Saran Penelitian Terdahulu 2 Pengetahuan Pekerjaan No.

75

5.2 Saran

1. Mengingat penerapan good corporate governance mempunyai pengaruh yang dominan terhadap kinerja karyawan pada PT Perkebunan Nusantara IV Persero Bahbutong, maka pihak PT Perkebunan Nusantara IV Persero Bahbutong perlu untuk lebih meningkatkan penerapan good corporate governance pada perusahaan, semakin meningkat penerapan good corporate governance yang dilakukan oleh perusahaan maka akan semakin meningkat pula kinerja karyawan pada PT Perkebunan Nusantara IV Persero Bahbutong. 2. Agar lebih tercapai tujuan kinerja karyawan pada PT Perkebunan Nusantara IV Persero Bahbutong selaku perusahaan perlu melakukan komunikasi dan saling bertukar informasi dengan melakukan persentase hasil kerja secara rutin baik atasan mapun bawahan secara terbuka agar kinerja karyawan dapat menjadi lebih baik lagi. Penerapan good corporate governance dilakukan perusahaan lebih untuk ditingkatkan guna mencapai tujuan perusahaan secara efektif dan efisien mengingat tujuan perusahaan. 3. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat terus mengembangkan penelitian ini. Penelitian menggunakan satu variabel bebas penerapan good corporate governance untuk mengukur kinerja karyawan, dan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan, bagi peneliti selanjutnya dapat mengganti variabel dalam penelitian dengan variabel lain misalnya iklim kinerja, manajemen pengetahuan, komitmen organisasi, promosi jabatan, pendidikan dan pelatihan, dan lain-lain sehingga dapat mengukur kinerja Universitas Sumatera Utara 76 karyawan secara lebih mendalam agar dapat menciptakan temuan baru di bidang kinerja karyawan. Universitas Sumatera Utara 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Uraian Teoritis

2.1.1. Penerapan Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance GCG 2.1.1.1 Pengertian Penerapan Implementasi Dalam setiap perumusan suatu kebijakan apakah menyangkut program maupun kegiatan-kegiatan selalu diiringi dengan suatu tindakan penerapan atau implementasi. Karena betapapun baiknya suatu kebijakan tanpa implementasi, maka tidak akan banyak berarti. Berikut ini disampaikan beberapa pengertian implementasi menurut para ahli. Menurut Pressman dan Wildavsky dalam Tangkilisan 2003:17, mengartikan implementasi sebagai proses interaksi antara tujuan dengan tindakan untuk mencapai tujuan tersebut, atau kemampuan untuk menghubungkan antara yang diinginkan dengan cara untuk mencapainya. Sementara itu, Van Metter dan Van Horn dalam Winarno 2002:101, melihat implementasi sebagai tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu- individu atau kelompok-kelompok, pemerintah maupun swasta yang diarahkan untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dalam keputusan-keputusan kebijakan sebelumnya. Menurut Usman 2002:70, implementasi adalah bermuara pada aktivitas, aksi, tindakan atau adanya mekanisme suatu sistem, implementasi bukan sekedar aktivitas, tapi suatu kegiatan yang terencana dan untuk mencapai tujuan kegiatan. Universitas Sumatera Utara 10 Setiawan Menurut Guntur 2004:39, implementasi adalah Perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan proses interaksi antara tujuan dan tindakan untuk mencapainya serta memerlukan jaringan pelaksana, birokrasi yang efektif. Menurut Hanifah 2002:67, implementasi adalah suatu proses untuk melaksanakan kegitan menjadi tindakan kebijakan dari politik dalam administrasi. Jadi dengan demikian, dapat dikatakan bahwa penerapan atau implementasi adalah suatu kegiatan atau rangkaian aktivitas yang dimaksudkan untuk melaksanakan, menjalankan, menerapkan suatu keputusan kebijakan tertentu. Implementasi merupakan penerapan sesuatu yang memberikan efek atau dampak. Dengan kata lain bahwa implementasi merupakan sebuah penempatan ide, konsep, kebijakan, atau inovasi dalam suatu tindakan praktis sehingga memberikan dampak, baik berupa perubahan pengetahuan, keterampilan maupun nilai dan sikap.

2.1.1.2 Pengertian Good Corporate Governance GCG

Terminologi Good Corporate Governace GCG telah dikenal dari Amerika Serikat pasca krisis ekonomi sekitar tahun 1930-an. Istilah ini secara luas telah dikenal dalam dunia usaha. Berikut ini adalah beberapa pengertian Good Corporate Governance GCG. Tanri Abeng dalam Tjager 2003:3 menyatakan bahwa “CG merupakan pilar utama fondasi korporasi untuk tumbuh dan berkembang dalam era persaingan global, sekaligus sebagai prasyarat berfungsinya corporate leadership yang efektif Universitas Sumatera Utara 11 Menurut Pratolo 2007:8 Good Corporate Governace GCG adalah suatu sistem yang ada pada suatu organisasi yang memiliki tujuan untuk mencapai kinerja organisasi yang memiliki tujuan untuk mencapai kinerja organisasi semaksimal mungkin dengan cara-cara yang tidak merugikan stakeholder organisasi tersebut. Zaini dalam Tjager 2003:4 menambahkan bahwa “CG sebagai sebuah Governance system diharapkan dapat menumbuhkan keyakinan investor terhadap korporasi melalui mekanisme control and balance antar berbagai organ dalam korporasi, terutama antara Dewan Komisaris dan Dewan Direksi”. Secara sederhananya, GC diartikan sebagai suatu sistem yang berfungsi untuk mengarahkan dan mengendalikan organisasi.

2.1.1.3 Prinsip-Prinsip Dasar Good Corporate Governance GCG

Prinsip-prinsip Good Corporate Governance GCG merupakan kaedah, norma ataupun pedoman korporasi yang diperlukan dalam sistem pengelolaan BUMN yang sehat. Berikut ini adalah prinsip-prinsip Good Corporate Governance GCG yang dimaksudkan dalam Keputusan Menteri BUMN Nomor:Kep-117M-MBU2002 tentang penerapan praktek Good Corporate Governance GCG pada BUMN. Universitas Sumatera Utara 12 Sumber : Tjager, 2003 Gambar 2.1 Prinsip Prinsip GCG a. Transparansi, yaitu keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam mengemukakan informasi materiil dan relevan mengenai perusahaan. Contohnya: keterbukaan dalam hal penentuan upahgaji karyawan, keterbukaan mengenai Pemutusan Hubungan Kerja PHK karyawan agar tidak sepihak, keterbukaan mengenai laporan keuangan perusahaan dan keadaan keuangan perusahaan. b. Kemandirian, yaitu suatu keadaan di mana perusahaan dikelola secara professional tanpa benturan kepentingan dan pengaruhtekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat. 1 Transparansi 2 Kemandirian 5 Kewajaran 4 Pertanggung Jawaban 3 Akuntabilitas GCG Universitas Sumatera Utara 13 Contohnya: dalam hal pengangkatan maupun mutasi karyawan harus benar-benar berdasarkan fit and proper test dan pertimbangan tertentu, dan bukan karena adanya unsur intervensi pihak lain yang mempunyai kepentingan diluar kepentingan perusahaan dalam pengangkatan ataupun mutasi karyawan tersebut. c. Akuntabilitas, yaitu kejelasan fungsi, pelaksanaan dan pertanggungjawaban organ sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana secara efektif. Contohnya: Adanya kelengkapan laporan tugas dari setiap karyawan. d. Pertanggungjawaban, yaitu kesesuaian di dalam pengelolaan perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat. Contohnya: kepatuhan karyawan terhadap peraturan-peraturan perusahan dan kode etik perusahaan. e. Kewajaran, yaitu keadilan dan kesetaraan didalam memenuhi hak-hak stakeholder yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Contohnya: pemberian kesempatan promosi dan berkarir kepada semua karyawan tanpa membeda- bedakan suku, agama, ras, golongan, gender, dan golongan fisik. Prinsip-prinsip transparansi, kemandirian, akuntabilitas, pertanggungjawaban dan kewajaran Good Corporate Governance GCG dalam mengurus perusahaan, sebaiknya diimbangi dengan good faith bertindak atas itikad baik dan kode etik perusahaan code of conduct agar visi dan misi perusahaan yang berwawasan internasional dapat terwujud. Universitas Sumatera Utara 14 Kode etik perusahaan yang dibuat oleh masing-masing perusahaan hendaknya dijadikan sebagai pedoman standar perilaku yang dapat diterima baik oleh manajemen maupun karyawan perusahaan dan dalam pelaksanaanya harus disesuaikan dengan budaya dari perusahaan yang bersangkutan.

2.1.1.4 Tujuan dan Manfaat Good Corporate Governance GCG

Terdapat enam hal tujuan dari penerapan Good Corporate Governance GCG pada BUMN. a Memaksimalkan nilai BUMN dengan cara meningkatkan prinsip keterbukaan, akuntabilitas, dapat dipercaya, bertanggung jawab, dan adil agar perusahaan memiliki daya saing yang kuat, baik secara nasional maupun internasional. b Mendorong pengelolaan BUMN secara professional, transparan dan efisien, serta memberdayakan fungsi dan meningkatkan kemandirian organ. c Mendorong agar organisasi dalam membuat keputusan dan menjalankan tindakan dilandasi nilai moral yang tinggi dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta kesadaran akan adanya tanggung jawab sosial BUMN terhadap stakeholder maupun kelesatarian lingkungan di sekitar BUMN. d Meningkatkan kontribusi BUMN dalam perekonomian nasional. e Meningkatkan iklim investasi nasional. f Mensukseskan program privatisasi. Universitas Sumatera Utara 15 Adapun keuntunganmanfaat yang diperoleh dengan menerapkan Corporate Governance pada perusahaan adalah: a. Meningkatkan kinerja perusahaan melalui terciptanya proses pengambilan keputusan yang lebih baik dan meningkatkan efisiensi operasional perusahaan dengan lebih baik. b. Mempermudah diperolehnya dana pembiayaan yang lebih murah karena faktor kepercayaan yang pada akhirnya akan meningkatkan corporate value. c. Mengembalikan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia

2.1.1.5 Good Corporate Governance GCG dan Code of Conduct

Untuk mewujudkan apa yang dipahami sebagai Good Corporate Governance GCG ke dalam bentuk kongkret, Perusahaan perlu merumuskan dan menerapkan nilai-nilai etika berusaha yang sesuai dengan prinsip-prinsip Good Corporate Governance GCG dan budaya perusahaan yang dimilikinya ke dalam panduan etika Code of Conduct baik bagi board maupun pegawai. Sebuah Panduan adalah kompilasi praktik-praktik dan pengaturan lainnya yang akan mempengaruhi, membentuk, mengatur dan menetapkan benchmark untuk tingkah laku pada suatu komunitas perusahaan. Panduan akan mengarahkan perusahaan untuk mengatur diri mereka sendiri atas dasar kepentingan bersama antara mereka dan masyarakat. Panduan juga dapat dipandang sebagai acuan bahwa produk, jasa atau aktivitas yang dilakukan perusahaan memenuhi standar tertentu yang telah ditetapkan. Universitas Sumatera Utara 16 Code of Conduct berisi kodifikasi kebijakan perusahaan, peraturan pegawai, dan kesepakatan yang telah dibuat bersama antara Perusahaan dengan pegawai untuk menjalankan aktifitas perusahaan sesuai dengan budaya yang diharapkan dan memenuhi harapan tercapainya prinsip-prinsip Good Corporate Governance GCG. Sebagai sebuah etika, Code of Conduct merupakan panduan nilai-nilai etika berusaha yang dituntut dari segenap jajaran Perusahaan, baik board maupun pegawai sehingga bertingkah laku sesuai dengan budaya yang diharapkan dan memenuhi standar tertentu yang ditetapkan. Akhirnya hal ini akan bermuara pada penciptaan budaya perusahaan yang akhirnya menciptakan nilai tambah bagi perusahaan. Selain untuk mengembangkan perilaku yang baik sesuai dengan standar etika yang berlaku bagi komisaris, direksi dan pegawai, Code of Conduct juga berfungsi untuk mengembangkan hubungan yang baik antara Perusahaan dan komisaris, direksi serta pegawainya dengan pihak-pihak luar yang terkait dengan usaha Perusahaan berlandaskan prinsip-prinsip Good Corporate Governance GCG dan penerapan etika perusahaan. Implementasi Code of Conduct, baik kepatuhan ataupun ketidakpatuhannya menjadi salah satu aspek penilaian kinerja pegawai, sehingga hal tersebut diharapkan dapat menumbuhkan sense of belonging segenap jajaran perusahaan terhadap Good Corporate Governance GCG itu sendiri. Dengan demikian berdasarkan penjelasan-penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa penerapan atau implementasi prinsip-prinsip Good Corporate Universitas Sumatera Utara 17 Governance GCG pada dasarnya adalah suatu kegiatan atau rangkaian aktivitas yang dimaksudkan untuk melaksanakan, menjalankan dan menerapkan prinsip- prinsip Good Corporate Governance GCG yang terdiri dari: Transparansi, Kemandirian, Akuntabilitas, Pertanggung jawanban dan Kesetaraan, ke dalam tubuh organisasi atau perusahaan. Prinsi-prinsip tersebut sifatnya masih abstrak, oleh karena itu perlu dibuat panduan pedoman Code of Conduct, yang berisikan nilai-nilai etika berusaha yang sesuai dengan prinsip-prinsip Good Corporate Governance GCG tersebut. 2.1.2. Good Corporate Governance GCG Sebagai Kumpulan Nilai 2.1.2.1 Pengertian Nilai Nilai mencerminkan keyakinan- keyakinan dasar bahwa “bentuk khusus perilaku atau bentuk akhir keberadaan secara pribadi atau sosial lebih dipilih dibandingkan dengan bentuk perilaku atau bentuk akhir keberadaan perlawanan atau kebalikan. Nilai mengandung unsur pertimbangan yang mengemban gagasan- gagasan seorang individu mengenai apa yang benar, baik atau diinginkan. Berikut ini pengertian tentang nilai menurut para ahli, diantaranya : Menurut Soerjono 2002:5 nilai adalah sesuatu yang diinginkan positif atau sesuatu yang tidak diinginkan negatif. Nilai merupakan sesuatu yang diinginkan apabila nilai bersifat positif dalam arti menguntungkan atau menyenangkan dan memudahkan pihak yang memperolehnya untuk memenuhi kepentingan-kepentingannya yang berkaitan dengan nilai tersebut. Sebaliknya, nilai merupakan sesuatu yang tidak diinginkan apabila nilai tersebut bersifat Universitas Sumatera Utara 18 negatif dalam arti merugikan atau menyulitkan pihak yang memperolehnya untuk mempengaruhi kepentingannya sehingga dengan sendirinya nilai tersebut dijauhi. Lorens Bagus 2002 dalam Kamus Filsafat menjelaskan makna nilai sebagai berikut: 1. Nilai dalam bahasa Inggris value, bahasa Latin valere berguna,mampu akan, berdaya, berlaku, kuat. 2. Nilai ditinjau dari segi harkat adalah kualitas suatu hal yang menjadikan hal itu dapat disukai, diinginkan, berguna, atau dapat menjadi objek kepentingan. 3. Nilai ditinjau dari segi keistimewaan adalah apa yang dihargai, dinilai tinggi atau dihargai sebagai sesuatu kebaikan. Lawan dari suatu nilai positif adalah “tidak bernilai” atau “nilai negative”. Baik akan menjadi suatu nilai dan lawannya jelek, buruk akan menjadi suatu “nilai negative” atau “tidak bernilai”. 4. Nilai ditinjau dari sudut Ilmu Ekonomi yang bergelut dengan kegunaan dan nilai tukar benda-benda material, pertama kali mengunakan secara umum kata “nilai”. Dari definisi-definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa nilai adalah kumpulan sikap perasaan ataupun anggapan terhadap sesuatu hal mengenai baik- buruk, benar-salah, diinginkan-tidak diinginkan, patut-tidak patut, penting-tidak penting yang mempengaruhi perilaku orang yang memiliki nilai tersebut. Seorang individu mungkin memiliki nilai – nilai yang berbeda, bahkan bertentangan dengan individu – individu lain dalam masyarakatnya. Nilai yang Universitas Sumatera Utara 19 dianut oleh seorang individu dan berbeda dengan nilai yang dianut oleh sebagian besar anggota masyarakat dapat disebut sebagai nilai individual. Sedangkan nilai – nilai yang dianut oleh sebagian besar anggota masyarakat disebut nilai sosial. Intraksi antara berbagai nilai sosial akan membentuk sebuah konsep baru yang disebut dengan sistem nilai. Sistem nilai adalah kesepakatan ataupun consensus yang dijadikan pedoman atau pegangan hidup dalam bersosialisasi. Sistem nilai tidak hanya berlaku dalam lingkungan masyarakat secara umum tapi juga bisa berlaku dalam lingkungan atau perusahaan.

2.1.2.2 Hubungan Nilai dan Perilaku

Menurut Pabundu 2006:15 nilai yang dianut seseorang dapat mempengaruhi perilaku atau tingkah lakunya, sebab apa pun yang dilakukannya dibimbing dan berpedoman pada nilai-nilai yang dianutnya. Dalam sebuah organisasi atau perusahaan, nilai yang dianut seorang anggota akan mempengaruhi tingkah lakunya dalam beriteraksi dengan anggota lain maupun dalam melaksanakan tugas. Kun dan Juju 2004:26 menyatakan bahwa nilai berfungsi sebagai landasan, alasan, atau motivasi dalam segala tingkah laku dan perbuatan seseorang. Nilai mencerminkan kualitas pilihan tindakan dan pandangan hidup seseorang. Sebuah interaksi sosial memerlukan nilai, baik itu mendapatkan hak maupun menjalankan kewajiban. Dengan demikian, nilai-nilai mengandung standar normatif dalam perilaku individu maupun dalam masyarakat. Dalam kaitannya dengan organisasi, nilai menjadi sangat penting untuk dipelajari karena nilai menjadi dasar untuk memahami sikap dan motivasi serta Universitas Sumatera Utara 20 karena nilai mempengaruhi persepsi seorang karyawan. Individu-individu memasuki organisasi dengan gagasan dan keyakinan yang dikonsepsikan sebelumnya mengenai “apa yang seharusnya” dan “tidak seharusnya”. Tentu saja gagasan-gagasan itu sendiri tidaklah bebas nilai. Sebaliknya gagasan-gagasan tersebut mengandung penafsiran tentang benar dan salah. Sebagai sebuah ilustrasi misalnya: seorang individu awalnya memiliki sebuah keyakinan bahwa penentuan gaji berdasarkan kinerja adalah benar, sedangkan penentuan gaji berdasarkan senioritas salah atau lebih rendah. Maka, ketika ia bergabung dengan sebuah organisasi yang sebaliknya malah memberi ganjaran berdasarkan senioritas dan buka kinerja. Maka kemungkinan besar individu tersebut akan kecewa, dan ini dapat memicu ketidakpuasan kerja dan keputusan untuk tidak memaksimalkan kinerja. Oleh karena itu, sangat penting bagi sebuah organisasi perusahaan memperhatikan setiap nilai yang dibawa oleh karyawannya, dan menyamakan nilai tersebut dengan visi, praktek serta kebijakan perusahaan atau nilai perusahaan. Hal ini untuk menghindari munculnya rasaketidakpuasan ataupun kekurangsenangan karyawan perusahaan sehingga karyawan bisa lebih menikmati pekerjaannya. Good Corporate Governance GCG sebagai sebuah system nilai mengandung sekumpulan nilai – nilai inti transparansi, kemandirian, akuntabilitas, pertanggung jawaban dan kesetaraan dimana nilai-nilai inti tersebut juga adalah nilai – nilai ideal dari apa yang dinilai baik atau benar oleh semua pihak dalam mengelola perusahaan. Konsep ini mencoba menyelaraskan antara Universitas Sumatera Utara 21 nilai individu dengan nilai perusahaan melalui nilai – nilai yang ideal tersebut. Apabila antara karyawan dengan perusahaan telah tercapai keselarasan nilai, maka ini memberikan keuntungan bagi kedua pihak, disatu sisi karyawan akan lebih bersemangat kerja yang berdampak padapeningkatan kinerja keryawan, sementara dilain sisi dengan meningkatkan kinerja karyawan itu, secara keseluruhan akan membuat performance perusahaan menjadi baik.

2.1.2.3 Internalisasi Good Corporate Governance GCG

Menyadari keuntungan yang diperoleh dari adanya penerapan Good Corporate Governance GCG diatas, maka perlu diadakan pengenalan lebih jauh atas nilai tersebut kepadasemua pihak yang ada dalam perusahaan, agar nilai Good Corporate Governance GCG dapat berfungsi menjadi acuan atau pedoman mereka dalam beraktivitas perusahaan, untuk itu dilakukan sebuah proses yang disebut internasional nilai. Internsional mempunyai arti pendalaman , penghayatan atau pengasingan. Internalisasi Good Corporate Governance GCG disini adalah proses penanamkan dan menumbuhkembangkan secara mendalam prinsip – prinsip Good Corporate Governance GCG ke dalam diri karyawan sehingga menjadi bagian dari diri karyawan tersebut. Apabila individu karyawan telah menghayati atau menjiwai secara mendalam nilai – nilai yang terkandung dalam Good Corporate Governance GCG, maka individu tersebut akan memandang keliru pola tingkah laku yang tidak sesuai dengan nilai – nilai tersebut. Nilai - nilai yang terintenalisasi biasanya berfungsi untuk mengungkapkan kepada pihak luar usaha atau upaya yang dilakukan seseorang secara sengeja Universitas Sumatera Utara 22 untuk menutup - nutupi perasaan hatinya. Itu merupakan bagian dari proses penyesuaian diri dalam usahanya untuk menghindari suatu konflik dengan berpura – pura setuju atau mengikuti perasaan – perasaan abstrak dan norma – norma tertentu, padahal dalam kenyataannya orang itu berpegang pada nilai – nilai yang berlainan. Demikian halnya dengan Good Corporate Governance GCG, nilai – nilai Good Corporate Governance GCG yang terinternalisasi dengan baik dalam jiwa karyawan akan membuat mereka ikut mematuhinya, walaupun mungkin tidak selalu sesuai dengan nilai yang sebelumnya ada dalam diri mereka. Tapi karena Good Corporate Governance GCG merupakan hasil kesepkaatan bersama, maka mau tidak mau mereka harus melaksanakan semua nilai yang terkandung dalam Good Corporate Governance GCG tersebut.

2.1.3 Kinerja Karyawan

Pengertian Kinerja yaitu suatu hasil kerja yang dihasilkan oleh seorang karyawan diartikan untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Menurut Tika 2006:56 Kinerja sebagai hasil-hasil fungsi pekerjaankegiatan seseorang atau kelompok dalam suatu organisasi yang dipengaruhi oleh berbagai faktor untuk mencapai tujuan organisasi dalam periode waktu tertentu. Menurut Mangkunegara 2006:9 kinerja karyawan prestasi kerja adalah hasil dari kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Kinerja seorang karyawan pada dasarnya adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas – tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesanggupan serta waktu Universitas Sumatera Utara 23 Hasibuan, 2005:94. Kinerja merupakan gabungan dari kemampuan dan minat seorang pekerja, kemampuan dan penerimaan atas penjelasan delegasi tugas, serta peran dan tingkat motivasi seorang karyawan.

2.1.3.1 Tujuan Manajemen Kinerja

Tujuan penilaian kinerja atau prestasi kinerja karyawan pada dasarya meliputi Rivai, 2004 :312 : a. Untuk mengetahui tingkat prestasi karyawan selama ini b. Pemberian imbalan yang serasi, misalnya untuk pemberian kenaikan gaji berkala, gaji pokok, kenaikan gaji istimewa, insentif uang c. Mendorong pertanggung jawaban dari karyawan d. Untuk pembeda antar karyawan yang satu dengan yang lain e. Pengembangan SDM yang masih dapat dibedakan lagi kedalam : 1. Penugasan kembali, seperti diadakannya mutasi atau transfer, rotasi pekerjaan 2. Promosi, kenaikan jabatan 3. Training atau latihan f. Meningkatkan motivasi kerja g. Meningkatkan etos kerja h. Memperkuat hubungan antar karyawan dengan supervisor melalui diskusi tentang kemajuan kerja mereka i. Sebagai alat untuk memperoleh umpan balik dari karyawan untuk memperbaiki desain pekerjaan, lingkungan kerja, dan rencana karir selanjutnya Universitas Sumatera Utara 24 j. Membantu menempatkan karyawan dengan pekerjaan yang sesuai untuk mencapai hasil yang baik secara menyeluruh. k. Mengembangkan dan menetaokan kompensasi pekerjaan.

2.1.3.2 Metode Penilaian Kinerja Karyawan

Menurut Rivai 2004: 324 Metode atau teknik penilaian kinerja karyawan dapat digunakan dengan pendekatan yang berorientasi masa lalu dan masa depan. 1 Metode Penilaian Berorientasi Masa Lalu Dengan metode penilaian yang berorientasi pada masa lalu, karyawan dapat memperoleh umpan balik dari upaya – upaya mereka yang mengarah kepada perbaikan – perbaikan kinerja yang meliputi: a. Skala Peringkat Merupakan metode yang paling tua dan paling banyak digunakan dalam penilaian prestasi, di mana para penilai diharuskan melakukan suatu penilaian yang berhubungan dengan hasil kerja karyawan dalam skala-skala tertentu, mulai dari yang paling rendah sampai paling tinggi. b. Daftar Pertanyaan Penilaian berdasarkan metode ini terdiri dari sejumlah pertanyaan yang menjelaskam beraneka macam tingkat perilaku bagi suatu pekerjaan tertentu. c. Metode dengan Pilihan Terarah Metode ini dirancang untuk meningkatkan objektivitas dan mengurangi subjektivitas dalam penilaian. Universitas Sumatera Utara 25 d. Metode Peristiwa Kritis Metode ini merupakan pemilihan yang mendasarkan pada catatan kritis penilai atas perilaku karyawan, seperti sangat baik atau sangat jelek di dalam melaksanakan pekerjaan. e. Metode Catatan Prestasi Metode ini berkaitan erat dengan metode peristiwa kritis, yaitu catatan penyempuraan yang banyak digunakan terutama oleh para profesional. f. Skala Peringkat dikaitkan dengan tingkah laku Metode ini merupakan suatu cara penilaian prestasi kerja karyawan untuk satu kurun waktu tertentu di masa lalu dengan mengaitkan skala peringkat prestasi kerja dengan perilaku tertentu. g. Metode Peninjauan Lapangan Di sini penyelia turun ke lapangan bersama-sama dengan ahli dari SDM. h. Tes dan Observasi Prestasi Kerja Pertimbangan dan keterbatasan penilaian presrasi dapat didasarkan pada tes pengetahuan dan keterampilan, berupa tes tertulis dan peragaan, syaratnya tes harus valid dan dapat dipercaya. i. Pendekatan Evaluasi Komparatif Metode ini mengutamakan perbandingan prestasi kerja seorang dengan karyawan lain yang menyelenggarakan kegiatan sejenis. 2 Metode Penilaian Berorientasi Masa Depan a. Penilaian Diri Sendiri Universitas Sumatera Utara 26 Penilaian diri sendiri adalah penilaian yang dilakukan oleh karyawan sendiri dengan harapan karyawan tersebut dapat lebih mengenal kekuatan-kekuatan dan kelemahannya sehingga mampu mengidentifikasikan aspek-aspek perilaku kerja di masa yang akan datang. b. Manajemen Berdasarkan Sasaran Manajemen berdasaekan sasaran yaitu, suatu bentuk penilaian di mana karyawan dan penyelia bersama-sama menetapkan tujuan-tujuan atau sasaran- sasaran pelaksana kerja di waktu yang akan datang. c. Penilaian Secara Psikologis Proses penilaian yang dilakukan oleh para ahli psikologi untuk mengetahui potensi seseorang yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan seperti kemampuan intelektual, motivasi, dan lain-lain yang bersifat psikologis. d. Pusat Penilaian Pusat penilaian adalah penilaian yang dilakukan melalui serangkaian teknik penilaian dan dilakukan oleh sejumlah penilai untuk mengetahui potensi seseorang dalam melakukan tanggung jawab yang lebih besar.

2.1.3.3 Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Karyawan

Menurut Mangkunegara 2006:13-14 dalam pembahasan mengenai permasalahan kinerja karyawan maka tidak terlepas dari berbagai macam faktor yang mempengaruhi pencapaian kinerja diantaranya : 1 Faktor kemampuan Ability. Secara psikologis, kemampuan terdiri dari kemampuan potensi IQ dan kemampuan reality knowledge + skill diatas rata- rata dengan pendidikan Universitas Sumatera Utara 27 yang memadai untuk jabatannya dan terampil dalam mengerjakan pekrjaan sehari – hari, maka akan lebih mudah mencapai kinerja maksimal. 2 Faktor Motivasi motivation. Motivasi diartikan suatu sikap terhadap situasi kerja di lingkungan organisasinya. Mereka yang bersikap positif terhadap situasi kerjanya akan menunjukkan motivasi kerja tinggi dan sebaliknya jika mereka bersikap negative terhadap situasi kerjanya akan menunjukkan motivasi kerja yang rendah. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakkan diri karyawan yang terarah untuk mencapai tujuan kerja. Sedangkan menurut Siagian 2007:114, ada banyak faktor yang mempengaruhi kinerja yaitu : 1. Gaji yang cukup 2. Lingkungan dan iklim kerja 3. Harga diri perlu mendapat perhatian 4. Menempatkan pegawai pada posisi yang tepat 5. Memberikan kesempatan untuk maju 6. Perasaan aman untuk masa depan perlu diperhatikan 7. Usahakan agar karyawan mempunyai loyalitas 8. Sesekali para karyawan perlu diajak berunding 9. Pemberian insentif yang menyenangkan 10. Kapasitas kerja Universitas Sumatera Utara 28

2.1.4 Indikator Kinerja Karyawan Sutrisno 2009:152 menjelaskan ada enam indikator kinerja yaitu:

1. Hasil kerja Meliputi tingkat kualitas maupun kuantitas yang telah dihasilkan dan sejauh mana pengawasan dilakukan. 2. Pengetahuan pekerjaan. Tingkat pengetahuan yang terkait dengan tugas dan pekerjaan yang akan berpengaruh langsung terhadap kuantitas dan kualitas hasil kerja. 3. Inisiatif Tingkat inisiatif selama melaksanakan tugas pekerjaan khususnya dalam hal penanganan masalah – masalah yang timbul. 4. Kecekatan mental. Tingkat kemampuan dan kecepatan dalam menerima instruksi kerja dan menyesuaikan dengan cara kerja serta situasi kerja yang ada. 5. Sikap. Tingkat semangat kerja serta sikap positif dalam melaksanakan tugas pekerjaan, 6. Disiplin waktu dan absensi

2.1.5 Pengaruh Penerapan Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance GCG Terhadap Kinerja Karyawan

Karyawan adalah aset terpenting untuk berlangsungnya kegiatan operasional setiap perusahaan, termasuk BUMN. Maju dan tidak majunya sebuah BUMN salah satunya, ditentukan oleh faktor kinerja karyawan yang dimilikinya. Universitas Sumatera Utara 29 Semakin bagus kualitas atau kinerja karyawan maka akan berdampak positif terhadap kinerja BUMN yang bagus pula, demikian sebaliknya. Good Corporate Governance GCG adalah sebuah sistem nilai yang terdiri dari sekumpulan nilai – nilai inti yang berfungsi untuk mengarahkan dan mengendalikan organisasi kearah yang ideal. Penerapan konsep Good Corporate Governance GCG dalam sebuah perusahaan memungkinkan di perbaikinya kinerja karyawan yang sebelumnya buruk menjadi baik. Hal ini dilakukan melalui transformasi nilai-nilai yang terkandung didalam prinsip Good Corporate Governance GCG ke dalam kegiatan sehari-hari pekerja dan jajaran manajemen perusahaan. Nilai-nilai tersebut akan mempengaruhi perilaku setiap individu yang pada akhirnya akan mempengaruhi kinerjanya. Menurut Pabundu 2006:15, nilai yang dianut seseorang dapat mempengaruhi perilaku atau tingkah lakunya, sebab apa pun yang dilakukannya dibimbing dan berpedoman pada nilai-nilai yang dianutnya. Dalam sebuah organisasi atau perusahaan, nilai yang dianut seorang anggota akan mempengaruhi tingkah lakunya dalam beriteraksi dengan anggota lain maupun dalam melaksanakan tugas. Penerapan konsep prinsip-prinsip Good Corporate Governance GCG dalam perusahaan umumnya masih bersifat abstrak, belum membumi. Untuk itu perlu ada semacam norma atau pedoman dalam berprilaku yang bersifat membumi dan terukur yang mengikat seluruh anggota sehingga bersedia secara sukarela dan tulus untuk menerapkan setiap prinsip Good Corporate Governance GCG. Norma atau pedoman berprilaku yang dimaksud adalah kode etik Universitas Sumatera Utara 30 perusahaan Code of Conduct. Code of Conduct merupakan bagian terpadu dari Good Corporate Governance GCG yang berisi norma tertulis yang menjadi standar prilaku dan komitmen seluruh karyawan dalam kegiatan operasional perusahaan maupun berperilaku kepada stakeholder. Code of Conduct merupakan hasil kesepakatan antara berbagai pihak, termasuk antara manajemen perusahaan dengan karyawan. Komitmen perusahaan seperti yang tertuang dalam Pedoman Perilaku Perusahaan atau Code of Conduct PTPN IV Persero Bahbutong adalah untuk meraih kinerja puncak perusahaan dan menerapkan prinsip-prinsip Good Corporate Governance GCG. Oleh karena itu, melalui adanya Code of Conduct dalam perusahaan, maka diharapkan pula Good Corporate Governance GCG dapat secara optimal dilaksanakan. Berdasarkan uraian di atas maka disebutkan bahwa dalam rangka penerapan Good Corporate Governance GCG yang lebih efektif, maka dibutuhkan Code of Conduct yang mengatur bagaimana karyawan berprilaku dalam kegiatan operasional maupun berprilaku kepada stakeholder, yang pada akhirnya berpengaruh positif terhadap peningkatan kinerja karyawan perusahaan. Dengan demikian jelaslah penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance GCG akan berpengaruh terhadap kinerja karyawan sebuah perusahaan. Universitas Sumatera Utara 31

2.2 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Nama Peneliti Variabel Penelitian Judul Penelitian Hasil Penelitian Maria Ulfa 2005 Good Corporate Governane Penerapan Prinsip Good Corporate Governance pa BUMN PTPN III Persero Sei Sikambinga Medan GCG sudah mulai diimplementasikan. Namun, belum sepenuhnya sebab implementasi GCG tersebut dilakukan secara bertahap. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa penerapan prinsip GCG di PTPN III sudah diterapkan dalam perusahaan sebagai upaya untuk meningkatkan nilai perusahaan melalui kerja sama yang baik diantara organ-organ perusahaan. Maf‟ul Taufiq 2013 GCG X Kinerja Keuangan Y Pengaruh Penerapan GCG tehadap kinerja keuangan dengan menggunakan manajemen laba sebagai variabel intervening studi pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Penerapan GCG berpengaruh signifikan secara langsung terhadap Kinerja Keuangan KK. Dan penerapan GCG dengan menggunakan Manajemen Laba sebagai veriabel intervening tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan, artinya Manajemen Laba bukan Universitas Sumatera Utara 32 merupakan variabel yang baik dalam memediasi hubungan antara GCG dengan Kinerja Keuangan KK, dan GCG tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba serta manajemen laba berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kinerja keuangan. Kesuma 2005 Corporate Governance X, Kinerja Y Pengaruh Penerepan Corporate Governance terhadap Kinerja Perusahaan Manufaktur yang Listing di Bursa Efek Jakarta Model penelitian telah sesuai, hal ini dapat dilihat dari nilai signifikan F yang lebih kecil dari 0,05. Variabel yang mempengaruhi kinerja perusahaan adalah variabel komite audit dan juga komite control yaitu laverage.

2.3 Kerangka Konseptual