PROSEDUR PENELITIAN METODE PENELITIAN

commit to user 35

H. PROSEDUR PENELITIAN

Prosedur Penelitian Tindakan Kelas yang akan dilakukan oleh peneliti dilakukan dalam tiga siklus yang dapat digambarkan sebagai berikut : Prosedur Penelitian Tindakan Kelas Dilanjutkan ke siklus berikutnya Gambar 2 : Siklus Penelitian Tindakan Kelas Suharsimi Arikunto, Suhardjono dan Supardi, 2006:74 Permasalahan Perencanaan Tindakan I Pelaksanaan Tindakan I Refleksi I Pengamatan Pengumpulan Data I Perencanaan Tindakan II Pelaksanaan Tindakan II Refleksi II Pengamatan Pengumpulan Data Permasalahan baru hasil refleksi Apabila Permasalahan belum terselesaikan commit to user 36 Pelaksanaan Penelitian

1. Kondisi Awal Pratindakan

Sebelum melaksanakan penelitian, diadakan kegiatan survei awal dan pengamatan untuk mengetahui keadaan sebenarnya yang ada di lapangan. Disamping melakukan pengamatan langsung, juga melakukan wawancara dengan guru dan siswa serta melakukan tes guna mengetahui seberapa jauh kemampuan keterampilan siswa dalam menulis deskripsi. Kegiatan pratindakan dilaksanakan pada hari Sabtu, 15 Mei 2010 pukul 07.00-08.00 WIB. Pada kegiatan pratindakan ini disepakati bahwa guru melaksanakan proses belajar-mengajar Mata Pelajaran Bahasa Indonesia dengan materi menulis karangan deskripsi seperti biasa dan peneliti akan mengamati jalannya pembelajaran yang terjadi di kelas sebagai partisipan pasif. Setelah menyampaikan materi, guru kemudian melaksanakan suatu tes untuk mengetahui tingkat keterampilan siswa dalam menulis karangan deskripsi. Hasil tulisan siswa menunjukkan bahwa keterampilan menulis karangan deskripsi siswa kelas V SD Negeri Begalon I Surakarta masih rendah. Hal tersebut diindikasikan oleh : 1 siswa belum mampu menyesuaikan antara judul tulisan dengan isi tulisan sehingga cerita masih sulit dipahami, 2 kemampuan siswa dalam memilih kosakata masih banyak yang kurang tepat, 3 siswa belum mampu menulis dengan memperhatikan penggunaan ejaan, dan tanda baca dengan tepat, 4 kerapian tulisan siswa masih kurang, masih banyak berdapat coretan. Dari kegiatan wawancara dengan guru bidang studi Bahasa Indonesia yang menjadi patner dalam penelitian ini, serta dari observasi peneliti terhadap kegiatan belajar-mengajar di kelas yang dilaksanakan oleh guru yang bersangkutan, diketahui bahwa kondisi tersebut disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut : a. Guru Kesulitan Dalam Membangkitkan Minat Siswa Dalam melakukan kegiatan observasi di kelas dan melakukan wawancara dengan siswa dan guru kelas V SD Negeri Begalon I Surakarta, diketahui bahwa dalam pembelajaran menulis deskripsi yang dilaksanakan, siswa menunjukkan sikap yang kurang berminat dan kurang antusias. Siswa commit to user 37 terlihat bosan dan tidak menaruh perhatian sepenuhnya pada pelajaran. Saat disuruh membuat tulisan deskripsi, siswa pada umumnya mengeluh terlalu sulit dan malas serta kesulitan menentukan pilihan kata dan tanda baca yang tepat. Selain itu, guru juga cenderung berdiri di depan dengan metode ceramah serta mengandalkan LKS sebagai penunjang pembelajaran. Guru jarang melibatkan siswa dalam praktik menulis itu sendiri. b. Guru Kesulitan Mengelola Kelas Saat melakukan observasi lapangan yang dilaksanakan pada waktu pembelajaran menulis deskripsi di kelas V, terlihat guru mengalami kesulitan dalam mengelola kelas. Hal ini diketahui dengan adanya sebagian siswa yang asyik berbicara dengan temannya saat pembelajaran berlangsung, bahkan sampai suara guru kadang tidak terdengar dengan jelas. Selain itu juga ada siswa yang mondar-mandir ke tempat duduk temannya hanya untuk meminjam alat tulis, seperti penggaris, bolpoin, atau penghapus yang sekiranya tidak begitu penting. Ada juga siswa yang minta ijin untuk ke kamar kecil. Namun juga ditemukan siswa yang memperhatikan guru saat pembelajaran berlangsung, tetapi siswa yang memperhatikan hanya sebagian kecil saja, sehingga kondisi kelas kurang begitu mendukung untuk pencapaian hasil pembelajaran yang maksimal. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru pada akhir pembelajaran, keadaan tersebut memang diakui oleh guru yang bersangkutan. Guru mengungkapkan bahwa hal tersebut disebabkan karena guru terlalu sabar dan bersikap kurang tegas, sehingga siswa merasa bebas melakukan aktivitas apa saja saat proses belajar mengajar berlangsung, walaupun aktivitas siswa itu mengganggu kegiatan belajar mengajar. Menurut pengakuan siswa yang diwawancari, bahwa guru bersikap santai terhadap tindakan siswa yang kurang tepat tersebut. Guru kurang tegas, tidak berani memberikan getakan ataupun hukuman bagi siswa yang melakukan tindakan seenaknya sendiri saat pembelajaran berlangsung. Guru hanya menghimbau siswa agar tidak ramai itu saja. commit to user 38 c. Guru Kesulitan Menemukan Teknik yang Tepat Selama ini, metode yang digunakan guru dalam mengajarkan materi menulis deskripsi adalah metode ceramah. Pada awal kegiatan belajar mengajar, guru menerapkan pengertian menulis deskripsi sambil memberi pertanyaan-pertanyaan sederhana mengenai tulisan deskripsi. Selanjutnya, guru mengajarkan kepada siswa tentang langkah-langkah menulis deskripsi. Akan tetapi, siswa justru diminta untuk membuat tulisan deskripsi sesuai dengan penjelasan yang telah guru sampaikan, sehingga membuat siswa merasa pembelajaran kurang menarik, membosankan, dan monoton, terutama dalam pembelajaran menulis deskripsi yang seharusnya siswa merasakan pembelaajran menarik dan menyenangkan. Guru belum mengembangkan pendekatan pembelajaran yang menarik dan belum memanfaatkan sumber belajar selain buku dan LKS. Selain itu, guru juga kesulitan mendapatkan sumber referensi mengenai tulisan deskripsi. Hal ini terbukti dengan sedikitnya materi yang tercantum dalam LKS maupun buku paket sebagai buku panduan utama pembelajaran bahasa Indonesia. Di samping itu, guru juga belum memanfaatkan fasilitas yang disediakan oleh sekolah secara maksimal sebagai sumber belajar yang dapat menunjang proses pembelajaran. Ketersediaan perpustakaan, kantin, taman sekolah, kebun sekolah belum dimanfaatkan sebagai sumber belajar terutama dalam pembelajaran menulis deskripsi. Sehubungan dengan hasil observasi tersebut, guru dan peneliti berdiskusi dan berkolaborasi sehingga menghasilkan kesepakatan, bahwa untuk mengatasi permasalahan dalam pembelajaran menulis deskripsi adalah dengan melakukan tindakan dengan menggunakan pendekatan kontekstual. d. Siswa Tidak Mengembangkan Kebiasaan Menulis Pada Saat Pembelajaran Bahasa Indonesia Dalam kegiatan wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan siswa dan guru, terungkap bahwa siswa tidak terbiasa menulis pada saat pelajaran Bahasa Indonesia. Menurut keterangan dari guru, siswa tidak tertarik dengan pelajaran menulis karena tidak terbiasa dengan budaya menulis, apalagi menulis deskripsi. Menulis merupakan sesuatu yang berat sehingga pada saat mendapat tugas menulis, siswa cenderung malas dan siswa merasa kesulitan commit to user 39 dalam mengungkapkan pikirannya dalam bentuk tulisan deskripsi. Selain itu siswa juga merasa kesulitan menentukan kosakata yang tepat, hal ini dapat dibuktikan oleh peneliti saat melakukan pengamatan terhadap hasil tulisan deskripsi siswa yang dirasa masih sulit dipahami. Saat mengikuti pelajaran menulis deskripsi, diketahui siswa langsung ditugasi untuk menulis tanpa dibekali dengan pengetahuan yang cukup mengenai tujuan menulis, manfaat menulis, dan penggunaan kosakata maupun tanda baca yang tepat. Penilaian yang dilakukan guru dalam pembelajaran menulis deskripsi juga belum mengacu pada aspek-aspek penilaian dalam kriteria penilaian tulian, misalnya ejaan maupun tanda baca, pilihan kata, ketepatan isi, dan kerapian tulisan. Guru selama ini menggunakan penilaian menulis hanya berdasarkan kerapian tulisan, panjang tulisan, dan tidak terlalu banyak coretan, sehingga siswa dalam mengerjakan tugas menulis deskripsi lebih mementingkan memperbanyak dan memperpanjang tulisan, meskipun kata-katanya diulang dan kejelasan dari tulisan kurang terlihat, tanpa menghiraukan tujuan dari menulis deskripsi yaitu memberikan gambaran yang jelas tentang pengalaman yang dialami. e. Siswa Sulit Membedakan antara Paragraf yang Satu dengan Paragraf yang Lain Dalam kegiatan menulis deskripsi pada umumnya siswa mengalami kesulitan untuk membedakan paragraf yang satu dengan paragraf yang lain. Hal ini terbukti dari hasil tulisan siswa yang belum semuanya mengarah pada tulisan menjelaskan atau memaparkan. Sebagian besar siswa justru membuat tulisan argumentasi dan eksposisi. Berdasarkan hasil pengamatan pada pratindakan, terlihat siswa masih mengalami kesulitan dalam menulis deskripsi yang baik, terbukti dari hasil pekerjaan menulis deskripsi, dari jumlah 20 siswa yang belum mencapai Kriteria Kelulusan Minimal KKM yang telah ditetapkan yaitu 65 adalah 11 siswa. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa keterampilan menulis deskripsi siswa kelas V SD Negeri Begalon I Surakarta masih rendah. commit to user 40

2. Pelaksanaan Tindakan

Tindakan untuk mengatasi permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran menulis deskripsi sekaligus untuk meningkatkan keterampilan menulis deskripsi dan hasilnya dilakukan dalam tiga siklus. Setiap siklus terdiri dari empat kegiatan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, serta analisis dan refleksi. Masing-masing siklus dapat dideskripsikan sebagai berikut :

a. Siklus I 1 Perencanaan

Kegiatan perencanaan ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 15 Mei 2010 di SD Negeri Begalon I Surakarta. Pada kesempatan tersebut peneliti dengan guru membahas langkah-langkah dalam pembelajaran, khususnya menulis deskripsi. Setelah itu disepakati pembelajaran dengan pendekatan kontekstual yang akan dilakukan oleh guru. Menurut kesepakatan antara guru dengan peneliti, tindakan pada siklus I akan dilaksanakan dalam dua kali pertemuan. Pertemuan pertama pada hari Rabu, 19 Mei 2010 di ruang kelas V dan pertemuan kedua pada hari Kamis, 20 Mei 2010 juga di ruang kelas V. Tahap perencanaan tindakan pada siklus I meliputi kegiatan sebagai berikut : Peneliti dan Guru kelas V menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP yang akan dilaksanakan pada hari Rabu dan Kamis tanggal 19 dan 20 Mei 2010. Pada hari pertama yaitu Rabu tanggal 19 Mei 2010 pada jam ke-3 dan ke-4 selama 70 menit. Dari selama waktu 70 menit digunakan untuk kegiatan awal pembelajaran selama 15 menit, untuk kegiatan inti pembelajaran selama 30 menit, dan untuk kegiatan akhir selama 25 menit. Pertemuan kedua jatuh pada hari Kamis tanggal 20 Mei 2010 pada jam ke-2 dan ke-3 selama 70 menit. Untuk kegiatan awal pembelajaran selama 15 menit, untuk kegiatan ini pembelajaran selama 30 menit, dan untuk kegiatan akhir pembelajaran selama 25 menit. Rencana commit to user 41 Pelaksanaan Pembelajaran yang disusun berdasarkan silabus Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP tahun 2007. Rencana pembelajaran yang akan dilaksanakan adalah pembelajaran menulis deskripsi yang dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan kontekstual. Penggunaan pendekatan kontesktual tersebut bertujuan supaya proses dan hasil pembelajaran yang diperoleh bisa lebih baik daripada pembelajaran yang sebelumnya. Ide penggunaan pendekatan kontekstual diperoleh dari diskusi yang telah dilaksanakan oleh guru kelas V dengan peneliti dalam menanggapi proses dan hasil pembelajaran menulis deskripsi pada kondisi awal. Sehubungan pendekatan kontekstual contextual teaching and learning merupakan konsep belajar, guru menghadirkan dunia nyata ke dalam kelas dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari – hari, sementara siswa memperoleh pengetahuan dan ketrampilan dari konteks yang terbatas, sedikit demi sedikit, dan dari proses mengkontruksi sendiri, sebagai bekal untuk memecahkan masalah dalam kehidupannya sebagai anggota masyarakat, maka Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP disusun senyata mungkin supaya ketujuh unsur dari pendekatan kontekstual dapat terangkum dalam pembelajaran yang dilaksanakan tanpa meninggalkan kesan bermakna dan menyenangkan pada siswa. Ketujuh komponen utama pendekatan kontekstual tersebut, antara lain: kontruktivisme Contructivisme, menemukan Inquiry, masyarakat belajar Learning Community, bertanya Questioning, pemodelan Modelling, refleksi Reflection, dan penilaian yang sebenarnya Assesment Autenthic. 2 Pelaksanaan Sebagaimana yang telah guru dan peneliti sepakati sebelumnya, tindakan pada siklus I dilaksanakan dalam dua kali pertemuan. Alokasi waktu masing-masing pertemuan adalah 2 x 35 menit 70 menit. Pertemuan pertama dilaksanaskan pada hari Rabu, 19 Mei 2010 dan commit to user 42 pertemuan kedua pada hari Kamis, 20 Mei 2010 di ruang kelas V. Peneliti berada di bangku paling belakang agar tidak mengganggu kegiatan belajar- mengajar dan bertindak sebagai partisipan pasif untuk mengamati jalannya pembelajaran dengan berpedoman pada lembar observasi. Materi pembelajaran pada siklus I adalah materi tentang karangan deskripsi, dengan tujuan siswa diharapkan dapat mengembangkan keterampilan menulis deskripsi dalam bentuk karangan berdasarkan pengalaman yang pernah dialami dalam kehidupan sehari-hari. Urutan pelaksanaan tindakan pada siklus I pertemuan pertama adalah sebagai berikut: a Guru masuk kelas dengan mengucapkan salam, kemudian mengajak semua siswa untuk berdoa, dan dilanjutkan mengabsen siswa agar tahu jumlah siswa yang masuk maupun yang tidak masuk. Pada pertemuan pertama siklus I semua siswa masuk. Hal ini dilakukan sebagai upaya mengkondisikan siswa. b Guru menyampaikan kompetensi dasar, indikator, dan tujuan pembelajaran pada pertamuan kali ini yaitu tentang menulis deskripsi. c Guru melakukan tanya jawab dengan siswa tentang benda-benda yang disukai. Hal tersebut sebagai salah satu bentuk apersepsi yang mengantarkan peserta didik menuju pembelajaran utama. Pelaksanaan kegiatan ini komponen pendekatan kontekstual yang dicakup adalah bertanya questioning. d Siswa dibentuk menjadi beberapa kelompok e Guru menunjuk salah satu siswa untuk membacakan contoh karangan deskripsi. Permodelanmodeling. f Guru menjelaskan cara menyimpulkan isi karangan dengan tepat g Siswa menuliskan isi karangan bersama kelompoknya berdasarkan contoh karangan yang dibaca, kemudian dilaporkan. Kegiatan ini merupakan komponen pendekatan kontekstual yang dicakup adalah menemukan Inquiry. h Guru dan siswa menyimpulkan isi karangan yang paling tepat. commit to user 43 i Guru dan siswa menyimpulkan hasil pembelajaran. j Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mengamati objek pasar dalam bentuk karangan untuk pembelajaran berikutnya Pertemuan kedua pada siklus I, sama halnya pada pertemuan pertama yaitu guru bertindak sebagai pemimpin jalannya kegiatan belajar mengajar, sedangkan peneliti melakukan observasi atau pengamatan terhadap proses pembelajaran. Pembelajaran kedua siklus I ini dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 20 Mei 2010 selama 70 menit 2 x 35 menit, yakni pada jam ke-2 dan ke-3 di ruang kelas V SD Negeri Begalon I Surakarta. Adapun urutan pelaksanaan tindakan siklus I pertemuan kedua, adalah sebagai berikut: a Guru masuk kelas dengan mengucapkan salam, kemudian mengajak semua siswa untuk berdoa, dan dilanjutkan mengabsen siswa agar tahu jumlah siswa yang masuk maupun yang tidak masuk. Pada pertemuan kedua siklus I semua siswa masuk. b Guru melakukan apersepsi dengan menanyakan tentang tugas yang telah diberikan pada pertemuan sebelumnya, yaitu untuk mengamati objek pasar dalam bentuk karangan bertanyaQuestioning. c Siswa membentuk beberapa kelompok masyarakat belajarLearning Community. Siswa menceritakan secara bergantian tentang obyek pasar yang siswa amati. Cerita antara siswa yang satu dengan siswa yang lain berbeda-beda karena pasar yang siswa amati juga berbeda. d Siswa membacakan sebuah contoh karangan deskripsi. Pemodelan Modeling. e Guru menjelaskan langkah-langkah menulis deskripsi yang berawal dari menyebutkan ciri-ciri hingga menjadi sebuah karangan. f Siswa menuliskan ciri-ciri pasar berdasarkan tugas pengamatan yang dilakukan sebelumnya menemukanInquiry, commit to user 44 g Dengan bimbingan guru, siswa mengubah ciri-ciri pasar dalam bentuk kalimat yang baik. h Siswa menggabungkan kalimat-kalimat yang telah dibuat menjadi sebuah paragraf. konstruktivismeconstructivism i Siswa membacakan hasil karangan di depan kelas. Kegiatan ini komponen yang tercakup adalah penilaian sebenarnyaauthentic assessment. Penilaian yang dilakuka buka hanya hasil yang dibacakan saja tetapi juga termasuk proses penulisannya, bentuk tulisannya, dan penyajian tulisan tersebut. Karangan yang terbaik dipajang di papan pajangan sebagai bentuk penghargaan bagi siswa yang terbaik. j Guru melakukan refleksi yaitu bertanya kepada siswa tentang pelajaran yang sudah didapat. Apakah pembelajarannya kurang menarik atau kekurangan apa yang masih harus diperbaiki dalam pembelajaran supaya pembelajaran berikutnya dapat lebih baik. Kegiatan ini mencakup komponen refleksi reflection. 3 Pengamatan Pada saat observasi, peneliti menjadi partisipan pasif yang duduk di kursi paling belakang untuk mengamati suasana pembelajaran. Sesekali, peneliti mengambil gambar dari arah belakang untuk keperluan dokumentasi. Kegiatan pengamatan dilaksanakan pada saat pembelajaran menulis deskripsi melalui pendekatan kontekstual. Pertemuan pertama siklus I berlangsung pada hari Rabu, 19 Mei 2010 di ruang kelas V, semua siswa masuk. Pengamatan pada pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Kamis, 20 Mei 2010 juga berada di ruang kelas V, semua siswa juga masuk. Pada pertemuan kedua, guru juga mengajarkan materi menulis deskripsi dengan menggunakan pendekatan kontekstual. Pada pembelajaran kondisi awal dilakukan dengan cara dibacakan sedikit tentang materi menulis deskripsi, kemudian siswa langsung ditugasi untuk menulis tanpa dibekali dengan pengetahuan yang cukup mengenai tujuan menulis, manfaat menulis, dan penggunaan kosakata maupun tanda baca yang tepat. Tetapi dalam dua commit to user 45 pertemuan tersebut guru telah menerapkan pendekatan kontekstual yang mencakup tujuh komponen pokok, yaitu kontruktivisme Contructivisme, menemukan Inquiry, masyarakat belajar Learning Community, bertanya Questioning, pemodelan Modelling, refleksi Reflection, dan penilaian yang sebenarnya Assesment Autenthic. Pada awal pertemuan, guru melakukan apersepsi dengan tanya jawab tentang benda-benda yang disukai. Kegiatan ini sebagai wujud penerapan komponen bertanya questioning. Guru menunjuk salah satu siswa untuk membacakan tulisan deskripsi di depan kelas sebagai penerapan komponen permodelan modeling. Sebagai penerapan komponen masyarakat belajar learning community, guru memberikan tugas kelompok dan diskusi kepada siswa. Penerapan komponen menemukan inquiry, siswa menuliskan isi karangan bersama kelompoknya kemudian dilaporkan. Sedangkan untuk penerapan komponen konstruktivisme constructivism, siswa menggabungkan kalimat-kalimat yang telah dibuat menjadi sebuah paragraf. Penerapan komponen penilaian sebenarnya authentic assessment dilaksanakan pada proses penulisan dan hasil tulisan yang dibuat oleh siswa. Sedangkan penerapan refleksi reflection adalah pada akhir pembelajaran yaitu dengan tanya jawab tentang kekurangan yang masih ada dalam pembelajaran yang didapat untuk diperbaiki dalam pembelajaran siklus kedua. Pengamatan yang dilakukan tidak hanya pada siswa saja, namun guru juga diamati. Hal yang diamati adalah penerapan pendekatan kontekstual pada pembelajaran menulis deskripsi. Selain itu kegiatan evaluasi juga tidak terlepas dari pengamatan peneliti. Dari kegiatan tersebut, secara garis besar diperoleh gambaran tentang jalannya pembelajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan materi menulis deskripsi, yaitu sebagai berikut : a Sebelum melaksanakan kegiatan belajar-mengajar guru membuat rencana pembelajaran yang akan dijadikan pedoman dalam mengajar. commit to user 46 Rencana pembelajaran tersebut telah disesuaikan dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP tahun 2007. b Guru telah memberikan kegiatan pembelajaran menulis deskripsi melalui pendekatan kontekstual dengan baik. Maksudnya guru mengajar dengan arah dan tujuan yang jelas dan terencana. Guru juga berusaha untuk menciptakan pembelajaran secara kontekstual dan berusaha mengaja semua siswa untuk aktif dalam mengikuti proses pembelajaran. c Guru telah memotivasi siswa dalam diskusi tentang materi menulis deskripsi. Guru memancing siswa dengan teknik bertanya pada siswa. Pada awalnya, guru membuka pelajaran dengan melontarkan pertanyaan dengan sukarela namun karena tidak ada yang memberanikan diri, guru menunjuk siswa yang sudah guru hafal. Dari beberapa jawaban siswa tersebut masih tampak tidak tepat. d Siswa yang aktif selama pemberian apersepsi baru mencapai 50 10 siswa, sedangkan yang lain masih tampak sibuk dengan aktivitasnya sendiri. Indikator keaktifan ini dapat dilihat dari kesungguhan siswa dan kegairahan belajar dalam merespon guru dengan positif pada saat pelajaran dimulai. e Siswa yang aktif selama pemberian materi mencapai 60 12 siswa, sedangkan 40 lainnya kurang memperhatikan penjelasan guru. Mereka masih ada yang mengantuk, berbincang dengan teman, dan lain-lain. f Siswa yang aktif memperhatikan menulis deskripsi dengan pendekatan kontekstual mencapai 80 16 siswa, sedangkan yang lain kurang serius dalam memperhatikan menulis deskripsi. Keseriusan itu dapat dilihat dari sikap yang saksama dan mempunyai rasa ingin tahu akan isi tulisan deskripsi tersebut. g Siswa yang aktif dalam kegiatan diskusi mencapai 40 8 siswa, sedangkan 60 lainnya masih kurang aktif dan diam ketika ditanya oleh guru. commit to user 47 h Siswa aktif dalam membuat kerangka karangan deskripsi dan mengembangkan mencapai 45 9 siswa, sedangkan 55 lainnya masih tampak bermalas-malasan dalam mengerjakan. i Hasil tulisan deskripsi siswa masih belum jelas atau masih sulit dipahami, masih ada 9 siswa yang belum mencapai target nilai KKM 65. Siswa hanya menulis semua yang ingin diungkapkan dalam karangan tanpa memperhatikan ejaan dan tanda baca, bahkan ada tulisan deskripsi siswa yang penuh dengan coretan. 4 Analisis dan Refleksi Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan pada siklus I, peneliti dapat melakukan analisis dan refleksi sebagai berikut. a Permodelan dengan siswa yang ditunjuk berdasarkan siswa yang dihafal guru saja, ternyata kurang mendapatkan perhatian karena siswa sudah sering melihat penampilan dari siswa tersebut di depan kelas sebagai model dalam pembelajaran sebelumnya. Perbaikan pada siklus II yang digunakan sebagai model adalah siswa yang jarang maju di depan kelas. b Dalam mengerjakan tugas kelompok, banyak siswa yang kurang aktif, kebanyakan siswa hanya menghandalkan siswa yang pandai saja. Perbaikan pada siklus II, kelompok diacak kembali. c Hasil tulisan deskripsi siswa masih belum jelas atau masih sulit dipahami, hal ini dikarenakan penggunaan ejaan dan tanda baca kurang tepat, seperti kata mengganggu ditulis menganggu, seharus diberi koma , tidak diberi, seharusnya diberi tanda titik . namun tidak diberi. Perbaikan pada siklus II yaitu pelaksanaan pembelajaran menulis deskripsi dengan pendekatan kontekstual yang lebih menekankan pada ejaan dan tanda baca.

b. Siklus II 1 Perencanaan

Berdasarkan hasil analisis dan refleksi pada siklus I, disepakati bahwa siklus II perlu dilakukan tindakan lagi. Persiapan dan perencanaan tindakan dilakukan pada hari Jum’at, 21 Mei 2010 di ruang kelas V SD Negeri Begalon I Surakarta. Dalam kesempatan ini, peneliti commit to user 48 menyampaikan kelebihan dan kekurangan tindakan pada siklus I berdasarkan hasil observasi dan hasil tulisan deskripsi siswa. Selain itu, disepakati pula bahwa pada siklus II juga dilaksanakan dalam dua kali pertemuan, yaitu pada hari Sabtu, 22 Mei 2010 dan hari Senin, 24 Mei 2010 di ruang kelas V SD Negeri Begalon Surakarta. Untuk memperbaiki beberapa kekurangan dalam siklus I, disepakati hal-hal yang sebaiknya dilakukan oleh guru dalam proses pembelajaran menulis deskripsi pada siklus II. Hal-hal tersebut antara lain memilih siswa yang jarang maju di depan kelas sebagai model untuk menarik perhatian siswa yang lain. Pembentukan kelompok kerja baru lagi, hal ini ditujukan supaya siswa yang kurang membaur menjadi membaur, siswa yang kurang aktif dalam mengerjakan tugas menjadi aktif. Pembelajaran penulis deskripsi melalui pendekatan kontekstual pada siklus II ini lebih ditekankan pada penggunaan ejaan dan tanda baca yang tepat dalam kalimat. Hal ini disebabkan karena hasil tulisan deskripsi dari siswa masih sulit untuk dipahami, dan tanda baca yang digunakan masih banyak yang kurang tepat. Berdasarkan hal-hal tersebut, peneliti dan guru kemudian menyusun rencana pembelajaran menulis deskripsi dengan pendekatan kontekstual untuk pertemuan selanjutnya. Berdasarkan pertimbangan bersama, peneliti dan guru akan memfokuskan pembelajaran menulis deksripsi ini pada penggunaan ejaan dan tanda baca yang tepat. Adapun tahap perencanaan tindakan pada siklus II meliputi kegiatan berikut : a Peneliti bersama guru merancang skenario pembelajaran menulis deskripsi dengan menggunakan pendekatan kontekstual, yang akan dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 22 dan 24 Mei 2010. Pada pertemuan pertama, yaitu hari Sabtu tanggal 22 Mei 2010 pada jam ke- 3 dan ke-4 selama 70 menit. Selama waktu 70 menit tersebut digunakan untuk kegiatan awal 10 menit, untuk kegiatan inti pembelajaran 25 menit, dan untuk kegiatan akhir selama 35 menit. Pada hari kedua yaitu Senin tanggal 24 Mei 2010 juga pada jam ke-3 commit to user 49 dan ke-4 selama 70 menit, direncanakan untuk kegiatan awal pembelajaran selama 10 menit, untuk kegiatan inti selama 25 menit, dan untuk kegiatan akhir pembelajaran selama 35 menit. Pembelajaran yang direncanakan adalah pembelajaran menulis deskripsi yang dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan kontekstual. Pembelajaran pada siklus II ini lebih ditekankan pada penggunaan ejaan dan tanda baca dengan tepat. b Guru dan peneliti mempersiapkan media yang akan dipergunakan dalam pelaksanaan tindakan siklus II. Media yang digunakan dalam tindakan siklus II adalah teks karangan yang dibuat oleh guru. Penggunaan media ini bertujuan supaya siswa mampu menulis kembali karangan dengan perbaikan tanda baca berdasarkan karangan yang dibuat oleh guru. c Guru dan peneliti mempersiapkan lembar observasi. Lembar observasi ini untuk pengamatan terhadap guru dan siswa. d Guru dan peneliti menyiapkan pedoman wawancara sebagaimana yang telah dilaksanakan pada siklus I. 2 Pelaksanaan Tindakan Siklus II Sesuai rencana yang disepakati guru dan peneliti, tindakan pada siklus II dilaksanakan dalam dua kali pertemuan. Pertemuan pertama dua jam pelajaran 2 x 35 menit, yakni pada jam ke-3 dan ke-4, dilaksanakan di ruang kelas V SD Negeri Begalon I Surakarta. Dalam kegiatan belajar-mengajar pada siklus ini, guru mengaplikasikan solusi yang telah disepakati bersama peneliti untuk mengatasi kekurangan-kekurangan pada siklus I. Adapun urut-urutan pelaksanaan tindakan siklus II pertemua pertama adalah sebagai berikut : a Guru masuk kelas dan mengkondisikan siswa dengan mengucapkan salam b Guru menyampaikan kompetensi dasar, indikator, dan tujuan pembelajaran pada petemuan kali ini yaitu tentang menulis deskripsi commit to user 50 c Guru melakukan apersepsi dengan bertanya jawab tentang pelajaran yang lalu yaitu mengarang deskripsi dengan tema pasar. Kegiatan ini merupakan penerapan komponen bertanya questioning. d Salah satu siswa membacakan hasil karangan yang dibuat sendiri. PemodelanModelling e Guru menjelaskan penggunaan tanda baca yang tepat dalam kalimat. f Siswa melakukan diskusi kelas yang berkaitan dengan tanda baca yang digunakan dalam kalimat tersebut. g Siswa membentuk kelompok untuk mengidentifikasi tanda baca yang digunakan dalam salah satu karangan siswa masyarakat belajarlearning community. h Siswa melaporkan hasil tugas kelompok di depan kelas. i Dengan bimbingan guru, siswa mendiskusikan hasil identifikasi penggunaan tanda baca. j Siswa dan guru menyimpulkan hasil pembelajaran k Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mencari buku referensi tentang penggunaan tanda baca Ejaan Yang DisesuaikanEYD Pada pertemuan kedua tindakan siklus II, dilaksanakan pada hari Senin tanggal 24 Mei 2010 selama dua jam pelajaran 2 x 35 menit, yakni pada jam ke-3 dan jam ke-4 berada di ruang kelas V SD Negeri Begalon I Surakarta. Dalam pelaksanaan tindakan siklus II pertemuan kedua ini sama halnya pada pada pertemuan pertama yaitu guru bertindak sebagai pemimpin jalananya kegiatan belajar mengajar, sedangkan peneliti melakukan observasi atau pengamatan terhadap proses pembelajaran. Adapun urutan pelaksanaan tindakan siklus II pertemuan kedua adalah sebagai berikut: a Guru masuk kelas dan mengkondisikan siswa dengan mengucapkan salam b Guru melakukan apersepsi dengan bertanya jawab tentang tugas pada pertemuan sebelumnnya. Kegiatan ini merupakan penerapan komponen bertanya questioning. commit to user 51 c Siswa melaporkan hasil tugas pada pertemuan sebelumnya d Dengan bimbingan guru, siswa mendiskusikan hasil tugas penggunaan tanda baca. Kegiatan ini merupakan penerapan komponen masyarakat belajar learning community. e Siswa menulis kembali karangan yang dibuat guru dengan perbaikan tanda baca. Kegiatan ini merupakan penerapan komponen menemukan inquiry. f Siswa mengumpulkan hasil pekerjaan g Kegiatan akhir, siswa dan guru menyimpulkan hasil pembelajaran h Guru melakukan refleksi yaitu bertanya kepada siswa apakah siswa sudah paham tentang materi yang diberikan. Kegiatan ini merupakan penerapan komponen refleksi Reflection. 3 Pengamatan Kegiatan observasi atau pengamatan ini dimaksudkan agar dapat diketahui keberhasilan siklus II dalam mengatasi kekurangan pada siklus I. pelaksanaan tindakan pada siklus II juga dilakukan dua kali pertemuan.. Kegiatan belajar-mengajar berlangsung selama 2 x 35 menit. Kegiatan pengamatan dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung, yaitu pada hari Senin, 24 Mei 2010 di ruang kelas V SD Negeri Begalon I Surakarta pada jam ke-3 dan ke-4. Kegiatan pengamatan ini juga difokuskan pada situasi pembelajaran, kegiatan yang dilakukan guru, dan aktivitas siswa dengan mengacu pada pedoman observasi. Pada siklus II semua siswa hadir. Pada pelaksanaan tindakan siklus II pertemuan pertama dan pertemuan kedua guru mengajarkan materi menulis deskripsi dengan pendekatan kontekstual yang ditekankan pada penggunaan ejaan dan tanda baca. Pada saat proses pembelajaran berlangsung, peneliti berada di bangku paling belakang sebagai partisipasi pasif dan mengamati jalannya pembelajaran. Pada awal pertemuan pertama, guru mengkondisikan siswa kemudian melakukan apersepsi dengan bertanya tentang pelajaran yang commit to user 52 lalu yaitu mengarang deskripsi dengan tema pasar bertanyaquestioning. Kegiatan pembelajaran dilanjutkan dengan penampilan salah satu siswa membacakan hasil karangan yang dibuat sendiri PemodelanModelling. Kemudian guru menjelaskan penggunaan tanda baca yang tepat dalam kalimat. Setelah itu siswa membentuk kelompok untuk mengidentifikasi ejaan dan tanda baca yang digunakan dalam salah satu karangan siswa masyarakat belajarLearning Community, dilanjutkan dengan melakukan diskusi kelas yang berkaitan dengan tanda baca yang digunakan dalam kalimat tersebut, dan melaporkan hasil tugas kelompok di depan kelas. Kegiatan selanjutnya yaitu guru dan siswa menyimpulkan hasil pembelajaran. Tugas siswa adalah mencari referensi tentang penggunaan tanda baca Ejaan Yang DisesuaikanEYD. Pertemua kedua, pertama-tama guru mengkondisikan siswa, yang dilanjutkan dengan memberikan apersepsi dengan menanyakan tugas pada pertemuan sebelumnya bertanyaquestioning. Kemudian siswa melaporkan hasil tugas pada pertemuan sebelumnya, dilanjutkan siswa mendiskusikan hasil tugas penggunaan tanda baca kontruktivismecontructivism. Kegiatan berikutnya adalah siswa menulis kembali karangan dengan perbaikan tanda baca berdasarkan karangan yang dibuat guru, setelah selesai langsung dikumpulkan, setelah itu siswa dan guru menyimpulkan hasil pembelajaran. Kegiatan terakhir yaitu guru melakukan refleksi dengan bertanya kepada siswa apakah siswa sudah paham tentang materi yang diberikan RefleksiReflection. Berdasarkan pengamatan terhadap proses pembelajaran menulis deskripsi pada siklus II, terjadi peningkatan kualitas pembelajaran, hal ini dapat diketahui dari keaktifan, keberanian, kreatifitas, dan inisiatif siswa yang meningkat dari siklus I. Secara lebih rinci, observasi yang telah dilakukan mendapatkan beberapa hal berikut ini. a Keaktifan siswa selama pembelajaran menulis deskripsi mencapai 70. Hal ini diindikasikan oleh hal-hal yang disebutkan di atas. Penghitungan dilakukan dengan lembar observasi yang telah disusun commit to user 53 terhadap jumlah siswa yang tampak aktif selama pembelajaran berlangsung, yaitu sebanyak 14 siswa. b Kemampuan siswa dalam mengembangkan ide ke dalam tulisan deskripsi mencapai 60. Hal ini diamati dari hasil pekerjaan siswa berupa tulisan deskripsi dan dihitung dari jumlah siswa yang mampu mengembangkan ide tulisan dengan baik, yaitu sebanyak 12 siswa. c Ketuntasan hasil belajar menulis deskripsi mencapai 65. Hal ini terlihat dari hasil kerja siswa berupa tulisan deskripsi dan dihitung dari jumlah siswa yang memperoleh nilai 65 ke atas, yaitu sebanyak 13 siswa. 4 Refleksi Hasil belajar siswa keterampilan menulis deskripsi pada siklus II ini sudah cukup bagus, namun belum mencapai indikator yang diharapkan peneliti. Hal ini dikarenakan dalam proses belajar mengajar masih terdapat kelemahan-kelemahan dari siswa. Ditemukan bahwa siswa merasa kurang memahami instruksi yang diberikan guru. Siswa mengira guru menyuruh siswa untuk menulis kembali karangan yang dibuat guru. Beberapa siswa masih tampak bertanya pada guru dengan instruksi yang diberikan. Hal ini diatasi oleh guru dengan menekankan perintah untuk menulis kembali karangan dengan perbaikan tanda baca berdasarkan karangan yang dibuat guru. Dari segi hasil tulisan deskripsi, masih terlihat kelemahan yaitu pada keruntutan cerita yang dibuat masih sangat kurang. Di samping itu keberanian siswa dalam bertanya pada guru juga masih kurang, sebagian siswa masih malu bertanya kepada gurunya, siswa memilih untuk bertanya pada sesama temannya yang sudah mengerti. Perbaikan pembelajaran menulis deskripsi pada siklus III lebih ditekankan pada penulisan cerita yang runtut. commit to user 54

c. Siklus III 1 Perencanaan

Tahap ini dilaksanakan pada hari Selasa, 25 Mei 2010. Perencanaan dilakukan di ruang kelas V SD Negeri Begalon I Surakarta. Pelaksanaan tindakan pada siklus III disepakati dua kali pertemuan, masing-masing pertemuan adalah dua jam pelajaran 2 x 35 menit yaitu pada jam ke-3 dan jam ke-4. Pelaksanaan tindakan siklus III dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 27 Mei 2010 dan hari Sabtu tanggal 29 Mei 2010 di ruang kelas V SD Negeri Begalon I Surakarta. Dalam diskusi dengan guru disepakati beberapa hal untuk meminimalkan kekurangan pada siklus II. Tahap perencanaan tindakan siklus III meliputi kegiatan sebagai berikut : a Guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP untuk materi menulis deskripsi, yang dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 27 dan hari Sabtu tanggal 29 Mei 2010. Pelaksanaan masing-masing pertemuan dilaksanakan selama dua jam pertemuan 2 x 35 menit atau selama 70 menit pada jam ke-3 dan jam ke-4. b Guru dan peneliti mempersiapkan lembar observasi. Lembar observasi ini untuk pengamatan terhadap guru dan siswa. c Peneliti beserta guru menyusun pedoman wawancara sebagaimana yang dtelah dilaksanakan pada siklus II. 2 Pelaksanaan Siklus III Sesuai rencana, tindakan pada siklus III pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 27 Mei 2010 jam ke 3 dan 4 di ruang kelas V SD Negeri Begalon I Surakarta. Dalam kegiatan ini guru mempertahankan tekniknya dalam mengajar dan mengaplikasikan solusi yang telah disepakati dengan peneliti untuk meminimalkan kekurangan pada siklus II. Pelaksanaan tindakan siklus III pertemuan pertama ini guru kelas bertindak sebagai pemimpin jalannya kegiatan belajar mengajar. Peneliti commit to user 55 melakukan observasi atau pengamatan terhadap proses pembelajaran sama halnya dengan siklus I dan II. Pada pertemuan pertama ini kegiatan belajar-mengajar diawali dengan pemberian apersepsi berupa pemberian pertanyaan tentang pelajaran yang lalu yaitu tanda baca dalam karangan BertanyaQuestioning. Hal tersebut dilakukan untuk penyegaran kembali kondisi siswa guna mengembalikan ingatan mereka pada materi pelajaran yang telah dilaksanakan pada pertemuan sebelumnya. Guru membagikan hasil karangan pada pertemuan yang lalu. Kemudian siswa membentuk kelompok untuk mengidentifikasi kesalahan dalam karangan yang telah dibuat pada siklus II dilihat dari urutan cerita MenemukanInquiry, dilanjutkan dengan melaporkan hasil kerja kelompoknya. Setelah itu siswa mendiskusikan kesalahan urutan kalimat dalam karangan. Pada kegiatan akhir pembelajaran, guru dan siswa menyimpulkan hasil pembelajaran. Setelah guru memberikan tugas untuk menulis deskripsi tentang alat peraga yang ditunjukkan oleh guru. Tindakan siklus III pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 29 Mei 2010 pada jam ke-3 dan ke-4 selama 70 menit di ruang kelas V SD Negeri Begalon I Surakarta. Pelaksanaan tindakan pertemuan kedua ini sama halnya pada pertemuan pertama yaitu guru bertindak sebagai pemimpin jalananya kegiatan belajar mengajar, sedangkan peneliti melakukan observasi atau pengamatan terhadap proses pembelajaran. Adapun urutan pelaksanaan tindakan siklus III pertemua kedua adalah sebagai berikut : a Pembelajaran diawali dengan apersepsi, yaitu bertanya jawab tentang pelajaran yang lalu yaitu urutan cerita dalam karangan. b Guru membagikan hasil karangan pada pertemuan yang lalu c Siswa membentuk kelompok untuk menyebutkan benda yang ada di dalam ruang kelas mulai dari yang besar sampai yang kecil. d Siswa menceritakan benda-benda yang ada di ruang kelas dalam bentuk kalimat. commit to user 56 e Guru membimbing siswa untuk menggabungkan kalimat-kalimat tersebut menjadi karangan yang yang baik. f Kegiatan akhir pembelajaran, guru memberikan tugas kepada siswa untuk mendeskripsikan ruang kelas dalam bentuk karangan yang runtut dan memperhatikan pengguaan ejaan yang tepat. g Menyimpulkan hasil pembelajaran 3 Pengamatan Kegiatan pengamatan dilakukan pada saat pembelajaran menulis deskripsi berlangsung dengan pendekatan kontekstual yang ditekankan pada keruntutan cerita dalam karangan deskripsi. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan dengan dua kali pertemuan, yaitu pertemuan pertama pada hari Kamis, 27 Mei 2010 dan pertemuan kedua pada hari Sabtu, 29 Mei 2010. Masing-masing pertemuan dilaksanakan pada jam ke-3 dan jam ke-4 di ruang kelas V SD Negeri Begalon I Surakarta. Seperti pengamatan pada siklus sebelumnya, pengamatan difokuskan pada kegiatan guru di kelas, keaktifan siswa dalam pembelajaran menulis, serta situasi pembelajaran yang terbangun. Peneliti duduk di bangku paling belakang untuk mengamati pembelajaran dengan berpedoman pada lembar observasi yang telah disusun bersama guru. Pada pertemuan pertama dan kedua, semua siswa hadir. Pada kegiatan pembelajaran siklus III, guru terlihat lebih siap dari segi perencanaan maupun materi. Saat pembelajaran dimulai, siswa sudah dikondisikan dengan baik. Siswa sudah berada di bangkunya masing- masing dengan tertib. Setelah semua siswa tertib, guru memulai kegiatan pembelajaran. Pada tindakan siklus III, keaktifan siswa dalam merespon pertanyaan yang dilontarkan guru semakin terlihat. Hal ini disebabkan oleh tema sangat dekat dengan dunia siswa, yaitu mengenai benda-benda yang ada di ruang kelas. Benda-benda tersebut juga mampu menambah referensi guru sehingga guru dapat menambahkan informasi sebagai bahan menulis siswa ke dalam tulisan deskripsi. commit to user 57 Berdasarkan pengamatan terhadap proses pembelajaran menulis deskripsi, diperoleh gambaran aktivitas menulis deskripsi selama kegiatan belajar mengajar berlangsung yaitu sebagai berikut : a Keaktifan siswa selama pembelajaran menulis deskripsi mencapai 80. Penghitungan dilakukan dengan lembar observasi yang telah disusun terhadap jumlah siswa yang tampak aktif selama pembelajaran berlangsung, yaitu sebanyak 16 siswa. Siswa yang tampak pasif lebih berkurang dari siklus sebelumnya. Hal ini disebabkan guru telah mampu mengondisikan kelas dan memposisikan diri dengan baik. Guru lebih fleksibel dan sering berkeliling untuk membimbing siswa dalam proses menulis. b Kemampuan siswa dalam mengidentifikasi kesalahan dalam karangan yang telah dibuat pada siklus II dilihat dari urutan cerita MenemukanInquiry mencapai 90. Hal ini diamati dari hasil kerja siswa berupa tulisan deskripsi dan dihitung dari jumlah siswa yang mampu menulis deskripsi dengan benar, yaitu sebanyak 18 siswa. c Siswa yang mampu mendeskripsikan ruang kelas dalam bentuk karangan yang runtut dan memperhatikan pengguaan ejaan yang tepat sebesar 90. Hal ini diamati dari hasil kerja siswa yang berupa: menceritakan benda-benda yang ada di ruang kelas dalam bentuk kalimat, dan menggabungkan kalimat-kalimat tersebut menjadi karangan yang baik, yaitu sebanyak 18 siswa. d Ketuntasan hasil belajar menulis deskripsi mencapai 90 atau 18 siswa, yang berarti hanya tinggal dua siswa yang belum mencapai target KKM 65. Hal ini terlihat dari hasil kerja siswa berupa tulisan deskripsi dan dihitung dari jumlah siswa yang mencapai nilai 65 ke atas. 4 Refleksi Berdasarkan hasil pengamatan peneliti pada siklus III, dapat dikemukakan beberapa hal, yaitu kualitas pembelajaran menulis deskripsi mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari tercapainya indikator yang telah commit to user 58 ditetapkan, yaitu keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran, dan kemampuan siswa dalam menulis deskripsi, siswa telah mampu menghasilkan kosakata yang bervariatif, siswa mampu menyesuaikan antara judul dengan isi tulisan, siswa mampu menyesuaikan isi tulisan dengan objek yang diamati, dan siswa mampu menghasilkan tulisan yang sesuai dengan ejaan yang benar. Beberapa kekurangan yang terjadi pada siklus II juga dapat teratasi pada siklus III. Teknik mengajar yang dilakukan guru terbukti dapat meningkatkan keaktifan dan kemampuan siswa dalam menulis deskripsi, yaitu sebesar 80. Guru telah berhasil membangkitkan gairah belajar siswa dengan membangun suasana belajar yang menyenangkan yaitu dengan menggunakan pendekatan kontekstual. Dilihat dari segi hasil pembelajaran, 18 siswa dapat mencapai batas kriteria kelulusan minimal, hal ini terlihat dari skor tulisan mereka yang mencapai skor 65 ke atas. Keberhasilan juga dapat dilihat dari tercapainya beberapa indikator yang telah ditetapkan. Berdasarkan pengamatan dan analisis hasil tulisan siswa maka guru dan peneliti sepakat untuk mengakhiri siklus tindakan penelitian dalam pembelajaran menulis deskripsi melalui pendekatan kontekstual ini. commit to user 59

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dokumen yang terkait

Pengaruh penerapan pendekatan contextual teaching and learning terhadap keterampilan menulis surat pada siswa kelas iv SDN Cikarang Kota 04

0 9 0

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS DESKRIPSI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V SD NEGERIKEPATIHAN SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009 2010

0 5 17

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS DESKRIPSI MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA SISWA KELAS IV SD KRISTEN MANAHAN SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009 2010

1 6 92

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERMULAAN MELALUI MODEL QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS 2 SD NEGERI KARANGASEM 1 LAWEYAN SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009 2010

0 7 84

PENINGKATAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA DENGAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA SISWA KELAS X SMA MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010.

0 0 8

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI MELALUI PENDEKATAN CONTEKSTUAL TEACHING AND LEARNING PADA SISWA KELAS VIID SMP NEGERI 2 SIDOHARJO TAHUN AJARAN 2009/2010.

0 1 8

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS DESKRIPSI DENGAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA SISWA KELAS X SMK MUHAMMADIYAH I SURAKARTA.

0 0 7

Peningkatan Keterampilan Menulis Narasi Melalui Pendekatan Contextual Teaching and Learning Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri I Tambaknegara Banyumas.

0 0 1

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI.

0 0 1

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI MELALUI PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) PADA SISWA KELAS V SDN BANYUMENENG GIRIHARJO PANGGANG GUNUNGKIDUL.

0 1 224