EPIDEMIOLOGI ETIOLOGI KANKER ENDOMETRIUM

2.4. KANKER ENDOMETRIUM

2.4.1. EPIDEMIOLOGI

Kebanyakan neoplasia dari korpus uterus terbentuk di endometrium dan merupakan adenokarsinoma jenis endometrioid. Kanker endometrium merupakan keganasan ketujuh paling banyak dijumpai pada wanita di seluruh dunia, dengan lebih kurang 190.000 kasus setiap tahunnya. Dan kanker endometrium merupakan kanker ginekologi yang paling sering terjadi di dunia barat, menempati urutan keempat kanker pada wanita setelah kanker payudara, kolon, dan paru. 5,19,20,21,22,23 Di negara maju seperti Amerika Serikat dan Eropa Barat kanker endometrium merupakan kanker yang terbanyak pada kanker ginekologi. Sekitar 75 dijumpai pada stadium I dimana angka kelangsungan hidupnya 75 atau lebih. 24 Diperkirakan sekitar 39.000 kasus baru terjadi di Amerika Serikat selama tahun 2002, dan 41.200 kasus baru pada tahun 2006 dengan jumlah kematian akibat kanker endometrium sebanyak 7.350. Dengan mortalitas sekitar 3,4 per 100.000 wanita diketahui bahwa sebenarnya prognosis kanker ini cukup baik apabila diketahui dan ditangani dengan tepat. Di Indonesia, penelitian terakhir mendapatkan prevalensi kanker endometrium di RSCM Jakarta mencapai 7,2 kasus per tahun. 19,22,25 Umumnya penderita kanker endometrium berusia sekitar 60 tahun karena 75 kanker ini terjadi selama periode pascamenopause. Namun pada 25 kasus kanker endometrium terjadi sebelum menopause dan sekitar 5 kasus terjadi di bawah 40 tahun. 19,26

2.4.2. ETIOLOGI

Kebanyakan kasus kanker endometrium dihubungkan dengan endometrium terpapar stimulasi estrogen secara kronis dari sumber endogen dan eksogen lainnya. Kanker yang dhubungkan dengan estrogen estrogen dependent ini cenderung untuk berkembang seperti hiperplasia dan berdiferensiasi lebih baik, dan secara umum punya prognosis baik. Sementara itu, tipe kanker endometrium yang tidak bergantung pada estrogen non-estrogen dependent berkembang sebagai nonhiperplasia, berdiferensiasi jelek, dan lebih agresif. 19,20,27 Universitas Sumatera Utara 2.4.3. FAKTOR RISIKO 2.4.3.a. FAKTOR RISIKO REPRODUKSI DAN MENSTRUASI