Kepemimpinan .1 Pengertian Kepemimpinan dan Jenis-jenis Gaya kepemimpinan
112
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kepemimpinan 2.1.1 Pengertian Kepemimpinan dan Jenis-jenis Gaya kepemimpinan
Kepemimpinan di sebuah organisasi baik pemerintahan atau swasta sangat berperan penting untuk keberhasilan dalam mencapai tujuan yang ingin dicapai.
Untuk itu, seorang pemimpin yang diberikan kepercayaaan dan kewenangan yang lebih tinggi dibandingkan lainnya harus memiliki kemampuan dan keterampilan
yang lebih baik agar dapat memajukan organisasi lebih baik di masa mendatang. Menurut Wibowo 2013:264, kepemimpinan adalah tentang mempengaruhi,
medisiplin kerja, dan memungkinkan orang lain memberikan kontribusi kearah efektivitas dan keberhasilan organisasi dimana mereka menjadi anggotanya.
Menurut Sunyoto 2015:84, kepemimpinan adalah proses mempengaruhi orang lain untuk memahami dan setuju dengan apa yang harus mereka lakukan
dan bagaimana melakukan tugas tersebut secara efektif, serta proses untuk memfasilitasi upaya individu dan kelompok mencapai tujuan bersama shared
goal. Sedangkan menurut Arifin 2012:2, kepemimpinan adalah sebagai proses mengarahkan dan mempengaruhi aktivitas yang berkaitan dengan tugas dari para
anggota kelompok sehingga ditemukan 3 implikasi yaitu kepemimpinan: 1. Harus melibatkan orang lain bawahan pengikut
2. Mencakup distribusi kekuasaan yang tidak sama antara pemimpin dan anggota, terdiri dari :
Universitas Sumatera Utara
113
a. Kekuasaan imbalan reward power b. Kekuasaan paksaan coercive power
c. Kekuasaan sah legitimate power d. Kekuasaan referensi referent power
e. Kekuasaan ahli expert power. 3. Kemampuan untuk menggunakan berbagai bentuk kekuasaan untuk
mempengaruhi perilaku pengikut melalui sejumlah cara. Berdasarkan pengertian kepemimpinan di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa kepemimpinan merupakan sebuah proses untuk mengarahkan, medisiplin kerja dan mempengaruhi orang lain agar mau melakukan pekerjaan yang
diperintahkan untuk mencapai tujuan yang akan dicapai. Pada dasarnya setiap orang dilahirkan untuk menjadi pemimpin, akan
tetapi pada pelaksanaan dilapangan tidak semua orang memiliki jiwa kepemimpinan seperti yang diharapkan. Sehingga untuk menjadi seorang
pemimpin bukan hanya dari sejak dilahirkan akan tetapi bisa dilatih dengan berbagai kejadian atau pengalaman hidup sehingga menjadikan individu tersebut
mampu untuk menjadi seorang pemimpin. Pada hakekatnya, di lapangan dapat dijumpai bahwa ada banyak gaya
kepemimpinan yang digunakan oleh seorang pemimpin dan menggabungkan gaya kepemimpinan sesuai dengan kebutuhan dan tujuan yang akan dicapai. Setiap
gaya kepemimpinan yang ada pada dasarnya mempunyai kelebihan dan kekurangan tersendiri sehingga hal ini memberikan pilihan atau alternatif bagi
Universitas Sumatera Utara
114
pemimpin tersebut. Menurut Sutrisno 2010:222, terdapat banyak gaya kepemimpinan yaitu:
1. Gaya persuasif, yaitu gaya memimpin dengan menggunakan pendekatan yang menggugah perasaan, pikiran, atau dengan kata lain dengan
melakukan ajakan atau bujukan. 2. Gaya refresif, yaitu gaya kepemimpinan dengan cara memberikan tekanan,
ancaman, sehingga bawahan merasa ketakutan. 3. Gaya partisipasif, yaitu gaya kepemimpinan dimana memberikan
kesempatan kepada bawahan untuk itu secara aktif baik mental, spiritual, fisik maupun materil dalam kiprahnya di organisasi.
4. Gaya inovatif, yaitu pemimpin yang selalu berusaha dengan keras untuk menwujudkan usaha-usaha pembaharuan di dalam segala bidang, baik
politik, ekonomi, politik, sosial, budaya atau setiap produk terkait dengan kebutuhan manusia.
5. Gaya investigatif, yaitu gaya pemimpin yang selalu melakukan penelitian yang disertai dengan rasa penuh kecurigaan terhadap bawahannya
sehingga menimbulkan yang menyebabkan kreativitas, inovasi, serta inisiatif dari bawahan kurang berkembang, karena bawahan takut
melakukan kesalahan-kesalahan. 6. Gaya inspektif, yaitu pemimpin yang suka melakukan acara-acara yang
sifatnya protokoler, kepemimpinan dengan gaya inspektif menuntut penghormatan bawahan, atau pemimpin yang senang apabila dihormati.
Universitas Sumatera Utara
115
7. Gaya motivatif, yaitu pemimpin yang dapat menyampaikan informasi mengenai ide-ide, program-program, kebijakan-kebijakan kepada bawahan
dengan baik. 8. Gaya naratif, yaitu pemimpin yang bergaya naratif merupakan pemimpin
yang banyak bicara namun tidak disesuaikan dengan yang dia kerjakan, atau dikatakan pemimpin yang banyak bicara sedikit bekerja.
9. Gaya edukatif, yaitu pemimpin yang suka melakukan pengembangan bawahan dengan cara memberikan pendidikan dan keterampilan kepada
bawahan, agar bawahan memiliki wawasan dan pengalaman yang lebih baik dari hari ke hari. Dengan demikian seorang pemimpin bergaya
edukatif takkan pernah menghalangi bawahan yang ingin mengembangkan pendidikan dan keterampilan.
10. Gaya retrogresif, yaitu pemimpin yang tidak suka melihat maju, apalagi melebihi dirinya. Pemimpin dengan gaya retrogresif selalu menghalangi
bawahan untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan. Menurut Lestariyo 2014:100, gaya kepempinan adalah suatu model yang
digunakan pemimpin dalam berinteraksi dengan bawahan, yaitu: 1. Kepemimpinan otokratis, pemimpin biasanya mengmabil keputusan tanpa
konsultasi dengan tim kerja yang melaksanakannya. Kepemimpinan ini tidak akan efisien dalam jangka panjang.
2. Kepemimpinan demokratis, pemimpin hampir selalu melibatkan tim kerja yang melaksanakan langkah proses pembuatan keputusan. Kelemahan
pendekatan ini adalah bahwa tidak selalu keputusan yang disukai banyak
Universitas Sumatera Utara
116
pihak merupakan keputusan yang benar dan terbaik. Gaya ini juga mengarah pada sikap kompromis, sehingga pada akhirnya dapat
memberikan hasil yang tidak diharapkan. 3. Kepemimpinan partisipatif, pemimpin hanya sedikit memegang kendali
dalam pengambilan keputusan. Pemimpin hanya mengarahkan tim untuk mencapai Konsensus. Kelemahan gaya ini adalah terlalu banyak buang
waktu dan tidak dapat berjalan lancar bila semua orang yang terlibat memiliki komitmen yang tinggi terhadap kepentingan organisasi.
4. Kepemimpinan berorientasi pada tujuan, pemimpin meminta anggota tim untuk memusatkan perhatian hanya pada tujuan. Hanya strategis yang
dapat menghasilkan kontribusi nyata dan dapat diukur dalam mencapai tujuan organisasi yang dibahas. Kelemahan pada pendekatan ini adalah
terlalu memiliki fokus yang sempit. 5. Kepemimpinan situasional, pendekatan yang digunakan adalah bahwa
tidak ada satupun gaya kepemimpinan yang tepat bagi setiap manajer pada semua kondisi, sehingga pendekatannya adalah penerapan gaya tertentu
berdasarkan pertimbangan situasi dan kondisi dinamika kelompok.