Pengujian Koefesien Determinasi R Kesimpulan

69 Nilai F hitung akan diperoleh dengan menggunakan bantuan SPSS, kemudian akan dibandingkan dengan F tabel pada tingkat α = 5. Tabel 4.9 Hasil Uji Signifikan Simultan Uji-F ANOVA b Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 118.803 1 118.803 13.982 .000 a Residual 756.230 89 8.497 Total 875.033 90 a. Predictors: Constant, Penerapan_Good_Corporate_Governance b. Dependent Variable: Kinerja_Karyawan Sumber: Hasil Penelitian, 2015 data diolah Pada Tabel 4.9 dapat dilihat bahwa hasil perolehan F hitung pada kolom F yakni sebesar 13,982 dengan tingkat signifikansi = 0.000, lebih besar dari nilai F tabel yakni 3,948, dengan tingkat kesalahan α = 5, atau dengan kata lain F hitung F tabel 13,982 3,948. Berdasarkan kriteria pengujian hipotesis jika F hitung F tabel dan tingkat signifikansinya 0.000 0.05, menunjukkan bahwa pengaruh variabel bebas penerapan good corporate governance secara serempak adalah signifikan terhadap variabel terikat kinerja karyawan.

4.5 Pengujian Koefesien Determinasi R

2 Pengujian koefisien determinasi R² digunakan untuk mengukur proporsi atau persentase kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat. Koefisien determinasi berkisar antara nol sampai satu 0 ≤ R² ≥ 1. Jika R² semakin besar mendekati satu, maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas X Universitas Sumatera Utara 70 adalah besar terhadap variabel terikat Y. Hal ini berarti model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat dan demikian sebaliknya. Tabel 4.10 Hasil Uji Koefesien Determinasi R 2 Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .368 a .136 .126 2.915 a. Predictors: Constant, Penerapan_Good_Corporate_Governance b. Dependent Variable: Kinerja_Karyawan Sumber: Hasil Penelitian, 2015 data diolah Berdasarkan Tabel 4.10 dapat dilihat bahwa : 1. R = 0,368 berarti hubungan antara variabel penerapan good corporate governance X terhadap kinerja karyawan Y sebesar 36,8. Artinya hubungannya kuat. 2. Nilai R Square sebesar 0,136 berarti 13,6 variabel kinerja karyawan Y dapat dijelaskan oleh variabel penerapan good corporate governance. Sedangkan sisanya 86,4 dapat dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini promosi jabatan, kompensasi, penilaian kerja, insentif, dan lain- lain. 3. Standard Error of Estimated Standar Deviasi artinya mengukur variasi dari nilai yang diprediksi. Dalam penelitian ini standar deviasinya sebesar 2,915. Semakin kecil standar deviasi berarti model semakin baik. Universitas Sumatera Utara 71

4.6 Pembahasan

4.6.1 Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Karyawan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel penerapan good corporate governance memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Hal ini dibuktikan dengan nilai koefisien regresi yang bernilai positif 0,386 dan nilai f hitung 13,982 yang lebih besar dari nilai f tabel 3,948 dengan tingkat signifikansi 0,000. Artinya jika penerapan good corporate governance ditingkatkan sebesar satu-satuan, maka kinerja karyawan akan mengalami peningkatan sebesar 0,386. Karyawan adalah aset terpenting untuk berlangsungnya kegiatan operasional setiap perusahaan, termasuk BUMN. Maju dan tidak majunya sebuah BUMN salah satunya, ditentukan oleh faktor kinerja karyawan yang dimilikinya. Semakin bagus kualitas atau kinerja karyawan maka akan berdampak positif terhadap kinerja BUMN yang bagus pula, demikian sebaliknya. Good Corporate Governance GCG adalah sebuah sistem nilai yang terdiri dari sekumpulan nilai – nilai inti yang berfungsi untuk mengarahkan dan mengendalikan organisasi kearah yang ideal. Penerapan konsep Good Corporate Governance GCG dalam sebuah perusahaan memungkinkan di perbaikinya kinerja karyawan yang sebelumnya buruk menjadi baik. Hal ini dilakukan melalui transformasi nilai-nilai yang terkandung didalam prinsip Good Corporate Governance GCG ke dalam kegiatan sehari-hari pekerja dan jajaran manajemen Universitas Sumatera Utara 72 perusahaan. Nilai-nilai tersebut akan mempengaruhi perilaku setiap individu yang pada akhirnya akan mempengaruhi kinerjanya. Menurut Pabundu 2006:15, nilai yang dianut seseorang dapat mempengaruhi perilaku atau tingkah lakunya, sebab apa pun yang dilakukannya dibimbing dan berpedoman pada nilai-nilai yang dianutnya. Dalam sebuah organisasi atau perusahaan, nilai yang dianut seorang anggota akan mempengaruhi tingkah lakunya dalam beriteraksi dengan anggota lain maupun dalam melaksanakan tugas. Penerapan konsep prinsip-prinsip Good Corporate Governance GCG dalam perusahaan umumnya masih bersifat abstrak, belum membumi. Untuk itu perlu ada semacam norma atau pedoman dalam berprilaku yang bersifat membumi dan terukur yang mengikat seluruh anggota sehingga bersedia secara sukarela dan tulus untuk menerapkan setiap prinsip Good Corporate Governance GCG. Norma atau pedoman berprilaku yang dimaksud adalah kode etik perusahaan Code of Conduct. Code of Conduct merupakan bagian terpadu dari Good Corporate Governance GCG yang berisi norma tertulis yang menjadi standar prilaku dan komitmen seluruh karyawan dalam kegiatan operasional perusahaan maupun berperilaku kepada stakeholder. Code of Conduct merupakan hasil kesepakatan antara berbagai pihak, termasuk antara manajemen perusahaan dengan karyawan. Penerapan Good Coorporate Governance pada PT Perkebunan Nusantara IV bahbutong sangat berjalan dengan baik, hal ini dikarenakan perusahaan yang selalu memiliki komitmen profesional dalam bekerja. Pelatihan yang diberikan Universitas Sumatera Utara 73 perusahaan kepada karyawan, pengawasan yang dilakukan perusahaan, atasan yang selalu terbuka terhadap setiap informasi kepada karyawan, dan sifat independent yang selalu diterapkan perusahaan agar tidak ada intervensi pihak lain yang dapat merugikan perusahaan. Universitas Sumatera Utara 74 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, maka penulis dapat mengambil kesimpulan pada Penerapan Good Corporate Governance X terhadap Kinerja Karyawan Y PT Perkebunan Nusantara IV Persero Bahbutong. Diambil kesimpulan dengan tingkat toleransi α = 5. Dasar pengambilam kesimpulan yaitu: 1. Berdasarkan koefisien determinasi R = 0,368 berarti hubungan antara variabel penerapan good corporate governance terhadap kinerja karyawan sebesar 36,8. Artinya hubungan antara kedua variabel adalah cukup erat. 2. R Square sebesar 0,136. Artinya kinerja karyawan di PT Perkebunan Nusantara IV Persero Bahbutong dipengaruhi oleh penerapan good corporate governance sebesar 13,6 dan sisanya dijelaskan oleh-oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. 3. Hasil perhitungan uji secara simultan diperoleh nilai f hitung yang lebih besar dari f tabel dan signifikansi yang lebih kecil dari 0,05. Maka Ha diterima dan H o ditolak, artinya terdapat pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Maka jika penerapan good corporate governance naik, kinerja karyawan juga akan naik dan sebaliknya. Universitas Sumatera Utara 75

5.2 Saran