STADIUM DIAGNOSIS BANDING PEMERIKSAAN PENUNJANG

ditemukan ketebalan endometrium kurang dari 5 mm. Pada banyak kasus histeroskopi dengan instrumen yang fleksibel membantu dalam penemuan awal kasus kanker endometrium. 24

2.4.6. DIAGNOSIS

Untuk mengevaluasi perdarahan intrauterine abnormal, diagnosis dilakukan melalui biopsi endometrium atau dilatasi dan kuretase. Kedua cara ini mempunyai false negative rate 5- 10. Bila diagnosisnya meragukan dapat dilakukan kuretase bertingkat dengan bimbingan histeroskopi. Alat yang digunakan untuk mengambil sampel endometrium berupa logam atau plastik. Namun, pada pasien yang tidak dapat dilakukan biopsi endometrium karena stenosis servikal atau simptom tetap bertahan walau hasil biopsi normal, maka dapat dilakukan dilatasi dan kuretase DC dengan anestesi. Prosedur DC sampai saat ini merupakan baku emas untuk mendiagnosis kanker endometrium. 19,20,24,25

2.4.7. PATOLOGI

Umumnya 75-80 kasus tipe histologik kanker endometrium adalah endometrial adenokarsinoma, yaitu karsinoma yang berasal dari jaringan kelenjar atau karsinoma yang sel-sel tumornya membentuk struktur seperti kelenjar. 19,21 Terdapat dua jenis kanker endometrium, yaitu adenokarsinoma endometrium tipe I dengan karakteristik berdiferensiasi baik dan invasi secara superfisial. Tipe ini sensitif terhadap progesteron dan penderita cenderung memiliki prognosis yang baik. Adenokarsinoma endometrium tipe II berdiferensiasi buruk grade 3 atau bertipe histologik yang agresif clear cell, papillary serous dan berinvasi dalam ke miometrium. Prognosis penderita dengan tipe ini kurang baik dan memiliki angka kelangsungan hidup lebih rendah dibanding penderita tipe I. 19,21

2.4.8. STADIUM

Terdapat dua jenis stadium pada kanker endometrium, yaitu stadium klinik dan stadium surgikal. Stadium klinik bertujuan untuk menentukan jenis terapi yang akan diberikan, sedangkan stadium surgikal untuk menentukan terapi adjuvannya. Kini, penentuan stadium telah bergeser dari stadium klinik ke stadium surgikal. 19,20 Universitas Sumatera Utara Stadium Keterangan Stadium I Tumor terbatas pada korpus uterus IA G1,G2,G3 Invasi tidak ada atau kurang dari setengah miometrium IB G1,G2,G3 Invasi sampai setengah atau lebih dari setengah miometrium Stadium II Tumor menginvasi stroma serviks, tetapi tidak menyebar keluar uterus IIA G1,G2,G3 Mengenai kelenjar endoserviks IIB G1,G2,G3 Menginvasi stroma serviks Stadium III Penyebaran lokal danatau regional dari tumor IIIA G1,G2,G3 Tumor menginvasi serosa dari korpus uterus danatau adnexa danatau pemeriksaan sitologi peritoneum positif IIIB G1,G2,G3 Keterlibatan vagina danatau parametrium IIIC G1,G2,G3 Metastasis ke kelenjar getah bening panggul danatau para-aorta IIIC1 Kelenjar getah bening panggul positif IIIC2 Kelenjar getah bening para-aorta positif, dengan atau tanpa kelenjar getah bening panggul positif Stadium IV Tumor menginvasi kandung kemih danatau mukosa usus, danatau metastasis jauh IVA G1,G2,G3 Tumor menginvasi kandung kemih danatau mukosa usus IVB Metastasis jauh, termasuk metastasis intra-abdominal danatau kelenjar getah bening inguinal Tabel 2.3. Stadium kanker endometrium FIGO 2008. 20,22,24 Keterangan : - Kanker endometrium dibagi atas derajat G sesuai dengan derajat diferensiasi histologi - G1 = 5 atau kurang gambaran pertumbuhan padat - G2 = 6-50 gambaran pertumbuhan padat - G3 = 50 gambaran pertumbuhan padat - Keterlibatan kelenjar endoserviks harus diperhatikan hanya pada stadium I dan stadium II Universitas Sumatera Utara

2.4.9. DIAGNOSIS BANDING

Tumor jinak ovarium, tumor korpus uteri. 24

2.4.10. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Sebelum tindakan operasi, pemeriksaan yang perlu dilakukan: 24 - Foto toraks untuk menyingkirkan metastasis paru - Tes pap, untuk menyingkirkan kanker serviks - Pemeriksaan laboratorium yang mencakup darah rutin, faal hati, faal ginjal, elektrolit.

2.4.11. TERAPI