36
X2 = Dana Alokasi Umum X3 = Dana Bagi Hasil
X4 = Dana Alokasi Khusus b1 = Koefesien Regresi Pendapatan Asli Daerah
b2 = Koefesien Regresi Dana Alokasi Umum b3 = Koefesien Regresi Dana Bagi Hasil
b4 = Koefesien Regresi Dana Alokasi Khusus e = Error Pengganggu
hipotesis dalam penelitian ini menggunakan t-test, F-test
3.9 Uji Asumsi Klasik
Penelitian ini menggunakan liniear berganda. Pengujian liniear berganda dapat dilakukan apabila data yang diteliti dapat terdistribusi secara normal, tidak
terdapat multikolinearitas, heteroskedasitas, dan autokorelasi.
3.9.1 Uji Normalitas
Pengujian ini berguna untuk tahap awal dalam metode penelitian data. Jika data normal maka akan digunakan statistik parametrik dan jika data tidak normal
maka akan menggunakan statistik non parametrik atau melakukan treatment agar data normal Erlina, 2008: 102. Uji normalitas data bertujuan untuk mengetahui
apakah dalam model regresi variabel penganggu atau residual memiliki distribusi normal. Dengan uji ini dapat diketahui apakah distribusi nilai sampel yang
teramati terdistribusi normal.
Universitas Sumatera Utara
37
3.9.2 Uji Multikolinearitas
Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi diantara variabel independen. Multikolinearitas adalah situasi
adanya korelasi variabel-variabel independen antara yang satu dengan yang lainnya Erlina, 2008: 105. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala
multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerance dan VIFVariance Inflation Factor
melalui program SPSS.
3.9.3. Uji Heterokedastisitas
Pengujian ini bertujuan untuk melihat apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang
lain.Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas. Untuk mendeteksi masalah heterokedastisitas dapat dilakukan dengan menggunakn
pendekatan grafik Situmorang dan Lufti, 2014: 123.
3.9.4 Uji Autokorelasi
Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
pada periode t-1 atau sebelumnya. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Ada beberapa cara yang
dapat digunakan untuk mendeteksi masalah autokorelasi diantaranya adalah dengan Uji Run Test Situmorang dan Lufti, 2014: 136.
Universitas Sumatera Utara
38
3.10 Uji Hipotesis