33
dan harta yang diperoleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan. Jika benda milik istri atau suami telah dijual suamiistri dan harganya belum dibayar atau
uang hasil penjualan belum tercampur dalam harta pailit, maka istri atau suami berhak mengambil kembali uang hasil penjualan tersebut.
Berdasarkan pada uraian-uraian diatas jelaslah bahwa meskipun seseorang telah dinyatakan pailit, orang tersebut masih mendapat perlindungan hukum.
Dengan perkataan lain bahwa seseorang dinyatakan paiit masih dapat bertindak bilamana suatu tindakan yang ditujukan kepadanya akan mengakibatkan kerugian
morilnya. Disamping itu pula, hal-hal yang membawa keuntungan bagi harta hartamasih dapat dilakukan oleh si pailit, karena dengan keuntungan yang
diperoleh tersebut diharapkan dapat melunasi utang-utangnya yang sekaligus mempercepat proses pailit berakhir, dan selanjutnya pengembalian hak untuk
mengurus harta kekayaan sendiri sebagaimana sebelum adanya pernyataan pailit.
C. Pengurusan Harta Pailit
Pengurusan adalah mengumumkan ikhwal kepailitan, melakukan penyegelan harta pailit, pencatatanpendaftaran harta pailit, melanjutkan usaha
debitur, membuka surat-surat telegram debitur pailit, mengalihkkan harta pailit. melakukan penyimpanan harta pailit, mengadakan perdamaian guna menjamin
suatu perkara yang sedang berjalan atau mencegah timbulnya suatu perkara. Sejak diucapkannya putusan pailit, debitur yang dinyatakan pailit sudah
kehilangan haknya untuk menguasai dan mengurus harta pailit. Penguasaan dan pengurusan pailit diserahkan kepada kurator. Di dalam penguasaan dan
34
pengurusan harta pailit tersebut yang terlibat tidak hanya kurator,tetapi masih ada pihak lainnya. Pihak-pihak yang terkait dengan pengurusan harta pailit tersebut
adalah: 1.
Hakim pengawas Kurator mempunyai tugas utama yaitu melakukan pengurusan dan
pemberesan harta pailit. Agar kurator menjalankan tugasnya tersebut sesuai dengan aturan hak dan tidak sewenang-wenang, maka perlu ada bentuk
pengawasan terhadap tindak-tindakan kurator. Disinilah perlunya peranan hakim pengawas untuk mengawasi setiap tindakan kurator. Dalam putusan pernyataan
pailit harus diangkat seorang hakim pengawas yang ditunjuk oleh hakim Pengadilan Niaga.
Tugas hakim pengawas ialah mengawasi pengurusan dan pemberesan harta pailit yang dilakukan oleh kurator, dan sebelum memutuskan sesuatu yang
ada sangkut pautnya dengan pengurusan dan pemberesan harta pailit, Pengadilan Niaga wajib mendengar nasihat terlebih dahulu dari hakim pengawas. Tugas-tugas
dan kewenangan hakim pengawas adalah sebagai berikut:
29
a. Memimpin rapat verifikasi;
b. Mengawasi tindakan dari kurator dalam melaksanakan tugasnya;
memberikan nasihat dan peringatan kepada kurator atas pelaksanaan tugas tersebut;
c. Menyetujui atau menolak daftar-daftar tagihan yang diajukan oleh para
kreditur;
29
Rahayu Hartini, Op.Cit., hlm. 127.
35
d. Meneruskan tagihan-tagihan yang tidak dapat diselesaikannya dalam rapat
verifikasi kepada hakim Pengadilan Niaga yang memutus perkara itu; e.
Mendengar saksi-saksi dan para ahli atas segala hal yang berkaitan dengan kepailitan misalnya: tentang keadaan budel, perilaku pailit dan
sebagainya; f.
Memberikan izin atau menolak permohonan si pailit untuk berpergian meninggalkan tempat kediamannya.
Ketentuan mengenai hakim pengawas dalam kepailitan terletak pada UUK dan PKPU pada bagian ketiga paragraf 1 Pasal 65-68.
2. Kurator
Kurator merupakan salah satu pihak yang cukup memegang peranan dalam suatu proses perkara pailit. Dan karena peranannya yang besar dan
tugasnya yang berat, maka tidak sembarangan orang dapat menjadi pihak kurator. Dalam Pasal 69 UUK dan PKPU disebutkan, tugas kurator adalah melakukan
pengurusan dan atau pemberesan harta pailit. Karena itu pula maka persyaratan dan prosedur untuk dapat menjadi
kurator ini oleh UUK dan PKPU diatur secara relatif ketat. Sewaktu masih berlakunya peraturan kepailitan zaman Belanda, hanya Balai Harta Peninggalan
BHP saja yang dapat menjadi kurator tersebut. Dalam Pasal 70 ayat 1 UUK dan PKPU disebutkan, yang dapat bertindak menjadi kurator sekarang adalah
sebagai berikut : a.
Balai Harta Peninggalan BHP. b.
Kurator lainnya.
36
Untuk jenis kurator lainnya, dalam Pasal 70 ayat 2, a, b UUK dan PKPU disebutkan, yaitu kurator yang bukan Balai Harta Peninggalan adalah
mereka yang harus memenuhi syarat-syarat tertentu, yaitu : a.
Perorangan atau persekutuan perdata yang berdomisili di Indonesia, yang mempunyai keahlian khusus yang dibutuhkan dalam rangka mengurus dan
atau membereskan harta pailit. b.
Telah terdaftar pada kementerian yang lingkup tugas dan tanggung jawabnya di bidang hukum dan peraturan perundang-undangan.
Dalam penjelasan Pasal 70 ayat 2 huruf a UUK dan PKPU disebutkan, yang dimaksud dengan keahlian khusus adalah mereka yang mengikuti dan lulus
pendidikan kurator dan pengurus. Dalam penjelasan Pasal 70 ayat 2 huruf b UUK dan PKPU disebutkan, yang dimaksud dengan terdaftar adalah telah
memenuhi syarat-syarat sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan anggota aktif organisasi profesi kurator dan pengurus.
Terhitung sejak tanggal putusan pernyataan pailit ditetapkan maka debitur pailit tidak lagi berhak melakukan pengurusan atas harta kekayaannya. Oleh
karena itu, untuk melindungi kepentingan, baik debitur pailit sendiri maupun pihak ketiga yang berhubungan hukum dengan debitur pailit sebelum pernyataan
pailit dijatuhkan, UUK dan PKPU telah menunjuk kurator sebagai satu-satunya pihak yang akan menangani seluruh kegiatan pengurusan dan pemberesan harta
pailit, meskipun terhadap putusan kemudian diajukan kasasi atau peninjauan kembali.
37
Tugas kurator pengurus dapat dilihat pada job description dari kurator pengurus, karena setidaknya ada 3 jenis penugasan yang dapat diberikan kepada
kurator pengurus dalam hal proses kepailitan, yaitu: a.
Sebagai kurator sementara Kurator sementara ditunjuk dengan tujuan untuk mencegah kemungkinan
debitur melakukan tindakan yang mungkin dapat merugikan hartanya, selama jalannya proses beracara pada pengadilan sebelum debitur
dinyatakan pailit. Tugas utama kurator sementara adalah untuk: 1
Mengawasi pengelolaan usaha debitur; dan 2
Mengawasi pembayaran kepada kreditur, pengalihan atau pengagunan kekayaan debitur yang dalam rangka kepailitan memerlukan kurator
Pasal 7 UUK dan PKPU. Secara umum tugas kurator sementara tidak banyak berbeda dengan pengurus, namun karena pertimbangan
keterbatasan kewenangan dan efektivitas yang ada pada kurator sementara, maka sampai saat ini sedikit sekali terjadi penunjukan
kurator sementara. b.
Sebagai pengurus Pengurus ditunjuk dalam hal adanya Penundaan Kewajiban Pembayaran
Utang PKPU. Tugas pengurus hanya sebatas menyelenggarakan pengadministrasian proses PKPU, seperti misalnya melakukan
pengumuman, mengundang rapat-rapat kreditur, ditambah dengan pengawasan terhadap kegiatan pengelolaan usaha yang dilakukan oleh
debitur dengan tujuan agar debitur tidak melakukan hal-hal yang mungkin
38
dapat merugikan hartanya. Perlu diketahui bahwa dalam PKPU debitur masih memiliki kewenangan untuk mengurus hartanya sehingga
kewenangan pengurus sebatas hanya mengawasi belaka. c.
Sebagai kurator Kurator ditunjuk pada saat debitur dinyatakan pailit, sebagai akibat dari
keadaan pailit, maka debitur kehilangan hak untuk mengurus harta kekayaannya, dan oleh karena itu kewenangan pengelolaan harta pailit
jatuh ke tangan kurator. Dari berbagai jenis tugas bagi kurator dalam melakukan pengurusan dan pemberesan, maka dapat disarikan bahwa
kurator memiliki beberapa tugas utama, yaitu: 1
Tugas administratif Dalam kapasitas administratifnya, kurator bertugas
untukmengadministrasikan proses-proses yang terjadi dalam kepailitan, misalnya melakukan pengumuman Pasal 13 ayat 4 UUK
dan PKPU; mengundang rapat-rapat kreditur ; mengamankan harta kekayaan debitur pailit; melakukan inventarisasi harta pailit Pasal 91
UUK dan PKPU; serta membuat laporan rutin kepada hakim pengawas Pasal 70 ayat 1 UUK dan PKPU. Dalam menjalankan
kapasitas administratifnya kurator memiliki kewenangan antara lain: a
Kewenangan untuk melakukan upaya paksa seperti paksa badan Pasal 84 ayat 1 UUK dan PKPU.
b Melakukan penyegelan bila perlu Pasal 90 ayat 1 UUK dan
PKPU.
39
2 Tugas mengurusmengelola harta pailit
Selama proses kepailitan belum sampai pada keadaan insolvensi pailit, maka kurator dapat melanjutkan pengelolaan usaha-usaha
debitur pailit sebagaimana layaknya organ perseroan direksi atas ijin rapat kreditur Pasal 95 ayat 1 UUK dan PKPU. Pengelolaan hanya
dapat dilakukan apabila debitur pailit masih memiliki suatu usaha yang masih berjalan.
Kewenangan yang diberikan dalam menjalankan pengelolaan ini termasuk diantaranya :
a Kewenangan untuk membuka seluruh korespondensi yang
ditujukan kepada debitur pailit Pasal 14 junto Pasal 96 UUK dan PKPU.
b Kewenangan untuk meminjam dana pihak ketiga dengan dijamin
dengan harta pailit yang belum dibebani demi kelangsungan usaha Pasal 67 ayat 4 UUK dan PKPU.
c Kewenangan khusus untuk mengakhiri sewa, memutuskan
hubungan kerja, dan perjanjian lainnya. 3
Tugas melakukan penjualan dan pemberesan Tugas yang paling utama bagi kurator adalah untuk melakukan
pemberesan. Maksudnya pemberesan di sini adalah suatu keadaan dimana kurator melakukan pembayaran kepada para kreditur
konkuren dari hasil penjualan harta pailit. 3.
Panitia kreditur
40
Pada prinsipnya, suatu panitia kreditur adalah pihak yang mewakili pihak kreditur, sehingga panitia kreditur tentu akan memperjuangkan segala
kepentingan hukum dari pihak kreditur. Ada dua macam panitia kreditur yang diperkenalkan oleh UUK dan PKPU, yaitu:
a. Panitia kreditur sementara
Dalam Pasal 79 UUK dan PKPU disebutkan, dalam putusan pailit atau dengan penetapan kemudian, pengadilan dapat membentuk panitia kreditur
sementara yang terdiri dari satu sampai tiga orang yang dipilih dari kreditur yang dikenal dengan maksud memberikan nasihat kepada kurator.
Yang dimaksud dengan kreditur yang sudah dikenal adalah kreditur yang sudah mendaftarkan diri untuk diverifikasi.
b. Panitia kreditur tetap
Pasal 72 UUK dan PKPU menyatakan bahwa setelah pencocokan utang selesai dilakukan, hakim pengawas wajib menawarkan pada para kreditur
untuk membentuk panitia kreditur tetap.
D. Pemberesan Harta Pailit