2.1.4. Patogenesis
Transmisi paling umum M. tuberculosis dari seseorang dengan infeksi TB aktif via inhalasi droplet yang melayang di udara saat pasien batuk, bersin, atau
bicara. Droplet kering dan kecil berdiameter 5-10 µm ini dapat terlarut di udara dalam beberapa jam dan mencapai saluran napas terminal bila terinhalasi.
Setiap kali batuk terdapat kurang lebih 3000 droplet infeksius dikeluarkan Raviglione OBrien, 2008. Partikel infeksi ini dapat menetap dalam udara
bebas selama 1-2 jam bahkan berbuan-bulan tergantung sinar matahari, kelembapan, dan ventilasi Amin Bahar, 2009.
Penularan lebih mudah terjadi bila ada hubungan yang erat dan lama dengan penderita TB Paru aktif, yakni golongan penderita yang lebih dikenal sebagai
open case. Bentuk penularan yang lain adalah melalui debu yang beterbangan di udara yang mengandung basil TB Alsagaff Mukty, 2010.
Beberapa faktor yang mempengaruhi kemungkinan seseorang terinfeksi TB diantaranya:
1 Derajat infeksius pasien sumber infeksi Raviglione OBrien, 2008
2 Durasi dan kekerapan kontak dengan pasien infeksius Raviglione
OBrien, 2008 3
Daya tahan tubuh pejamu Alsagaff Mukty, 2010 4
Lingkungan dimana proses kontak dengan sumber infeksi berlangsung Depkes RI, 2006
a Tuberkulosis Primer
Tuberkulosis primer adalah bentuk penyakit yang terjadi pada orang yang belum pernah terpajan, sehingga tidak pernah tersensitasi Maitra Kumar,
2007. Pada daerah yang transmisi TB nya tinggi, bentuk ini umum dijumpai pada anak-anak Raviglione OBrien, 2008. Pada pasien berusia lanjut dan pengidap
imunosupresi berat mungkin kehilangan sensitivitas mereka terhadap basil tuberkel sehingga dapat menderita TB primer lebih dari sekali. Sumber organisme
Universitas Sumatera Utara
dalam bentuk ini adalah eksogen. Hanya sekitar 5 dari mereka yang baru terinfeksi kemudian memperlihatkan gejala penyakit Maitra Kumar, 2007.
Kuman dibatukkan menjadi droplet nuklei dalam udara sekitar kita oleh pasien terinfeksi. Bila partikel infeksi ini terhirup oleh orang sehat, ia akan
menempel pada saluran napas atau jaringan paru Amin Bahar, 2009. Karena udara yang diinspirasi paling banyak terdistribusi pada paru bagian tengah dan
bawah, maka bagian ini jugalah yang paling umum terlibat dalam tuberkulosis primer Raviglione OBrien, 2008.
Partikel dapat masuk ke alveolar bila ukuran partikel 5µm. Kuman ini dihadapi pertama kali oleh neutrofil, kemudian oleh makrofag. Kebanyakan
partikel ini akan mati atau dibersihkan oleh makrofag keluar dari percabangan trakeobronkial bersama gerakan silia dan sekretnya. Bila kuman menetap di
jaringan paru, kuman akan berkembang biak dalam makrofag. Di sini ia dapat terbawa masuk ke organ tubuh lainnya. Kuman yang bersarang di jaringan paru
akan berbentuk sarang TB pneumonia kecil dan disebut sarang primer atau afek primer atau sarang fokus Gohn. Sarang primer ini dapat terjadi di setiap bagian
jaringan paru. Bila menjalar ke pleura maka terjadilah efusi pelura. Bila masuk ke arteri pulmonalis maka terjadi penjalaran ke seluruh bagian paru menjadi TB
milier Amin Bahar, 2009. Dari sarang primer akan timbul peradangan saluran getah bening menuju
hilus limfangitis lokal dan juga diikuti pembesaran kelenjar getah bening hilus limfadenitis regional. Sarang primer, limfangitis lokal, dan limfadenitis regional
kini disebut kompleks primer Ranke. Semua proses ini memakan waktu 3-8 minggu. Kompleks primer ini selanjutnya akan menjadi:
1 Sembuh sama sekali tanpa meninggalkan cacat ini yang banyak
terjadi 2
Sembuh dengan meninggalkan sedikit bekas berupa garis-garis fibrotik, kalsifikasi di hilus, keadaan ini terdapat pada lesi penumonia
yang luasnya 5mm dan ± 10 diantaranya dapat terjadi reaktivasi lagi karena kuman yang dormant
Universitas Sumatera Utara
3 Berkomplikasi dan menyebar secara: perkontuinatum menyebar ke
sekitarnya; secara bronkogen pada paru yang bersangkutan maupun baru di sebelahnya, kuman dapat juga tertelan bersama sputum dan
ludah sehingga menyebar ke usus; secara limfogen ke organ tubuh lainnya; dan secara hematogen ke organ tubuh lainnya Amin
Bahar, 2009. Bentuk ini sering disebut sebagai TB primer progresif yang sering terjadi pada orang dengan gangguan sistem imun,
misalnya HIVAIDS dimana pasien tidak mampu membentuk reaksi imunologik yang diperantarai CD4 untuk menahan infeksi Maitra
Kumar, 2007.
b Tuberkulosis Pascaprimer
TB pascaprimer yang sering disebut TB dewasa atau TB sekunder merupakan pola penyakit yang terjadi pada pejamu yang telah tersensitasi. Bentuk
ini umumnya berasal dari reaktivasi endogen infeksi laten berasal dari fokus lamadormant di dalam paru yang mengalami kekambuhan Alsagaff Mukty,
2010. Bentuk ini juga dapat terjadi akibat reinfeksi eksogen karena berkurangnya proteksi yang dihasilkan penyakit primer atau karena besarnya inokulum basil
hidup Maitra Kumar, 2007. TB sekunder sering terjadi karena imunitas menurun seperti pada pasien dengan malnutrisi, alkohol, penyakit maligna, DM,
HIVAIDS, dan gagal ginjal Amin Bahar, 2009. TB dewasa biasanya terlokalisir pada segmen apikal-posterior lobus superior dimana tekanan rata-rata
oksigennya lebih tinggi daripada bagian bawah Raviglione OBrien, 2008. Karena sudah terdapat hipersensitivitas, basil memicu respon jaringan yang
segera dan nyata yang cenderung membatasi fokus Maitra Kumar, 2007. Sarang dini ini mula-mula juga berbentuk sarang pneumonia kecil. Dalam 3-10
minggu sarang ini menjadi granuloma yang terdiri dari sel-sel Histiosit dan sel Datia Langhans yang dikelilingi oleh sel limfosit dan berbagai jaringan ikat
Amin Bahar, 2009. Tergantung dari jumlah kuman, virulensi-nya, dan imunitas pasien sarang
ini dapat diiresopsi kembali dan sembuh tanpa meninggalkan cacat, meluas dan
Universitas Sumatera Utara
menyembuh dengan fibrotik dan perkapuran, atau meluas dan mengalami nekrosis kaseosa membentuk kavitas. Kavitas tersebut dapat meluas dan membentuk
sarang pneumonia baru, membentuk tuberkuloma, atau menyembuh membentuk kavita terbuka yang sembuh Amin Bahar, 2009.
2.1.5. Diagnosis