108
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai konstruksi pemahaman remaja di koat Medan tentang etika komunikasu di media sosial
facebook dan twitter, maka dapat diambil kesimpulan sebagai beikut :
1. Sebelum memiliki pengetahuan yang cukup tentang media sosial, motif
kelima informan membuat akun facebook dan twitter untuk mengikuti
trend. Setelah memiliki pengetahuan, informan memilih media berdasarkan kebutuhan mereka. Misalnya, Gibran dan Raja yang lebih
memilih menggunakan twitter karena media tersebut dapat memenuhi
kebutuhan kedua informan akan media interaksi, informasi dan hiburan. Sementara informan Riko, Dilla dan Lucky lebih memilih menggunakan
facebook sebagai media interaksi yang efektif dan media informasi yang tepat.
2. Sebelum mengetahui adanya Undang-Undang ITE dan netiket sebagian
remaja Gibran, Dilla dan Raja memiliki kualitas self disclosure negatif
karena sering mengumbar masalah pribadi, menyindir, memaki dan berbahasa kasar saat berinteraksi dengan sesama pengguna media sosial.
Sedangkan remaja yang memiliki kualitas self disclosure positif Riko dan
Lucky mampu mengontrol diri saat mengumbar masalah pribadi atau saat berinteraksi di media sosial. Setelah mengetahui adanya UU ITE dan
netiket, perilaku remaja berubah dan dapat menggunakan media sosial sesuai fungsinya. Kebanyakan aktivitas remaja di media sosial tidak
mendapat pengawasan orang tua. 3.
Konstruksi pemahaman remaja yang terlibat dalam penelitian ini terjadi melalui 2 proses yaitu proses akomodasi dan asimilasi. Proses konstruksi
pemahaman secara asimilasi berhasil dialami oleh informan yang memiliki kualitas
self disclosure positif Riko dan Lucky. Sedangkan proses akomodasi dialami oleh informan yang sebelumnya memiliki kualitas
self disclosure negatif Gibran, Dilla dan Raja. Kualitas self disclosure pada
104
Universitas Sumatera Utara
109
Universitas Sumatera Utara
diri seseorang ternyata mempengaruhi bagaimana ia merespon fenomena yang ada disekitarnya.
4. Peran lingkungan dan keaktifan individu dalam menerima rangsangan baru
merupakan faktor yang dapat menentukan berhasil atau tidaknya seseorang mengkonstruksi pemahamannya. Tiga dari lima informan Gibran, Dilla
dan Raja telah mengetahui adanya Undang-Undang ITE dan netiket.
Sementara dua informan lainnya Riko dan Lucky hanya memahami netiket saja.
5.2 Saran