Retribusi Daerah Pendapatan Asli Daerah

17 Sistem pengenaan pajak : 1. Pajak progresif, yaitu sistem pengenaan pajak dimana semakin tingginya dasar pajak tax base, seperti tingkat penghasilan pajak, harga barang mewah dan sebagainya, akan dikenakan pungutan pajak yang semakin tinggi persentasenya. 2. Pajak proporsional, yaitu sistem pengenaan pajak di mana tarif pajak yang dikenakan akan tetap sama besarnya walaupun nilai objeknya berbeda-beda. 3. Pajak regresif, yaitu sistem pengenaan pajak di mana walau nilai atau objek pajak meningkat dan juga jumlah pajak yang dibayar itu semakin kecil.

2.1.4.2 Retribusi Daerah

Retribusi Daerah pada umumnya merupakan sumber pendapatan penyumbang PAD kedua setelah pajak daerah. Bahkan untuk beberapa daerah penerimaan retribusi daerah lebih tinggi daripada pajak daerah . retribusi daerah merupakan pungutan yang dilakukan pemerintah daerah kepada wajib pajak daerah tanpa ada kontraprestasi langsung yang bisa diterima oleh wajib pajak atas pembayaran pajak tersebut Mahmudi, 2010: 25. Sedangkan menurut UU Nomor 32 tahun 2000 pengertian retribusi adalah pemungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan orang lain atau badan. Untuk membuat suatu pungutan dikategorikan sebagai retribusi daerah selanjutnya haruslah ditetapkan terlebih dahulu dalam bentuk peraturan daerah Perda dari masing-masing daerah yang akan memungut pungutan tersebut dan biasanya yang diajukan oleh pihak pemerintah daerah Universitas Sumatera Utara 18 Provinsi atau Kabupaten Kota yang kemudian harus mendapat persetujuan dari masing-masing DPRD-nya Nasution, 2009: 131. Berbeda dengan ketentuan yang mengatur tentang pemungutan lapangan pajak daerah yang secara tegas mengatur tentang jenis-jenis pajak daerah mana yang menjadi kewenangan pemerintah provinsi dan yang mana menjadi kewenangan bagi pemerintah kabupaten kota maka dalam hal pengutipan retribusi daerah kecuali retribusi jasa perizinan tertentu yang dapat dikutip oleh pihak pemerintah daerah yang menyelenggarakan urusan-urusan pemerintah berdasarkan kewenangan pemerintahan yang diterimanya berdasarkan pelaksanaan asas desentralisasi Nasution, 2009: 135. Karena retribusi ini lebih banyak ditentukan pada pelayanan tertentu maka prinsip dari manajemen retribusi daerah yang paling utama adalah perbaikan pelayanan tersebut. Adapun yang menjadi lapangan atau obyek retribusi daerah ini sesuai dengan ketentuan Pasal 18 UU Nomor 34 Tahun 2000 adalah sebagai berikut: Retribusi jasa umum, yang dapat dikutip oleh setiap pemerintah daerah berdasarkan kriteria sebagai berikut: a. Bersifat bukan pajak b. Jasa yang bersangkutan merupakan kewenangan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi, c. Jasa tersebut memberi manfaat khusus bagi orang pribadi, atau badan yang diharuskan membayar retribusi, disamping untuk melayani kepentingan dan kemanfaatan umum, Universitas Sumatera Utara 19 d. Jasa tersebut layak dikenakan retribusi, e. Retribusi tidak bertentangan dengan kebijakan nasional mengenai penyelenggaraannya, f. Retribusi dapat dipungut secara efektif dan efesien, serta merupakan salah satu sumber pendapatan daerah yang potensial g. Pemungutan retribusi memungkinkan penyediaan jasa tersebut dengan tingkat dan atau kualitas pelayanan yang lebih baik. 1. Retribusi jasa usaha yang dapat dikutip setiap pemerintahan daerah berdasarkan kriteria jasa yang bersangkutan adalah jasa yang bersifat komersial, yang seyogianya disediakan oleh sektor swasta tetapi belum memadai atau terdapatnya harta yang dimilikidikuasai daerah yang belum dimanfaatkan secara penuh oleh pemerintah daerah. 2. Retribusi perizinan tertentu, yang dapat dikutip oleh setiap pemerintah berdasrkan kriteria sebagai berikut: a. Perizinan tersebut termasuk kewenangan pemerintahan yang diserahkan kepada daerah dalam rangka asas desentralisasi b. Perizinan tersebut benar-benar diperlukan guna melindungi kepentingan umum, dan c. Biaya yang menjadi beban daerah dalam penyelenggaraan izin tersebut dan biaya untuk menanggulangi dampak negatif dari pemberian izin tersebut cukup besar sehingga layak dibiayai dari retribusi perizinan. Universitas Sumatera Utara 20 Tabel 2.2 Objek atau Jenis Retribusi Daerah menurut Undang-undang No.34 Tahun 2000 No Objek atau Jenis Retribusi Daerah Prinsip atau Kriteria Penentuan Tarif 1 Retribusi Jasa Umum  Besarnya biaya penyediaan jasa yang bersangkutan  Kemampuan masyarakat  Aspek keadilan 2 Retribusi Jasa Usaha Tujuan untuk memperoleh keuntungan yang layak 3 Retribusi Perizinan Tertentu Tujuan untuk menutup semuaseluruh biaya penyelenggaraan pemberian izin yang bersangkutan 2.1.4.3 Hasil perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah lainnya yang dipisahkan Kontribusi bagian laba perusahaan daerah belum memiliki andil yang cukup signifikan terhadap PAD. Bahkan beberapa perusahaan daerah justru membebani APBD karena harus terus disubsidi sementara laba yang dihasilkan masih relatif kecil sehingga belum bisa memberikan dividen yang berarti bagi daerah. Memang tidak semua perusahaan daerah seperti itu ada juga perusahaan daerah yang maju terutama yang bergerak di bidang sektor perbankan. Masih banyak juga perusahaan daerah yang bergerak di sektor rill, properti, industri olahan, jasa dan sebagainya yang kondisinya memprihatinkan. Untuk meningkatkan kontribusi perusahaan daerah terhadap PAD perlu dilakukan upaya peningkatan profesionalisme, efesiensi, profitabilitas, dan bahkan privatisasi perusahaan daerah. Perusahaan daerah merupakan salah satu yang diharpakn mampu memberikan kontribusi yang signifikan sehingga kemandirian Universitas Sumatera Utara 21 pemerintah daerah meningkat dan pada akhirnya mampu memberikan pelayanan publik yang berkualitas Mahmudi, 2010: 26.

2.1.4.4 PAD yang sah

Dokumen yang terkait

Pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Bagi Hasil (DBH) Dan Bantuan Keuangan Provinsi (BKP) Terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Dengan Belanja Pelayanan Dasar Sebagai Moderating Variabel (Stud

5 68 181

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Bagi Hasil (DBH), Dana Alokasi Umum (DAU), dan Dana Alokasi Khusus (DAK) terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Kabupaten/Kota Provinsi Nusa Tenggara Barat periode Tahun 2009-2012

1 17 161

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA ALOKASI UMUM DAN DANA ALOKASI KHUSUS TERHADAP TINGKAT Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus Terhadap Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah dan Dampaknya Terhadap Alokasi Belanja Mod

4 22 14

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA ALOKASI UMUM DAN DANA ALOKASI KHUSUS TERHADAP Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus Terhadap Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah dan Dampaknya Terhadap Alokasi Belanja Modal (Stud

0 2 16

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Bagi Hasil, dan Dana Alokasi Khusus terhadap Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah di Sumatera Utara

0 0 10

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Bagi Hasil, dan Dana Alokasi Khusus terhadap Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah di Sumatera Utara

0 0 2

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Bagi Hasil, dan Dana Alokasi Khusus terhadap Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah di Sumatera Utara

0 0 8

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Bagi Hasil, dan Dana Alokasi Khusus terhadap Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah di Sumatera Utara

0 0 20

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Bagi Hasil, dan Dana Alokasi Khusus terhadap Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah di Sumatera Utara

0 0 2

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Bagi Hasil, dan Dana Alokasi Khusus terhadap Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah di Sumatera Utara

0 0 17