26
objek dan standarnya jelas. akan datang yang
kepastiannya sangat tergantung dari asumsi-
asumsi yang dipakai.
Dasar yuridis Harus dilaksanakan secara
rutin. Merupakan hak
manajemen untuk untuk melaksanakan sesuai
dengan kebutuhannya.
Pihak yang memerlukan audit.
Berbagai pihak yang mempunyai kepentingan
langsung maupun kepentingan tidak langsung
dengan entitas yang bersangkutan.
Pihak intern, yaitu anggota top management,
komisaris, pemegang saham, dan juga pegawai
entitas sebagai pelaksana.
Sifat evaluasi Pembahasan yang
dilakukan adalah pada data- data yang aktual, yang telah
terjadi. Orientasi pembahasan
lebih banyak ditekankan pada masalah-masalah
potensial yang akan datang.
2.4.2 Tujuan Audit Manajemen
Menurut Guy, et al 2003:421, audit manajemen biasanya dirancang untuk memenuhi tujuan berikut:
1. Menilai Kinerja Penilaian kinerja dilakukan dengan membandingkan kegiatan
organisasi dengan tujuan, kebijakan, standar, dan sasaran organisasi yang ditetapkan manajemen atau pihak yang menugaskan atau dengan
kriteria penilaian lain yang sesuai.
2. Mengidentifikasi Peluang Perbaikan Auditor dapat mengidentifikasi peluang perbaikan tertentu dengan
mewawancarai individu apakah dari dalam atau dari luar organisasi, mengobservasi operasi, menelaah laporan masa lalu atau masa
berjalan, mempelajari transaksi, membandingkan dengan standar industri, menggunakan pertimbangan profesional berdasarkan
pengalaman, atau menggunakan sarana dan cara lain yang sesuai.
Tabel 2.1 Perbedaan Audit Manajemen dengan Audit Laporan Keuangan
Diolah dari Muljono 2002: 39
Universitas Sumatera Utara
27
3. Mengembangkan Rekomendasi untuk Perbaikan atau Tindakan Lebih Lanjut
Sifat dan luas rekomendasi akan berkembang secara beragam selama pelaksanaan audit operasioanal. Dalam banyak hal, auditor dapat
membuat rekomendasi tertentu. Dalam kasus lainnya, mungkin diperlukan studi lebih lanjut di luar ruang lingkup penugasan, di mana
auditor dapat menyebutkan alasan mengapa studi lebih lanjut di bidan tertentu dianggap tepat.
2.4.3 Pelaksanaan Audit Manajemen
Audit manajemen dapat dilaksanakan oleh pihak internal internal auditor maupun pihak eksternal konsultan manajemen. Namun terlepas dari siapa
pelaksana audit, ada beberapa kualitas yang perlu dipenuhi oleh pelaksana audit dikutip dari Siagian 2004:28, yaitu:
1. Gaya Berpikir yang Inkuisitif. Gaya berpikir yang inkuisitif pada intinya berarti lebih banyak
menanyakan pertanyaan mengapa dan kurang menanyakan apa dan bagaimana. Artinya, dengan gaya demikian yang menjadi sorotan
perhatian ialah menemukan jawaban yang tidak konvensional dan tidak puas dengan cara bertindak dan cara berbuat tertentu hanya
karena cara itu populer.
2. Cara Berpikir yang Analitik. Cara berpikir yang analitik memungkinkan seseorang melakukan
diagnosa yang tepat tentang hakikat yang sesungguhnya dari permasalahan dan dengan demikian mempermudah tugas menentukan
terapi yang paling tepat.
3. Kemampuan Menggunakan Pendekatan Multidisipliner Pelaksana kegiatan audit harus mampu memilih dan menentukan
disiplin ilmiah apa yang dapat membantunya dalam menyelesaikan tugasnya dengan baik.
4. Kemahiran Menggunakan Berbagai Teknik Audit Hal ini penting karena tidak ada satu teknik yang tepat digunakan
untuk melakukan semua bentuk audit dalam satu perusahaan, apalagi untuk digunakan dalam berbagai jenis perusahaan. Teknik yang
Universitas Sumatera Utara
28
digunakan haruslah bersifat spesifik dalam arti cocok dengan keinginan manajemen puncak dan kebutuhan organisasi yang diaudit.
5. Keterampilan Berkomunikasi dengan Efektif Pada setiap tahap pelaksanaan tugasnya, pelaksana audit selalu
berkomunikasi dengan berbagai pihak, termasuk pada akhir tugasnya yaitu menyusun laporan untuk diserahkan dan dipresentasikan kepada
manajemen puncak. Tugas audit yang dipercayakan akan berjalan lebih lancar apabila pelaksana audit mampu menjual idenya dan
menjelaskan teknik yang akan digunakannya kepada berbagai pihak.
2.4.4 Tahapan dalam Pelaksanaan Audit Manajemen