BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Terhentinya suatu proses pada lantai produksi sering kali disebabkan adanya masalah dalam mesinperalatan produksi, misalnya mesin berhenti secara
tiba-tiba, menurunnya kecepatan produksi mesin, lamanya waktu setup dan adjusment, mesin menghasilkan produk yang cacat dan mesin beroperasi tetapi
tidak menghasilkan produk. Hal ini akan menimbulkan kerugian pada perusahaan karena selain dapat
menurunkan tingkat efisiensi dan efektifitas mesin peralatan mengakibatkan adanya biaya yang harus dikeluarkan akibat kerusakan tersebut.
PT. PP LONDON SUMATERA INDONESIA, Tbk BAGERPANG POM merupakan perusahaan yang bergerak dalam produksi Crude Palm Oil CPO
yang tidak terlepas dari masalah yang berkaitan dengan efektivitas mesinperalatan. Oleh karena itu diperlukan langkah-langkah untuk mencegah atau
mengatasi masalah tersebut. Total productive maintenance TPM merupakan pengembangan ide dari
productive maintenance adalah metode pemeliharaan mesin dan peralatan. TPM berkembang dari sistem maintenance tradisional yang melibatkan semua
departemen dan semua orang untuk ikut berpartisipasi dan mengemban tanggung jawab dalam pemeliharaan mesinperalatan. Langkah untuk mencegah atau
mengatasi masalah tersebut dalam usaha peningkatan efisiensi produksi dilakukan dengan TPM yang menggunakan metode Overall Equipment Effectiveness OEE
sebagai alat yang digunakan untuk mengukur dan mengetahui kinerja mesinperalatan.
Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran tentang kesesuaian faktor-faktor yang menentukan kebutuhan penerapan total productive maintenance
dengan kondisi perusahaan dan melihat faktor mana dari six big losses tersebut yang dominan mempengaruhi terjadinya penurunan efektivitas mesinperalatan.
Dengan demikian penulisan ini akan memberikan usulan perbaikan efektivitas
Universitas Sumatera Utara
mesinperalatan dalam usaha meningkatkan efisiensi produksi pada perusahaan melalui penerapan total productive maintenance.
1.2. Pokok Permasalahan
Pembangkit listrik sering mengalami gangguan energi yang diproduksinya. Dugaan sementara hal ini dikarenakan mesin pembangkit mengalami gangguan
operasional. Sebagaimana diketahui bahwa mesin sering mengalami penurunan yang diduga pada sektor Availability, Performance Efficiency, dan Rate of Quality
Product Penulis melihat bahwa OEE Overall Equipment Effectiveness mampu menghitung nilai efektivitas dan efisiensi Generator Diesel dengan parameter
penyebabnya yang disebut Six Big Losses. Penulis juga menduga hal yang sama terjadi pada sistem Generator Diesel Pemangkit.
1.3. Rumusan Masalah