu : a Pencegahan  Deteksi asap  Deteksi panas b Penanggulangan 122 Universitas Sumatera Utara  Fire Hydrant : Melayani area seluas 500-800 2 .  Fire Extinguser : Melayani area selauas 200-250 2 .  Pilar Hydrant : Diletakkar diluar bangunan.  Sprinkler : Melayani area seluas 10-25 2 sprinkler yang bekerja secara otomatis memadamkan api. Diagram 5.9. Skema Fire Fighting 5.5.5.Konsep Sistem Pengkondisian Udara Sistem pengkondisian udara yang akan digunakan adalah sistem tata udara tidak langsung dan sistem tata udara langsung. Untuk lantai 1 dan lantai 2 akan menggunakan sistem tata udara yang tidak langsung. Kamar hotel bangunan utama akan menggunakan sistem tata udara langsung karena dapat dikontrol langsung oleh penghuni kamar hotel supaya hotel bisa menghemat pemakaian energinya. Diagram 5.10. Skema Pengkondisian Udara pada Hotel Resor