2.5.6. MOLA INVASIF
Gambaran umum mola invasif adalah adanya invasi ke miometrium akibatnya dapat terjadi perforasi atau perdarahan hebat dari uterus. Mola invasif dibedakan dari koriokarsinoma
dari adanya gambaran vili. Secara histopatologis mayoritas terdiri atas sel-sel trofoblas intermediet yang dapat dibedakan dari sel-sel sinsitiotrofoblas dan sitotrofoblas secara
imunohistokimia.
29
Mochizuki mengemukakan bahwa mola invasif sebagian besar terjadi dalam kurun waktu 6 bulan pasca mola. Walaupun jarang menimbulkan metastasis, pengelolaannya sama seperti
pada koriokarsinoma.
29,33
2.5.7. PLACENTAL SITE TROPHOBLASTIC TUMOR PSTT
PSTT berasal dari jaringan trofoblas di tempat implantasi plasenta mempunyai sifat-sifat klinik yang berbeda dari koriokarsinoma. Walaupun ukuran tumornya besar, pada PSTT kadar β-
hCG tidak dapat dipakai sebagai tolak ukur pemantauan keberhasilan pengobatan yang andal karena tumor ini mayoritas berasal dari sel-sel trofoblas intermediate yang menghasilkan hCG
lebih rendah daripada sel-sel sinsitio trofoblas. Di samping itu, PSTT lebih resisten terhadap kemoterapi sehinga sering diperlukan terapi kombinasi dengan pemberian serta dosis yang lebih
intensif.
29
2.5.8. KORIOKARSINOMA
Penyakit trofoblas ganas sifatnya unik karena prognosis tidak hanya bergantung kepada luasnya penyakit secara anatomis, tetapi juga pada adanya faktor-faktor prognostik. Sistem
staging yang dipergunakan pada keganasan-keganasan lain tidak berlaku untuk penyakit ini karena pada sebagian besar kasus diagnosis tidak ditegakkan atas dasar gambaran histologis,
tetapi dengan menggunakan parameter-parameter klinis dan biokimia.
29
Metastasis ke organ-organ yang jauh dapat terjadi dalam waktu yang singkat. Bahkan dapat terjadi tanpa disertai adanya penyakit primernya baik pada uterus maupun adneksa.
Staging pada penyakit trofoblas gestasional harus menyertakan faktor-faktor prognosis sebagai tambahan dari penilaian manifestasi penyakit secara anatomis.
29
Universitas Sumatera Utara
Penggunaan tabel resiko yang disusun berdasarkan penyebaran penyakit secara anatomis dan faktor-faktor prognostik memungkinkan pengelompokan penderita berdasarkan skor yang
berbeda-beda. Sebagai panduan untuk pemakaian kemoterapi kombinasi pada pasien-pasien dengan resiko tinggi bertujuan untuk mengurangi kemungkinan resistensi terhadap obat.
29
2.5.9. STADIUM STAGING
Sistem staging saat ini untuk tumor trofoblas gestasional menggabungkan staging anatomis tabel 2.4 dan suatu sistem skoring prognostik tabel 2.5. Diharapkan bahwa sistem
staging ini dapat mendukung perbandingan data yang objektif pada berbagai senter.
34
Stadium Kriteria
Stadium I Penyakit terbatas pada korpus uterus
Stadium II Tumor menyebar keluar uterus, tetapi terbatas pada struktur genital adnexa,
vagina, ligamen latum
Stadium III Tumor menyebar ke paru-paru, dengan atau tanpa adanya keterlibatan traktus
genital
Stadium IV Metastasis ke tempat lain
Tabel 2.4. Stadium tumor trofoblas gestasional FIGO
28,34
2.5.10. SISTEM SKORING PROGNOSTIK
Sebagai tambahan terhadap stadium anatomis, penting untuk mempertimbangkan variabel lain untuk prediksi kecenderungan resistensi obat dan untuk membantu dalam pemilihan
kemoterapi yang tepat. Suatu sistem skoring prognostik, berdasarkan kepada suatu sistem yang pertama kali dibuat oleh Bagshawe, dapat dipercaya untuk memprediksi potensi terjadinya
resistensi kemoterapi.
34
WHO menetapkan sistem skoring dengan beberapa parameter dengan skor diberikan 0-4. Risiko rendah bila skor 6 atau kurang dan risiko tinggi bila skor 7 atau
lebih.
28
Universitas Sumatera Utara
Faktor Resiko Skor
1 2
4 Umur tahun
40 40
- -
Kehamilan terdahulu Mola
Abortus Aterm
Interval dari kehamilan bulan
4 4-6
7-12 13
Kadar hCG sebelum terapi IUL
10
3
10
3
– 10
4
10
4
– 10
5
10
5
Ukuran tumor terbesar termasuk uterus
3 – 4 cm 5 cm
Letak metastase Paru
Ginjal limpa Gastrointestinal
hepar Otak
Jumlah metastase -
1 – 4 5 – 8
8
Kemoterapi yang digunakan sebelumnya
- -
Kemoterapi tunggal
2 atau lebih kemoterapi
Tabel 2.5. Sistem skoring berdasarkan kepada faktor prognostik
28,31,34
2.5.11. DIAGNOSIS BANDING