5.2.6. Analisis Outcome Pasien TB Paru
Peneliti menemukan bahwa sebanyak 15 orang 7,3 pasien meninggal dengan penyebab utama kematian adalah sepsis. Pasien
meninggal dijumpai lebih banyak pada kelompok pasien dengan komorbiditas yaitu berjumlah 13 orang 6,3, sedangkan pada kelompok
pasien tanpa komorbiditas hanya 2 orang 1. Dalam hal ini dapat terlihat bahwa angka kematian pada pasien yang memiliki komorbiditas enam kali
lebih tinggi dibandingkan dengan pasien tanpa komorbiditas. Hal ini sesuai dengan penelitian Hansel, et al. 2004 yang menemukan bahwa adanya
komorbiditas akan meningkatkan angka kematian pada pasien TB Paru. Peneliti menemukan pasien yang pulang sebelum menyelesaikan
perawatannya di rumah sakit PAPS berjumlah 47 orang 23,8, dimana 43 orang diantaranya memiliki komorbiditas. Gunawan 2012 dalam studi
systematic review-nya menemukan bahwa dua alasan utama pasien pulang paksa adalah ketidak puasan pasien terhadap pelayanan yang diberikan dan
tingginya tarif pelayanan kesehatan di rumah sakit, terutama bagi pasien
tanpa asuransi. 5.2.7. Analisis Lama Rawat Inap Pasien TB Paru
Pasien TB paru yang dirawat inap dalam penelitian ini paling banyak dirawat selama 1-10 hari yaitu 136 orang 66 dimana pasien
dengan komorbiditas jumlahnya mencapai 127 orang 61,7. Terdapat 50 pasien 24,3 yang dirawat inap selama 11-20 hari dan jumlahnya juga
lebih banyak dijumpai pada kelompok dengan komorbiditas yaitu 42 orang 20,4. Bahkan terdapat 20 pasien dengan komorbiditas yang dirawat inap
hingga lebih dari 20 hari 21-30 hari sebanyak 13 orang {6,3} dan 31-40 hari sebanyak 7 orang {3,4}. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian
Hansel, et al. 2011 yang menyatakan bahwa dengan adanya komorbiditas, lama rawat inap pasien akan menjadi lebih lama dibandingkan pasien tanpa
komorbiditas.
Universitas Sumatera Utara
Tanpa memandang ada atau tidaknya komorbiditas, lama rawat inap rata-rata pasien dalam penelitian ini adalah 10 hari. Deghani, et al.
2011 mendapati bahwa rata-rata lama rawat inap pasien TB Paru di Canada selama 1997-2003 dari 563 pasien adalah 17 hari, dengan paling
banyak pasien 64 dirawat selama 14 hari atau lebih. Hal ini berbeda dengan Devi, et al. 2003 yang melaporkan bahwa rata-rata pasien TB di
Rumah Sakit Ispat, India menjalani rawat inap paling tidak selama dua bulan demi kesuksesan pemberian OAT fase intensif.
Universitas Sumatera Utara
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh, maka kesimpulan yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Komorbiditas pada pasien TB Paru yang dirawat inap di Ruang Rawat
Penyakit Dalam RSUP Haji Adam Malik periode Juli 2010 – Juni 2010 adalah infeksi HIV sebanyak 96 kasus 46,6, infeksi oportunistik akibat
HIV sebanyak 59 kasus 28,6, anemia penyakit kronik dan DM Tipe 2 masing-masing sebanyak 29 kasus 14,1.
2. Jumlah pasien TB Paru yang dirawat inap di Ruang Rawat Penyakit Dalam
RSUP Haji Adam Malik periode Juli 2010 – Juni 2010 totalnya berjumlah 206 pasien. Pasien yang tidak memiliki komorbiditas sebanyak 17 orang
8,3 dan pasien yang memiliki komorbiditas berjumlah 189 pasien 91,7.
3. Karakteristik pasien TB Paru yang dirawat inap di Ruang Rawat Penyakit
Dalam RSUP Haji Adam Malik periode Juli 2010 – Juni 2010 yaitu sebagian besar berjenis kelamin laki-laki sebanyak 130 orang 63,1,
berada pada kelompok usia 21-30 tahun 29,6, dengan pendidikan terakhir SLTA yakni sebanyak 99 orang 48,1, serta bekerja sebagai
wiraswasta sebanyak 70 orang 34. 4.
Outcome pasien TB Paru yang dirawat inap di Ruang Rawat Penyakit Dalam RSUP Haji Adam Malik periode Juli 2010 – Juni 2010 adalah
sebagian besar pasien yakni 144 pasien 69,9 pulang berobat jalan setelah selesai dirawat inap. Jumlah pasien yang meninggal totalnya
mencapai 15 pasien 7,3 dan lebih banyak dijumpai pada pasien dengan komorbiditas yaitu 13 pasien 6,3. Terdapat 47 pasien 22,8 yang
outcome-nya tidak dapat diketahui akibat PAPS dan kejadian ini juga lebih
Universitas Sumatera Utara