TB Paru kasus kambuh pada laki-laki adalah 66,7 sedangkan pada perempuan adalah 33,3.
Hasil diatas menunjukkan baik pada kasus baru dan kasus kambuh relaps proporsi yang tertinggi adalah laki-laki. Hal ini karena ditemukannya lebih
banyak penderita DM tipe 2 dengan komplikasi TB Paru yang berjenis kelamin laki-laki dibanding perempuan maka hasil yang didapat proporsi laki-laki jauh
lebih tinggi dibanding perempuan. Dari hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi-square diperoleh
p=0,564 berarti tidak ada perbedaan yang bermakna antara proporsi jenis kelamin berdasarkan proporsi tipe penderita.
5.9.3 Lama Rawatan Rata-Rata Berdasarkan Tipe Penderita
Gambar 5.15 Diagram Bar Distribusi Lama Rawatan Rata-Rata Penderita
DM Tipe 2 dengan Komplikasi TB Paru yang Dirawat Inap Berdasarkan Tipe Penderita di Rumah Sakit Umum Daerah
Hadrianus Sinaga Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2011-2016
4,83 5,7
1 2
3 4
5 6
Kasus Baru Kasus Kambuh Relaps
Lama Rawatan Rata-Rata Hari
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5.16 di atas menunjukkan bahwa lama rawatan rata-rata penderita DM tipe 2 dengan komplikasi TB Paru paling lama adalah pada kasus
kambuhrelaps yaitu selama 5,7 hari. Lama rawatan rata-rata penderita kasus baru adalah 4,83 hari.
Hal ini sesuai dengan penelitian Parulian 2015 di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2013 bahwa penderita kasus kambuhlalaigagal
mempunyai lama rawatan yang paling lama diatas 5 hari yaitu selama 7,5 hari. Karena pada kasus kambuh membutuhkan perawatan yang lebih intensif
dan lebih banyak disertai dengan penyakit komplikasi dan penyakit penyerta lain sehingga mempengaruhi lamanya rawatan. Pada kasus baru penderita dirawat 5
hari yaitu 4,83 hari yang menunjukkan bahwa pada kasus baru yang belum mendapatkan OAT dapat dilakukan rawat jalan.
5.9.4 Hasil Pemeriksaan Dahak Mikroskopis Berdasarkan Tipe Penderita
Gambar 5.16 Diagram Bar Distribusi Proporsi Hasil Pemeriksaan Dahak
Mikroskopis Penderita DM Tipe 2 dengan Komplikasi TB Paru yang Dirawat Inap Berdasarkan Tipe Penderita di
Rumah Sakit Umum Daerah Hadrianus Sinaga Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2011-2016
86,2 78,8
13,8 21,2
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
Kasus Baru Kasus Kambuh Relaps
P rop
or si
Tipe Penderita
BTA Negatif BTA Positif
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5.17 di atas menunjukkan bahwa proporsi penderita DM tipe 2 dengan komplikasi TB Paru kasus baru pada BTA negatif adalah 86,2
sedangkan pada BTA positif adalah 13,8. Proporsi penderita DM tipe 2 dengan komplikasi TB Paru kasus kambuh pada BTA negatif adalah 78,8 sedangkan
pada BTA positif adalah 21,2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih banyak penderita BTA negatif
pada kasus baru maupun kasus kambuh. Hal ini karena terdapat perbedaan proporsi yang sangat jauh lebih tinggi penderita BTA negatif daripada penderita
BTA positif. Sehingga baik di kasus lama maupun kasus baru yang terbanyak adalah penderita DM tipe 2 dengan komplikasi TB Paru yang BTA negatif.
Dari hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi-square diperoleh p=0,359 berarti tidak ada perbedaan yang bermakna antara proporsi pemeriksaan
dahak mikroskopis berdasarkan proporsi tipe penderita.
Universitas Sumatera Utara
5.9.5 Lama Rawatan Rata-Rata Berdasarkan Sumber Biaya