DIAGNOSIS STADIUM KANKER VULVA

2.3.3. GEJALA DAN TANDA

Kanker vulva dapat tidak menimbulkan gejala, namun kebanyakan lebih kurang 70 pasien mengeluhkan adanya ulkus atau benjolan pada vulva. Dimulai dengan adanya bengkak atau timbulnya massa di vulva yang sebelumnya dirasakan adanya pruritus yang lama. Kadang- kadang disertai luka dan perdarahan, serta mungkin keluhan disuri. Secara fisik dapat tampak luka yang ulseratif, leukoplakia atau seperti wart kutil. Sebagian banyak tumbuh di labia mayora, tetapi juga bisa tumbuh primer di labia minora, klitoris, dan perineum. Sebagian tumor tumbuh secara multifokal. Bila sudah tahap lanjut dapat terjadi pembesaran kelenjar getah bening pada inguinal. 9,15,17

2.3.4. PATOLOGI

Terbanyak sekitar 90 adalah jenis karsinoma sel skuamosa. Jenis lainnya adalah melanoma, karsinoma sel basal, adenokarsinoma, verukosa, dan sarkoma. Kejadian metastasis pada kelenjar getah bening berkaitan dengan ketebalan tumor, kedalaman invasi ke stroma, invasi vaskuler, dan peningkatan jumlah keratin. 9,15,18

2.3.5. DIAGNOSIS

Diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil histopatologi dengan melakukan biopsi pada lesi. Bila lesi tumor kurang dari 1 cm sebaiknya dilakukan biopsi eksisional. Sebelum dilakukan tindakan terapi perlu dilakukan evaluasi atau pemeriksaan kolposkopi untuk menilai serviks, vagina, dan vulva, karena meskipun jarang, kemungkinan bisa didapatkan kelainan prainvasif atau kanker invasif pada organ tersebut. Namun biopsi luas dengan anestesi lokal biasanya cukup adekuat untuk menegakkan diagnosis. Hasil biopsi diharapkan meliputi juga jaringan kulit dan stroma di sekeliling lesi. 9,15

2.3.6. STADIUM

Stadium klinis yang digunakan adalah klasifikasi TNM yang diadopsi dari FIGO tahun 1969 yang kemudian telah diperbaharui pada tahun 2008. Data stadium didasarkan pada evaluasi klinis dari tumor primer dan kelenjar getah bening regional dan pemeriksaan skrining metastasis terbatas yang diperlukan. Sulitnya membedakan kecurigaan metastasis kelenjar getah bening Universitas Sumatera Utara yang membesar yang mungkin disebabkan oleh proses inflamasi, maka FIGO memperkenalkan surgical staging pada tahun 1988 yang kemudian telah direvisi. 9,16 Stadium Klinis Stadium I Tumor terbatas di vulva IA Invasi stroma 1,0 mm. Tumor terbatas di vulva atau perineum dengan diameter terbesar 2 cm. Tidak ada kelenjar getah bening yang positif. IB Tumor terbatas di vulva atau perineum, dengan diameter terbesar 2 cm, dan dengan invasi stroma 1,0 mm. Tidak ada kelenjar getah bening yang positif. Stadium II Tumor dengan segala ukuran 2 cm, dapat meluas keluar vulva dan perineum 13 distal uretra, 13 distal vagina, danatau meluas sampai ke anus, kelenjar getah bening negatif. Stadium III Tumor telah menginvasi uretra bawah, vagina, anus, danatau telah bermetastasis pada kelenjar regional unilateral. IIIA i Dengan 1 kelenjar positif 5 mm IIIA ii Dengan 1 – 2 kelenjar positif 5 mm IIIB i Dengan 2 kelenjar positif 5 mm IIIB ii Dengan 3 kelenjar positif 5 mm IIIC Kelenjar positif ekstrakapsular Stadium IV Tumor menginvasi 23 proksimal uretra, 23 proksimal vagina, dan metastasis jauh. IVA i Tumor telah menginvasi mukosa kandung kemih, mukosa rektum, uretra bagian atas, atau tumor terfiksir pada tulang, danatau telah bermetastasis pada kelenjar regional bilateral. IVA ii Kelenjar getah bening inguino-femoral terfiksir atau ulserasi. IVB Metastasis jauh termasuk metastasis pada kelenjar pelvis. Tabel 2.2. Stadium Klinis FIGO untuk kanker vulva 2008 15,16,17

2.3.7. DIAGNOSA BANDING